41

4K 450 23
                                    



"Rene," datang-datang Jisoo langsung menghampiri Irene yang sedang terbaring di kasurnya dengan earphone yang dipasang ditelinganya.

"Irene, woi." kata Jisoo sambil mencolek-colek lengan kembarnya itu.

Irene melepaskan earphonenya kemudian menarik napas pelan, "apaan?"

"Mau curhat." ucap Jisoo membuat Irene terpaksa merubah posisinya jadi duduk di kasurnya.

"Kenapa?" Tanya Irene.

Jisoo menarik napas pelan, "mungkin gak ya kalo gua udah baper?"

"Sama siapa? Titan?" tanya Irene.

Jisoo hanya menatap Irene begitu saja. Tidak ada jawaban namun sang kembar sudah bisa menebak maksudnya.

"Emang kenapa? Dia bilang sesuatu? Atau?" tanya Irene lebih jelas.

"Ada sih. Masa iya dia bilang gua belum move on dari Nathan." jelas Jisoo sedikit mengingat saat perkataan Titan itu membuatnya agak tersinggung.

"Lah? Bapernya gimana coba?"

"Nah itu, gua diajak move on ke dia aja." Irene melebarkan mata tak percaya mendengar perkataan Jisoo.

"Beneran?" tanya Irene tak percaya.

"Gak tau juga sih." kata Jisoo meragu.

"Lah kok gak tau?"

"Dia tuh diantara bercanda sama serius, gua bingung." kata Jisoo sambil memajukan bibirnya.

Irene memutar bola matanya, "gua aja bisa liat dia serius, Jis. Masa lo nggak bisa?"

"Emang iya?" tanya Jisoo lagi.

"Sebenarnya gua sih udah kayak peka gitu dia suka sama gua, tapi waktu itu gua belum move on aja." Jelas Jisoo.

"Sesayang itu lo sama Nathan?" kata Irene sedikit mengejeknya.

Jisoo menatapnya sinis, "apa sih lo, sok tau."

"Terus lo mau gimana?" tanya Irene.

"Gua curhat sama lo mau nanyain itu kok malah lo yang jadi nanya balik." kata Jisoo agak cemberut.

"Gini, sekarang lo buka hati aja. Jangan becanda mulu, sesekali lo harus serius sama dia biar lo tau dia suka sama lo atau nggak." jelas Irene.

"Lo ya, nasihatin gua hebat banget tapi masalah percintaan lo sendiri gak beres." Sindir Jisoo.

"Gak beres apanya?" kata Irene agak ngegas.

"Bukannya lo belum move on dari Miko?"

"Kata siapa?"

"Kata gua. Bener kan? Dih, dasar gamon." cibir Jisoo.

"Lah dah dibantu juga."

"Gua jadi kasian sama Juna."

Irene mendesah pelan kemudian berdeham, "ngomong soal dia, tadi gua ketemu sama dia."

Jisoo mengernyit, "gak sengaja atau sengaja?"

"Gak sengaja iya, sengaja juga iya." Jawab Irene membuat Jisoo jadi lebih bingung.

"Maksudnya apa nyet?" tanya Jisoo jadi ngegas.

"Mamanya Juna tuh sahabatnya Mama, tadi ketemu pas Mama ngajakin ke rumahnya." jelas Irene.

Jisoo jadi menabok lengan Irene bersemangat, "wah wah selangkah lebih maju."

"Terus terus?" tanya Jisoo jadi makin bersemangat.

"Terus gua diajak jalan. Udah." kata Irene singkat.

"Nah terus lo jawab apa?" tanya Jisoo lagi.

Irene tidak menjawab malah mengangkat kedua bahunya membuat Jisoo jadi mengernyit. "Wait, jangan bilang lo tolak? Lah kasian amat Juna." kata Jisoo jadi menunjukkan ekspresi cemberutnya.

"Gua gak nolak nyet. Gua cuma belum jawab aja."

"Kenapa sih jalan doang pake mikir panjang? Apa jangan- jangan lo gak suka sama Juna? Lo masih suka sama Miko kan? Ayo ngaku lo." Cerocos Jisoo.

"Tau ah, bacot." kata Irene jadi balik membaringkan badannya di kasur dan memakai kembali earphonenya.

Jisoo jadi cemberut kemudian menabok pelan kaki Irene sebelum keluar dari kamar kembarannya itu.

Ting





Sella : send a picture

Sella : itu Miko kan ya? Gua liat tadi di cafe deket komplek gua sama cewek

Sella : lo kenal?

Irene jadi mendesah pelan memandangi foto yang dikirim sahabatnya, Sella. Gadis itu melempar ponselnya begitu saja tanpa membalas pesan Sella.

Jujur saja Irene sempat kira Miko bersikap baik padanya karena ada niat balikan. Tapi Irene sadar seharusnya tidak pernah berharap begitu pada Miko. Seharusnya Irene belajar dari masa lalunya bersama sang mantan itu.

Irene jadi meraih kembali ponselnya kemudian balik membuka foto yang dikirim Sella. Irene memperbesar foto tersebut, gadis yang bersama Miko itu tidak pernah dilihatnya.

Lagi-lagi seharusnya Irene gak usah peduli.

Gadis itu kembali meletakkan ponselnya dan menepuk pelan keningnya berlagak menghukum diri sendiri karena kebodohannya.

Irene diam sejenak mencoba menjernihkan pikirannya. Ia merasa terlalu bodoh memikirkan Miko akan balik padanya.

Beberapa detik diam Irene jadi memikirkan sesuatu. Haruskah ia benar-benar move on sekarang?

Gadis itu kembali meraih hpnya untuk kesekian kali.


Irene : gua esok free

Juna : eh tumben chat duluan

Juna : bentar jadi lo mau jalan bareng?

Irene : hm

Juna : ada gerangan apa nih?

Irene : yaudah gak jadi

Juna : lah becanda

Juna : esok gua jemput yaa hehe





























AKHIRNYA ADA SEDIKIT JALAN TERBUKA UNTUK JUNAAAAA AYO DUKUNG JUNAA

Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang