10

6.4K 732 22
                                    





Titan berjalan di sekitar IPS 2, mencoba mencari keberadaan Arjuna. Titan langsung berlari saat melihat Juna sudah berjalan menuju parkiran.

"JUN, TUNGGU BENTAR." Juna menoleh dan mendapati Titan yang sedang berlarian menujunya.

"Apaan?" tanya Juna.

"Bentar, napas dulu." ucap Titan sambil memegang dadanya. Titan kembali berdiri tegak saat merasa sudah biasa. "Ikut gua yuk."

"Kemana?" tanya Juna sambil mengangkat alisnya. Titan menepuk bahu Juna, "ruang dance dong, mau gak?" kata Titan sambil mengangkat kedua alisnya berulang-ulang.

"Ngapain disana?" tanya Juna bingung.

"Gua mau nungguin Jisoo." kata Titan.

"Cuih bucin." sindir Juna buat Titan mendecak sebal.

"Ada Irene loh." ucapan Titan berhasil membuat mata Juna berbinar-binar. Titan tersrnyum puas, berhasil memancing Juna.

"Ya udah, ayo." Juna malah berjalan lebih dulu meninggalkan Titan. Sementara Titan masih keheranan sekaligus puas. "Tadi aja ngatain gua bucin, dasar manusia."

"Tungguin woi." teriak Titan saat Juna sudah mulai jauh darinya.

"Cepetan ah, lama banget." kata Juna sambil terus berjalan. Titan akhirnya berlari untuk mengejar Juna yang berjalan cepat.

Keduanya sampai di depan ruang dance. Titan mengintip di jendela dan tak sengaja matanya bertemu dengan Jennie. Jennie senyum geli lalu mencolek Jisoo di sebelahnya kemudian menunjuk ke arah Titan.

Dengan cepat Titan menarik diri saat Jisoo memalingkan wajahnya. "Kenapa?" tanya Juna.

"Liat aja sendiri." kini gantian Juna yang mengintip. Ngapain sih ini ngintip-ngintip, gak masuk aja dah.

Juna agak terkejut saat melihat sosok Irene yang duduk di pojok ruang dance sambil memainkan ponselnya. Juna menarik diri, "Jadi masuk gak nih?" tanya Juna.

"Ayo masuk." Titan maju kemudian mendorong pintu tersebut. Musik yang sangat keras sedang diputar jadi banyak yang tidak tahu kedatangan dua cowok itu.

Kecuali Jisoo yang kebetulan sedang menghadap ke arah pintu. Jisoo memandangi Titan yang sedang tersenyum lebar sambil melambaikan tangan padanya. Jisoo memutar bola matanya kemudian melanjutkan latihan.

Irene menoleh ke pintu saat dua cowok itu masuk. Matanya bertemu dengan mata Juna. Cowok itu memperlihatkan senyum manisnya. Irene kemudian memalingkan wajahnya menatap ponsel.

Juna agak kecewa. Ia mengekori Titan yang duduk di dekat pintu masuk. Juna terus memperhatikan Irene yang sendirian di pojok sana. "Samperin gih." kata Titan.

"Gak mau, galak." kata Juna.

"Yeu, cupu."

Musik berhenti dan Jisoo dkk mulai beristirahat. Ada yang duduk di lantai sambil mengistirahatkan badannya, ada juga yang keluar mencari udara.

Beda dengan Jisoo yang malah menghampiri Titan dan Juna. "Ngapain?" tanya Jisoo singkat.

"Kenapa? Gua gak nyamperin lo kok." Jisoo mengangkat alis sebelahnya kemudian mengangkat bahunya belagak tidak peduli.

"Ya udah, misi gua mau ambil tas." Titan menurut. Jisoo meraih tasnya yang berada di belakang Titan.

"Gua nemenin Juna, Jis." ungkap Titan. Juna malah kaget mendengarnya.

"Gak nanya sih." awalnya ingin marah, Juna malah ketawa mendengar respon Jisoo.

"Lo ngapain disini? Nungguin siapa?" tanya Jisoo pada Juna. Titan mendecak pelan kemudian mengalihkan wajah. Jisoo melihatnya tapi memilih untuk cuek.

"Oh, anu, tadi temen gua minta ditemenin, katanya mau nungguin gebetannya." Jisoo malah jadi bingung. Juna nemenin temannya? Juna lagi sama Titan, ya otomatis lagi nemenin Titan dong ya?

"Hah?"

"Hehe, ini lagi nemenin Titan nungguin lo." Jisoo agak melebarkan matanya kemudian menatap Titan. Titan malah menginjak dengan kuat kaki Juna membuat cowok itu meringis sambil mengusap kakinya.

"Ngaco lo, orang gua nemenin lo buat ketemu Irene." Jisoo hanya memandang keduanya. Bingung ingin percaya dengan omongan siapa.

Jangan percaya omongan mereka, Jis. Mereka lelaki. Omongan lelaki tak dapat dipercaya:(

"Jis, masih lama? Gua mau makan dulu deh di kantin." Jisoo menoleh saat namanya dipanggil.

"Masih lama kan?" tanya Irene.

"Gak juga sih, tapi kalo mau makan, sono gih. Entar kalau udah gua nyusul."

Juna agak terkejut saat mendapati Irene sudah di depannya. Semoga Irene gak denger yang dibilang si Titan. Pikir Juna.

"Eh, Rene, Juna juga laper nih. Bareng aja gih."

TITAN BANGSAT EMANG.



















Dealing With The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang