5

7.3K 865 30
                                    





Titan : cepetan gua udh tnggu di parkiran









Setelah membaca pesan yang baru saja terkirim itu, Jisoo mendesah pelan kemudian melepas sapu yang tadinya ia pakai untuk membersihkan kelas. Jisoo meraih tasnya kemudian berjalan keluar kelas. Jisoo berhenti di kelas sebelah, kelasnya Irene.

"Irene mana?" tanya Jisoo pada Sella yang kebetulan sedang berdiri di depan kelas sambil memainkan ponsel. Sella menunjuk ke dalam membuat Jisoo mengikuti arah telunjuknya. Irene sedang membereskan barang-barangnya.

"Rene, cepetan." Ucap Jisoo. Irene menoleh kemudian mengangguk.

"Sell, gua duluan." Ucap Irene kemudian berjalan bersama Jisoo menuju parkiran.

Sampai disana, benar saja Titan sudah menunggu. Tapi tidak sendiri melainkan bersama seorang cowok. Titan menoleh saat merasa Jisoo dan Irene sudah berada di dekatnya.

Jisoo menoleh ke arah cowok itu. Eh? Itu kan cowok tadi pagi?

"Eh, Rene. Kenalin, temen gua, Arjuna." Ucap Titan.

Si Arjuna senyum kemudian mengulurkan tangannya. Irene menatap uluran itu sekilas kemudian membalasnya. "Gua Arjuna Haikal, IPS 2."

"Irene, IPA 1." Balas Irene pelan dan singkat.

Sementara Jisoo perlahan mendekat ke arah Titan kemudian mencolek cowok itu. Titan menoleh dan mengangkat alis. "Kenalin ke gua juga." Ucap Jisoo.

Titan mendecak sebal kemudian mendorong Jisoo pelan, "Nggak." Kata Titan.

"Cih."

"Oh ya, kalian mirip banget loh. " kata Juna.

"Kan kembar." Ucap si kembar secara bersamaan.

Juna tersenyum melihat si kembar. Lucu. Pikir Juna.

"Ayo pulang, Tan." Ucap Irene. Titan mengangguk paham. Tanpa menunggu, Irene langsung memasuki mobil tanpa pamit. Juna heran, segitu juteknya kah dia?

Mengikuti Irene, Jisoo juga masuk ke dalam mobil. Sementara Titan masih di luar bersama Juna. Titan menepuk bahu kekar milik Juna. "Mereka berdua emang gitu, Jun. Sama-sama datar. Tapi sejutek-juteknya Jisoo, kalah juteknya sama Irene." Bisik Titan.

"Cuma mau bilang sih, dua-duanya gak gampangan. Semangat. Ehh tapi jangan menel ke Jisoo. "

Juna mengernyit mencoba mencerna perkataan Titan. Belum sempat dijelaskan, Juna sudah mengangguk paham.

"Kalau gitu gua duluan." Titan pamit kemudian memasuki mobil.






"Lama amat." Ucap Jisoo yang sudah duduk di depan tepatnya samping Titan. Lagi-lagi Irene sudah mendahului Jisoo yang ingin duduk di belakang.

"Bacot lo." Ucap Titan.

Saat ingin melayangkan tinjunya pada Titan, Jisoo berhenti saat mendengar bunyi dering ponselnya. Jisoo bergegas mengeluarkan ponselnya namun tak lupa sebelumnya melemparkan tatapan tajam pada Titan. Seakan tak peduli, Titan memilih untuk menyalakan mobil dan fokus mengemudi.

Melihat nama yang tertera di ponselnya, Jisoo refleks menoleh pada Irene di belakang membuat Irene mengangkat alisnya seakan bertanya.

"It's mom." Kata Jisoo.

"Ya udah, angkat aja." Ucap Irene. Jisoo mengangguk kemudian memencet tombol berwarna hijau tersebut.

"Jisoo?" ucap wanita yang ada di seberang sana.

"Kenapa, Mom?"

"Nothing, Mama cuma mau bilang kayaknya lusa bakal ke Indo."  Ucap sang Mama.

"Oh, ya udah. Kabarin Jisoo aja kalau udah di sini. Mau dijemput?"

"Gak usah, Nak. Kayaknya Mama sampe di Indo pagi deh, kamu kan sekolah."

"Iya deh. Mama kok mendadak pulangnya?"

"Gak kok. Mama cuma kangen aja sama kamu. Sama Irene juga." Ucap Mama.

"Okay, i have work to do. See u soon, sayang. "

"Iya, Ma. Bye."




"Lusa mama balik, Rene." Ucap Jisoo. Irene hanya mengangguk karena ia sudah mendengar dari percakapan Jisoo tadi.

"Kasih tau Papa, nggak?" tanya Jisoo.

"Kasih tau aja, entar berantem lagi kalau nggak bilang sama Papa."

Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang