Terlukai dan tersakiti itulah keadaan hati aku ketika kamu beralih memilih dia.
.Bel pulang sekolah telah berbunyi. Kali ini ia memang tak ingin jumpa dengan Senja. Hanya untuk kali ini.
Ia tak hanya berdua Wira,ia juga membawa Faiz. Genggaman yang memgenggam kayu besar di tangannya itu seperti ingin memberontak.
"Keluar lo pengecut!" Pekik Elang ketika ia memasuki gudang yang teramat sepi itu.
Tak lama saat Elang berteriak,datang dua orang dari sebuah ruangan kecil yang ada disana.
"Gue udah duga banget ini ulah lo" ucap Faiz ketika ia melihat Junna dan juga Erik.
"Emang kenapa?" Tanya Junna dengan santai.
"Punya masalah apalagi lo sama kita kita?" Tanya Wira kebingungan.
Pasalnya,akhir akhir ini tak ada lagi kata BK diantara mereka. Apalagi berulah untuk menganggu adik kelas. Dan mereka tak pernah lagi berantem karna banyaknya teguran dari pihak sekolah.
"Gak ada" kini Erik bersuara.
"Trus ngapain lo ngajakin kita kesini? Nantangin apa lo?" Ucap Faiz tak terkendali.
"Brantem" satu kata terlontar dari mulut Erik.
Elang hening. Tak adalagi kata kata yang ingin ia katakan selain,'ayo' ingin pergi ia pasti bakal dibilang pengecut. Ingin tetap disini pasti Senja bakal marah kepadanya.
"Lo diem aja lang? Takut ? Atau lo gak berani ingkar janji sama Senja ? Dasar Bucin" tukas Junna.
Rahang Elang mengeras,"lo mau brantem ? Sini lo maju." Ucap Elang.
Sebenarnya ia dapat Skakmat untuk kali ini. Bertarung disaat dirinya ada Janji besar yang taruhannya ia akan dijauhi Senja.
Terjadilah pertarungan itu. Elang semakin membabi buta,ia tak perduli jika dia sedang memegang amanah Senja.
Elang dipenuhi babak belur,selesainya pertarungan itu dikarenakan Junna dan Erik meninggalkan gudang dengan cara lari dari masalah ini.
"Gue rasa Junna sengaja buat lo berantem. Karna Erik ngasih tau lo ada janji besar sama Senja. Tadi pagi kan mereka jumpa" ucap Wira.
Faiz mengangguk setuju,"mereka juga ada bilang tentang Janji juga kan tadi?"
"Cabut" ujar Elang dingin sambil meninggalkan gudang.
****
Saat ini dirinya penuh dengan babak belur,bukan saja dirinya tapi wajah Wira dan juga Faiz.
Ia membawa motor saat ini. Untung saja wajahnya tertutupi helm dari seluruh kepala dan hanya tersisa kaca di depan matanya.
Ia menjumpai cewe yang sedang berdiri di halte. Dia tahu itu adalah Senja,Elang merasa percaya diri akan wajanya tak akan terlihat oleh Senja semakin yakin.
Ia kemudian mendekat ke arah halte,"naik" ucap Elang dari balik helm.
Senja tersenyum lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElangSenja (COMPLETED)
RomanceTak selamanya,Benci itu Benci. Tak selamanya,Sedih itu Sedih. Senja selalu menganggap bahwa Elang itu menyukainya. Dua tahun lamanya mereka pacaran,tak satupun harapan yang Senja dapat. Elang selalu memperbudaknya. Selalu memanfaatkannya. Selalu me...