Hari ini adalah hari pertama acara ulang tahun sekolah. Dimana ada babak penyisihan untuk turnamen basket dan juga ada beberapa penampilan dari ekskul-ekskul yang ada.
Banyak siswa yang berkeliaran di luar kelas. Mumpung tidak ada jam pelajaran tentu saja para murid bebas kemana saja.
Miko dkk sedang mempersiapkan diri sambil melakukan pemanasan. Termasuk Juna juga yang baru beberapa hari latihan basket tapi langsung masuk ke tim inti. Ya harus diakui Juna cukup ahli dalam bidang ini.
Beberapa siswi di koridor memanfaatkan waktu dengan menonton tim basket yang sedang pemanasan. Tau lah kan tim basket punya segudang cogan. Jadi mumpung ada ya nikmati.
"Entar main santai aja gak usah tegang. Ingat kita tuh tim jadi jangan egois." nasihat sang kapten, Miko. Yang lainnya mengangguk setuju termasuk Juna.
Sementara disisi lain, Jisoo berusaha menarik Irene untuk menonton basket. Setelah melakukan latihan terakhir, Jisoo langsung pergi ke kelas Irene dan membujuknya.
"Ayo dong, rene. Nonton basket, udah mau mulai." bujuk Jisoo.
"Ajak temen-temen lo aja kenapa sih." ucap Irene.
"Jennie sibuk ngurus kostum buat tampil, Rose mau persiapan perform, Lisa juga gak tau kemana. Lo doang yang bisa. Ayo dong, rene." jelas Jisoo sambil merengek pada kembarannya.
"Gua tuh males nonton, lo aja." tolak Irene begitu saja.
Jisoo jadi kesal. Gadis itu mendecak sebal. "Lo emang gak pengertian banget." ucap Jisoo.
"Gua kurang pengertian apa coba? Kalo lo ada per--"
"Kalau lo pengertian seharusnya lo temenin. Lo tega liat gua keliaran sendirian? Kalo gua ilang gimana? Palingan lo juga yang bakal dimarahin Papa." potong Jisoo sebelum Irene menyelesaikan kalimatnya.
"Apa sih lebay banget. Lo udah gede gak mungkin nyasar."
"Irene, ayo dong." bujuk Jisoo dengan sabar dan hampir menyerah. Irene mencibir pelan, susah kalau Jisoo sudah begini. Jadi kakak emang harus gitu, ngalah terus kerjaannya.
"YA UDAH IYA."
Dengan semangat, Jisoo menarik Irene menuju lapangan. Si anak kembar itu duduk di bangku panjang di tepi lapangan.
Pertandingan sudah mau dimulai. Baik Miko dkk dan sekolah lawan sudah siap di lapangan setelah pemanasan.
Sejujurnya ini pertama kali Irene menonton basket lagi setelah setahun. Waktu itu juga ia nonton karena si 'itu' kan. Hehe, tau lah.
"Hai," Jisoo dan Irene dengan kompak menoleh ke asal suara. "Gua gabung ya." ucap cowok itu. Siapa lagi si kalau bukan Titan.
Titan duduk di sebelah Jisoo. Pemuda itu tidak ragu duduk berdekatan dengan Jisoo. "Tumben nonton." ucap Titan.
"Siapa? Gua?" tanya Jisoo sambil menunjuk dirinya sendiri.
Titan menggeleng. "Kembaran lo." ucapnya.
Irene menoleh merasa terpanggil. "Apa?" tanya Irene ketus.
"Tumben nonton basket." ucap Titan.
"Dipaksa gua, emang kenapa sih?" ucap Jisoo.
"Ya gua kan gak nanya lo." ucap Titan. Jisoo mencibir dan melirik tajam ke arah Titan.
"Mau liatin Miko apa Juna nih?" tanya Titan. Irene sontak menoleh tajam. Jisoo refleks menyenggol Titan memberi kode untuk tidak membuat hal-hal yang tidak diinginkan.
"Maksud lo apa sih?" tanya Irene balik dengan nada tegasnya.
"Gakpapa. Kan cuma nanya. Santai dong." ucap Titan menenangkan.
"Bukan urusan lo, gak usah banyak nanya." Titan terdiam merasa tertohok mendengar respon Irene.
"Lo ngapain sih?! Diem aja gak usah cari gara-gara." bisik Jisoo pelan.
"Gua cuma nanya."
"Ya gak usah nanya itu juga. Lo mau dia ngamuk?" kata Jisoo.
"Ya udah, mending gua nanya sama lo. Kapan nih ngedatenya?"
"LO KENAPA SIH NGEGAS MULU DARI KEMARIN HAH?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With The Twins
FanfictionJisoo dan Irene adalah kembar identik. Mereka mempunyai wajah cantik yang hampir tidak bisa dibedakan. Sikap mereka pun hampir tidak bisa dibedakan. Sama-sama jutek. "Gua bukan Irene!" - Jisoo Kirana Putri "Gua bukan Jisoo!" - Irene Karlina Putri