46

5.6K 481 59
                                    



"Gua udah duga dia bakal kayak gitu." Jisoo memandang kembarannya dengan tatapan yang sedu. Keduanya sekarang sedang berada di UKS berhubung sedang tidak ada guru di kelas mereka masing-masing.

"Ini yang bikin gua takut sama dia. Dia tuh bisa tiba-tiba emosi kayak gitu, posesifnya gak ilang juga ternyata." ucap Irene sambil menundukkan kepalanya.

"Gua rasa lo harus bener-bener jauhin dia deh," kata Jisoo yang kemudian mendekat dan duduk di samping Irene.

"Gua lagi coba. Gua nyesel waktu itu sempet mikir mau bilang iya kalo dia minta balikan." kata Irene.

"Lo masih suka?" tanya Jisoo pelan.

"Nggak tau. Tapi yang pasti gua lagi coba sekuat mungkin buat jauhin dia cuma sial aja tadi pagi gak sengaja ketemu." jelas Irene.

"Tapi, Rene. Coba lo pikir deh, lo sama Miko udah lumayan lama kan putusnya tapi kenapa baru sekarang coba dia deketin lo lagi?" Ucap Jisoo. Semenjak putus Miko dan Irene tidak pernah dekat lagi. Bahkan mereka hanya sebatas menyapa lewat senyum saat bertemu.

"Ya gua juga gak ngerti sama jalan pikirannya dia." kata Irene.

"Pemicunya ya mungkin karena sekarang ada Juna. Kelihatan si dia kayaknya gak mau kalah, dia mau nunjukkin kalo dia bakal selalu naklukin lo. Makanya semenjak ada Juna dia jadi deketin lo lagi." jelas Jisoo yang membuat Irene jadi ikut berpikir mendengarnya. Ada benarnya juga soal perkataan Jisoo tersebut.

Irene agak bingung tapi disisi lain ia masih sedikit ragu harus berbuat apa. "Jadi gua harus gimana? Gua harus jauhin Juna?"

"Kenapa Juna? Miko yang lo jauhin! Juna gak ada salah apa-apa kok malah dijauhin. Kasian tau udah punya gebetan judes, terus saingannya posesif banget lagi padahal udah mantan." Cerocos Jisoo. Irene jadi menatapnya malas dan menghela napas kasar.

"Terus gua harus apa?" tanya Irene.

"Pokoknya dengan alasan apapun jangan pernah lo deket deket sama si Miko. Inget ya, dia tuh toxic. Lo udah pernah dibegoin sama dia jadi jangan mau dibegoin dua kali." jawab Jisoo.

"Terus Juna?"

"Ya itu lo cari tahu sendiri. Yang kayak gitu harus tanya diri lo sendiri maunya gimana sama Juna. Kan yang rasain lo, kenapa harus ikutin kata kata gua, ya kan?"























Juna refleks memukul lengan Titan saat pemuda itu dengan santainya menyedot minuman milik Juna yang ada di meja. Mereka berdua sedang berada di kantin bersama Sella. Berhubung guru sedang rapat para siswa jadi bebas kesana kemari.

"Apa sih? Dikit doang anjir!" kata Titan jadi mengeluh pada Juna yang memukul.

"Iya dikit, tapi berkali-kali." kata Juna tidak terima. Pemuda itu menarik minuman miliknya dari hadapan Titan.

"Lo seharusnya makasih sama gua. Tadi pagi lo berangkat sama Irene karena siapa coba kalo bukan gua?" ucap Titan.

"Itu mah alasan lo aja. Bilang aja lo mau jemput Jisoo." kata Juna.

"Ya itu bener juga sih." kata Titan tidak mengelak.

"Ya udah lo diem dulu. Ini lagi mau serius lo malah ganggu aja." kata Juna.

Pemuda itu memperbaiki posisinya jadi menghadap Sella sepenuhnya. "Jadi gua harus mulai dari mana?" tanya Sella.

"Dari awal."

"Gua ceritain singkat padat dan jelas ya. Mereka pacaran lumayan lama tapi makin lama Irene jadi tau kalo Miko ini agak kasar, gak main tangan sih tapi suka bentak-bentak. Mereka putus pas Irene tau Miko selingkuh sama anak sekolah depan. Semenjak putus mereka jadi jauh, sampe baru-baru ini Miko deketin Irene lagi." Jelas Sella panjang lebar.

"Padahal kelihatannya mereka dulu goals loh. Ternyata gak selamanya yang kita lihat itu benar adanya." kata Titan jadi sok bijak.

"Ya sama aja kayak lo, kelihatan dari luar bener tapi kelakuan lo gak ada yang bener." kata Juna jadi meledek.

"Yeu, urusin dulu kisah cinta lo." balas Titan tak terima. Juna sendiri hanya mendesah pelan lalu kembali fokus dengan cerita Sella.

"Terus kenapa Miko tadi marah marah minta penjelasan?" tanya Juna.

"Kemaren gua ngeliat Miko mesra sama cewek lain di kafe terus gua kasih tau Irene makanya dia jadi ngejauh. Padahal mah Irene welcome aja kalo dia mau ngajak balikan." jelas Sella.

"Kenapa mau diajak balikan? Dia masih suka?"

"Gua juga gak tau tapi mungkin Irene mikirnya dia udah berubah kali makanya Irene coba pengertian." kata Sella. Juna yang mendengarnya jadi mencibir pelan.

"Padahal gua kira si Miko baik loh. Di tim basket dia ngeleadnya bagus." kata Juna mengingat Miko juga yang mengajaknya gabung dengan tim basket sekolah.

"Gua juga mikirnya gitu." kata Titan.

"Lo kenapa gak tanya langsung sama Irene?" tanya Sella.

Juna menggeleng, "gak enak aja. Dari kemaren kan dia kayak gak mau bahas kalo gua tanya jadi ya gua gak mau maksa aja."

"Tapi lo gak ada masalah sama Miko kan, Jun?" tanya Sella.

"Gak tau. Tadi sih gua coba ngomong baik-baik karena gua juga gak mau ada masalah sama dia. Tapi mungkin aja dia jadi marah sama gua kan karena jadi penghalangnya dia."

"Tenang aja, Jun. Lo punya gua, si Miko gak bakal berani nyentuh lo." kata Titan membanggakan diri.

"Lo gak ada guna, nyet! Nggak usah gegayaan deh, entar malah lo yang nyusahin gua."





























Udah gak lama lagi end nih:)

Sekian dulu yaaa~~~

Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang