Jisoo dan Irene adalah kembar identik. Mereka mempunyai wajah cantik yang hampir tidak bisa dibedakan. Sikap mereka pun hampir tidak bisa dibedakan. Sama-sama jutek.
"Gua bukan Irene!" - Jisoo Kirana Putri
"Gua bukan Jisoo!" - Irene Karlina Putri
"MOMMM!!" Jisoo teriak kencang sambil berlari menghampiri mamanya yang baru saja sampai di rumah mereka.
"Udah nyampe kok gak ngabarin?" kata Jisoo sambil memeluk sang mama dengan erat. Mama Jisoo dan Irene, Dian, mengusap rambut Jisoo sambil membalas pelukan eratnya.
"Sengaja, biar surprise." jawab Dian. Ia melepas pelukannya dengan Jisoo kemudian melihat ke sekelilingnya, mencoba mencari anaknya yang satu, Irene.
"Where is Karlina?" tanya Dian.
"Irene lagi di kamar, masih tidur." jawab Jisoo.
"Bangunin gih, mama udah kangen juga." Baru saja Jisoo ingin beranjak, Irene sudah berjalan menuruni tangga.
"Karlina, how are you?" ucap Dian sambil menghampiri anaknya yang sulung itu. Dian memeluknya erat. Dengan kaku, Irene membalas pelukan sang mama.
"Ya udah, sini duduk dulu. I have something for you." kata Dian sambil mengajak si kembar duduk di sofa ruang tamu.
Mereka duduk dengan posisi sang Mama di tengah-tengah. Jisoo terlihat sangat semangat. Sementara Irene hanya menyadarkan punggungnya di sofa, terlihat tenang.
"Apaan tuh, Ma?" tanya Jisoo melihat sebuah paperbag yang dipegang Dian.
"Ini buat Kirana, ada parfum sama some new arrival books. Mungkin kamu suka." Mata Jisoo sudah berbinar-binar. Jisoo suka membaca novel. Beberapa novel terbaru yang belum bisa Jisoo beli di Indonesia bahkan sudah dibelikan oleh sang Mama.
"Ini buat Karlina, awalnya Mama bingung soalnya kan kamu gak suka parfum ya. Jadi Mama beliin kamu purple things, ada case, notebook, terus ada tumblr, kamu lihat aja deh. Pasti kamu suka kok." Irene mengangguk sambil menerima paperbag tersebut.
"Mom, Jisoo gak suka loh dipanggil Kirana." ujar Jisoo. Dian tertawa pelan, "Loh kan itu nama kamu." kata Dian.
"Tapi Jisoo gak biasa. Kayak aneh aja gitu."
"Irene juga gak suka." kata Irene.
"Loh loh kalian ini gimana sih? Mau rubah akte aja?"
"Nggak nggak, udah ah, terserah Mama aja." kata Jisoo lebih memilih menyerah.
"Papa kalian mana?" tanya Dian karena sedari tadi tidak melihat sang mantan suaminya itu.
"Kerja." jawab Irene.
"Ini udah jam tujuh kok, emangnya jam segini belum jam pulangnya?"
"Jam segini biasanya papa udah di jalan kok." Dian mengangguk paham.
"Tapi bukannya Mama sampenya esok pagi? Kok malah udah nyampe sekarang?" tanya Jisoo.
"Sengaja sih. Mama udah kangen banget, pengen cepet ketemu." ucapnya sambil merangkul sang kembar.
"How was ur school? is it fun?" tanya Dian.
"Kayak sekolah pada umumnya aja sih, Ma. Friends, boys, senior, and math of course." jawab Jisoo.
"Boys? Kalian udah pada pacaran?" keduanya refleks menggeleng. Dian tertawa melihat kekompakkan kedua anaknya itu.
