15

5.6K 681 12
                                    







"Just two hours, mas. Udah itu aja, i miss them." kata Dian memohon pada Hardi, mantan suaminya. Hardi menghela napas kasar kemudian menatap Dian sengit. Hardi berdiri dari meja kerjanya kemudian mendekat pada Dian.

"Tujuan kamu kesini sebenarnya apa?" tanya Hardi.

"Nothing, i just miss the twins. Apa itu salah? Aku kan masih ibu mereka. Gak salah kan kalau aku kangen pengen ketemu." jawab Dian.

"Dian, kamu gak akan kesini cuma karena kangen aja. I know you better then the twins. Jadi apa mau kamu?" Hardi menunjukkan wajah seriusnya. Sama sekali tidak ada tawa atau senyuman, wajahnya benar-benar datar.

"Gak ada apa-apa." jawab Dian sambil menundukkan wajahnya.

"Ingat  ya, don't ever try to make them cry, again."

"Aku kesini cuma mau have fun sama mereka, mas." kata Dian.

"Okay, dua jam aja." Dian tersenyum, "Makasih, mas."




---






Titan : ayo jalan gua dah siap

Jisoo menghela napas kasar. Heran aja sih, Titan tuh ngajakin Jisoo jalan terus. Jisoo jadi gak ngerti sama Titan.

Jisoo : gua mau jln sma irene

Titan : yaudah jalan bertiga aja

Titan : atau gua ajak Juna jga biar double date

Jisoo : klau gua yg breng Juna sih iya tp klau sma lo gak deh

Titan : ya udah lo sma juna gua sma irene

Titan : gimana?

Jisoo : gak gua mau jlan ama irene aj

Titan : yaudah deh

Jisoo : hm

"Udah siap?" tanya Dian melihat kedua anaknya sudah duduk di ruang tamu dengan pakaian rapi. Jisoo berdiri sambil merapikan rambutnya, "Udah, Ma."

"Ya udah, ayo." Mereka bertiga termasuk Irene keluar dari rumah. Rencananya hari ini si kembar sama mamanya mau girls time. Irene yang sebenarnya malas jalan juga terpaksa harus ikut karena mamanya juga kadang pulang.

Di perjalanan, Jisoo banyak bercerita dengan sang mama sementara Irene yang duduk di belakang sendiri lebih memilih mendengarkan lagu. Jujur saja, Irene juga tidak tahu ingin membahas apa dengan mamanya.

"Kamu udah punya pacar, Kirana?" tanya Dian.

"Jisoo aja, Ma. Jangan Kirana."

"Ya udah iya. Kamu udah punya pacar?" tanya Dian lagi. Jisoo menggelengkan kepala.

"Kalau gebetan?" Jisoo menggeleng juga.

"Irene gimana? udah punya pacar?" Dian menoleh pada Irene melalui kaca. Dian hanya tersenyum saat tahu Irene tidak bisa mendengarnya. Jisoo menoleh kemudian menepuk paha Irene membuatnya menoleh dan melepaskan earphonenya.

"Kamu udah punya pacar, nak?" Irene menggeleng.

"Gebetan?" Irene juga menggeleng.

"Anak mama masa iya gak punya gebetan. Kalian cantik kayak Mama kok. Pasti banyak yang naksir ya? Mama dulu gitu kok." cerocos Dian.

"Jisoo punya kok, Ma." Jisoo menoleh dengan cepat mendengar kata Irene. Jisoo mengangkat alisnya bingung.

"Namanya Titan, anak temen Papa." Dian mengernyitkan keningnya merasa tidak asing dengan namanya.

"Dia bukan yang waktu kecil sering datang ke rumah sama Papanya?" tanya Dian mencoba mengingat.

"Gak tau, Irene lupa."

"Kamu kok gak bilang sama Mama, Jis." kata Dian. Jisoo dengan cepat menyangkal perkataan Irene itu, "Dia bukan gebetan aku, Ma. Irene tuh yang punya gebetan."

"Gua?" kata Irene sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kalau pacar emang gak ada tapi mantan ada kok, Ma. Namanya Miko, pemain basket. Kalau gebetan sekarang lagi deket sama Juna dia." kata Jisoo sambil tersenyum merasa puas. Irene melotot sambil menatap Jisoo.

"Jadi intinya Irene lebih banyak yang naksir daripada kamu." canda Dian sambil tertawa sengaja mengejek Jisoo.

"Loh nggak lah. Aku banyak yang naksir, tapi akunya yang gak mau."

"Iya kan lo udah nyaman tuh friendzone sama Titan."

"Heh apaan?!"

"Denger ya, first, gua gak suka sama dia. Second, gua sama dia gak temenan, jadi gak ada yang namanya friendzone."



















HAVE A GOOD NITE,  MAAF BGT YAA UPDATENYA LAMA

Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang