Jisoo berjalan dengan cepat menuju kelas Irene. Sampai di depan kelas, Jisoo mencoba mencari sosok kembarannya itu. "Eh, ngapain Jis?" ucap Sella yang baru saja ingin masuk kelas.
"Irene mana?" tanya Jisoo.
"Tadi katanya mau ke toilet terus ke kantin." jawab Sella.
"Oh, okay, makasih ya, Sell." Jisoo melanjutkan langkahnya mencari Irene. Jisoo memutuskan untuk pergi ke kantin. Benar saja firasat Jisoo. Irene sedang duduk manis di salah satu meja kantin.
"Heh kok sendirian?" ucap Jisoo kemudian langsung duduk di depan irene.
"Sama Wendy. Lagi pesan makanan dia." Jisoo mengangguk. "Kenapa?" tanya Irene.
"Gua bete aja di kelas. Pada ledekin gua terus seharian." curhat Jisoo sambil menopang dagu. Irene tertawa sambil geleng kepala.
"Heh kok ketawa?"
"Nggak, nggak. Nih makan, gua udah kenyang." Irene menyodorkan bakso miliknya pada Jisoo.
"Lagi gak mood," Jisoo menggeleng kepala malas. Moodnya benar-benar hancur hari ini, entah kenapa.
"Suapin." ucap Jisoo.
"Lo udah gede." Meskipun begitu Irene tetap menyodorkan sesendok bakso pada kembarannya itu.
"Udah sih, pundung mulu lo. Gitu doang kok." kata Irene melihat Jisoo yang seharian ini makin lemes.
"Tau ah, bete banget sama Titan." kata Jisoo.
"Kalau lo gini mulu, nanti makin diledekin." ucap Irene.
"Eh, Jisoo?" Wendy datang sambil membawa makanan miliknya juga dengan milkshake coklatnya.
"Wen, gua minta." Jisoo langsung melahap milkshake milik Wendy. Wendy sendiri cuma pasrah saja. Ya udah dilahap juga.
"Kenapa nih bocah, Rene?" tanya Wendy.
"Lagi pundung, gak jelas banget." jawab Irene cuek.
"Lagi dapet, Jis?" Jisoo merespon dengan gelengan.
"Terus kenapa?"
"Gak usah ditanya, Wen. Nanti makin pundung," Wendy mengangkat bahunya dan mulai melahap makanannya.
"Nih makan." Irene menyodorkan lagi makanannya pada Jisoo. Jisoo dengan malas meraih sendok tersebut.
"Gua hari ini latihan, Rene." ucap Jisoo dengan makanan dimulutnya. "Habisin dulu tuh makanan di mulut," kata Irene.
Menuruti Irene, Jisoo mengunyah makanannya. "Latihan dance?" Jisoo mengangguk.
"Lo nunggu kan? Tunggu di dalam ruang latihan aja, biar lo gak bosan." Irene mengangguk dan menyuapi Jisoo lagi.
"Dah kenyang." ucap Jisoo.
"Hai, Jis." Jisoo menoleh agak kaget melihat Titan menghampiri mejanya. Jisoo mengalihkan pandangannya seolah menghindar dari Titan.
"Nih anak kenapa, rene?" tanya Titan.
"Tanya aja sendiri." Titan memberikan kode pada Wendy untuk memberikan tempat padanya. Wendy bergeser membuat Titan kini berada di hadapan Jisoo.
Jisoo semakin menghindar dari Titan. Meskipun cowok itu berada di depannya, Jisoo enggan menoleh. "Lo kenapa, hah?" tanya Titan.
"Dia kenapa sih, wen?" bisik Titan. Wendy mengangkat bahunya karena ia juga tidak tahu ada apa dengan Jisoo.
"Minta maaf gih." kata Irene. Titan mengangkat kedua alisnya.
"OH, KARENA POST GUA?" ucap Titan mulai paham. Titan malah tertawa kencang buat Jisoo makin kesal.
"Udahan lo marahnya, gua kan udah bilang cuma dibajak." jelas Titan.
"Iya, dibajak. Tapi lo tau gak sih karena post itu gua diledekin seharian."
"Ya emang digosipin pacaran sama gua, lo gak suka?" Jisoo menoleh sejenak. "YA NGGAK LAH."
"Ya udah sih kalau lo ngerasa keganggu bilang sama mereka kita gak pacaran, udah kan? Gitu doang kok pundung amat." ucap Titan cuek.
"Gua gak pundung ya."
"Apa jangan-jangan lo baper?" Jisoo membulatkan matanya kemudian bersedia ingin menabok Titan saat itu sebelum Titan sendiri berhasil menghentikannya.
"Calm down, Jis. Canda doang." kata Titan.
"Candaan lo gak lucu, Tan."
"Hm, iya. Gua minta maaf deh. Atau mau gua panggilin Yuta buat datang minta maaf sama lo?"
"Gak usah." jawab Jisoo singkat.
"Udahan ngambeknya."
"YANG NGAMBEK SIAPA SIH, HAH?!" Titan agak terkejut mendengar suara Jisoo yang agak membentak.
"Iya iya, maaf deh."
"Rene, ke kelas yuk. Berasa nyamuk." ucap Wendy. Irene mengangguk setuju kemudian berdiri dari tempatnya.
"Eh, Rene, kata Juna kok ignya belum di follback?"
"Gak ada waktu."
Wendy RV as Wendy
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With The Twins
FanfictionJisoo dan Irene adalah kembar identik. Mereka mempunyai wajah cantik yang hampir tidak bisa dibedakan. Sikap mereka pun hampir tidak bisa dibedakan. Sama-sama jutek. "Gua bukan Irene!" - Jisoo Kirana Putri "Gua bukan Jisoo!" - Irene Karlina Putri