30

4.2K 545 19
                                    

Yang namanya suka ya rela lakuin apa aja ya kan, alias bucin. Layaknya Juna yang sekarang dengan rela hati pergi ke minimarket terdekat dari sekolahnya untuk membeli titipan Irene yang bisa dibilang aneh jika dibeli oleh Juna.

Pemuda itu berdiri dengan kaku sambil melihat sekelilingnya. Ia berada di dalam minimarket tepatnya di bagian kesehatan wanita. Aneh kan ya? Juna sendiri harus menghindar dari tatapan pengunjung yang ada.

Dengan sigap dan tanpa memerhatikan, Juna langsung mengambil 'barang' tersebut. Bahkan ia tidak sempat melihat harga dan mereknya.

Juna memberikan belanjaannya pada karyawan yang bertugas di kasir yang kebetulan juga seorang lelaki. "Buat pacar mas?" tanya karyawan tersebut.

"Hah? Gak, buat temen." jawab Juna pelan.

"Oh ya, totalnya tujuh belas ribu delapan ratus." Juna langsung mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

"Ini kembaliannya, terima kasih." Setelah mengambil kantong plastik berisi belanjaannya, dengan cepat Juna melangkah keluar dari minimarket tersebut.

"Hei, kamu Arjuna bukan?" tanya seorang wanita yang berusia sekitar empat puluh tahun itu. Juna berhenti mendengar namanya disebut. Pemuda itu mengernyit saat melihat wanita di depannya itu.

"Arjuna kan? Kamu lupa sama Tante?" ucap wanita tersebut.

"Tante siapa ya?" tanya Juna.

"Tante Dian. Masa sih kamu lupa. Tante dulu sering main ke rumah mama kamu. Kabar mama gimana?" Juna mengangguk dengan artian mulai mengingat siapa wanita di hadapannya.

"Hehe, maaf tante Juna lupa. Soalnya kan udah lama ya, Juna juga masih kecil waktu itu. Mama baik kok, cuma sekarang lagi ke luar negeri aja. Urusan perusahaan." jelas Juna.

"Kamu makin ganteng aja ya. Padahal dulu mah bandel banget."

"Itu mah dulu, tante. Oh ya, bukannya tante kerja di amerika ya?"

"Iya, tapi tante lagi cuti aja. Kangen anak-anak tante disini. Tapi minggu depan udah mau balik lagi,"kata Dian.

"Oh ya, kamu ngapain disini?" tanya Dian yang kemudian mengalihkan matanya pada barang bawaan Juna. Karena kantongnya berwarna putih tentu saja Dian bisa melihatnya dari luar.

Juna berdehem pelan, "buat temen tante." katanya pelan.

"Haha, iya tante ngerti. Gak usah malu gitu." ucap Dian melihat Juna yang menunduk malu sambil menggaruk kepalanya.

"Kalau gitu Tante pamit dulu ya. Buru-buru soalnya." kata Dian sambil menepuk bahu Juna kemudian pergi melangkah masuk ke dalam minimarket.























"Gimana?" Tanya Jisoo pada pemuda di depannya, Titan. Setelah mendengar kabar dari Titan bahwa Irene berada bersama Juna, Jisoo langsung menghampiri Titan.

"Apanya?" Tanya Titan balik.

"Irene." kata Jisoo.

"Tenang aja, dia lagi sama Juna. Entar lagi kesini." ucap Titan. Jisoo jadi agak lega setidaknya ia tahu dimana kembarannya itu berada.

Jisoo kembali memainkan ponselnya sementara Titan merasa terabaikan. Jisoo mengotak-atik ponselnya kemudian mengetikkan sesuatu. Merasa penasaran Titan mencuri kesempatan untuk mengintip apa yang dilakukan Jisoo.

Merasa risi dan menyadarinya, Jisoo mendelik tajam ke arah Titan. Pemuda itu langsung kembali ke posisinya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Sedangkan Jisoo tahu persis apa yang dilakukannya. "Cih, kepo." gumam Jisoo.

Gadis itu kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya. Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi menandakan panggilan suara dari seseorang. Titan menengok dengan ujung matanya dan melihat dengan jelas nama yang menelpon Jisoo itu. Titan mendesah kasar kemudian menatap Jisoo lekat.


"Ya, halo? Oh iya, gua di koridor IPS. Oke, gua tunggu." ucap Jisoo di panggilan teleponnya. Gadis itu kemudian menutup teleponnya dan beralih menatap Titan yang menatapnya dengan lekat.

"Apa?!" ucap Jisoo.

"Gakpapa." kata Titan kemudian mengalihkan matanya dari Jisoo.



"Nath, sini!" teriak Jisoo sambil melambaikan tangannya pada pemuda diujung koridor itu, Nathan. Ya, Nathan mantannya Jisoo.

"Lo nunggu lama?" tanya pemuda itu.

"Gak kok. Lagi nunggu Irene juga." jawab Jisoo. Titan hanya menyimak percakapan keduanya di samping Jisoo.

"Oh ya, ini catatannya. Udah gua tandain rumus-rumus pentingnya lo tinggal baca aja, dipahamin." kata Nathan sambil memberikan buku yang ada di tangannya.

"Wah, makasih loh."

"Kalau lo gak ngerti, tanya gua aja." kata Nathan.

"Modus," gumam Titan yang didengar Jisoo dan juga Nathan.

"Apaan?" tanya Jisoo pada Titan.

"Gak. Gua pulang dulu."












AKU UP NIH HEHE. MUMPUNG LAGI FREE AJA SOALNYA BENTAR LAGI TUGAS NUMPUK LAGI:(


BTW HATI-HATI YA MAS TITAN, TIKUNGAN MANTAN ITU TAJAM BANGET LOH. MAS JUNA JUGA HATI-HATI, JANGAN UDAH TERLALU BUCIN TAPI KALAH SAMA SI MAS MANTAN ALIAS MIKO. HAHAH.

Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang