Aku akan berada di Posisi dia, yang selalu ada di samping kamu, dan buat kamu bahagia.
.
.
.Hening malam, ntah mengapa sangat sejuk. Elang masih berada di jalan, melepaskan segala kesedihan yang ada.
Tujuannya kerumah Wira sekarang,dari seluruh Sahabat Sahabatnya, hanya Wiralah yang paling mengerti keadannya dan masih mau membantunya apapun Resikonya.
"Assalamualaikum, permisi!" Suara itu disertai Ketukan pintu, kemudian Ada suara yang mendekat seperti ingin membukakan pintu.
Membukanya sangat lama. Kening Elang berkerut, siapa yang membukakannya pintu?
Pintu itu terbuka, barulah Elang tau siapa yang telah membukakan pintu untuk Dirinya. "Bang Elang Ganteng" sapa Anak kecil berumur 3 tahunan.
Elang berjongkok, menjajarkan tingginya dengan anak kecil Ini "Hai Adin cantik,Bang Wira ada?" Tanya Elang
Adin mengangguk "lagi main jem dikamal"
Lama proses untuk mencerna apa yang Adin katakan. Ia berfikir, kemudian ia mengerti. Wira sedang bermain Game di kamarnya
"Abang boleh masuk?"
Adin mengangguk.
"Sini Abang Gendong Adin" Elang Mengangkat tubuh anak kecil itu. Ringan dan ia merasakan bagaimana menjadi seorang Abang.
Elang memasuki rumah yang lumayan Besar itu. Elang menatap Mama Wira yang tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Adin gangguin bang Elang terus yah" ucap Mamanya.
"Adin cuka cama bang Elang. Bang Elang gak galak"
Mamanya tertawa "ayo sini. Bang Elang mau ketemu sama bang Wira" Mama Wira mengambil alih gendongan Alin dari Elang "Elang masuk aja. Wira main game mulu tuh dikamar"
Elang mengangguk,Mama wira memang sangat perhatian. Bahkan juga, terkadang lebih enak curhat sama Dira, Mama Wira.
"Adin bobo yah. Udah malem" Kata Elang "Elang duluan yah tan,"
Dira mengangguk lalu mempersilahkan Elang pergi.
Elang memasuki Kamar yang sangat Berserak dengan makanan cemilan, Elang menggeleng geleng pelan.
"Bangsat gue dicuekin" Bisiknya Kecil.
Elang mengambil kain Yang ada di belakang pintu, lalu melemparnya ke arah Wira. Terpaksa ia menoleh sebentar lalu kembali menoleh ke Arah gamenya
"Masuk aja kali lang, kaya orang baru aja lo" kekeh Wira "ada apa malem malem,Tumbenan?"
"Berhenti kali Ra," ucap Elang,Wira menyudahi gamenya lalu mendekat ke arah Elang yang duduk di Spring Bad miliknya.
"Ada problem lagi?" Tanya Wira.
Elang menghela nafasnya pelan, lalu merebahkan tubuhnya di kasur Wira,"Kenapa nasip gue gini amat ya Wir?"
"Gini amat apa maksud lo ?" Wira menatapnya Aneh.
"Gue Iri sama lo, senakal apapun lo. Lo tetep dapet kasih sayang sama orangtua lo Ra, sedangkan gue?" Elang tersenyum kecut "butuh bertahun tahun buat Papa mama gue perduli sama gue"
Wira tidak tahu ingin merespons apa, mulutnya bungkam. Ia tersenyum, jika mengingat Kejadian yang dilakukan Abri kepada Elang. Justru tambah menyakitkan untuk di ingat. "Lo tau kenapa Senja ditakdirkan jadi pacar lo,Lang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ElangSenja (COMPLETED)
RomanceTak selamanya,Benci itu Benci. Tak selamanya,Sedih itu Sedih. Senja selalu menganggap bahwa Elang itu menyukainya. Dua tahun lamanya mereka pacaran,tak satupun harapan yang Senja dapat. Elang selalu memperbudaknya. Selalu memanfaatkannya. Selalu me...