Jika kau tau Diam itu Menyiksa,Tapi bagaimana dengan Berbicara tetapi tidak ingin mendengar ?
.
Elang masih sibuk mengendarai motornya,dirinya juga bingung mengapa dirinya terus menyakiti Gadis cantik tanpa dosa itu.Jujur Elang iri. Iri dengan Erik yang selalu bisa buat Senja tertawa lepas dan bahagia.
Elang telah Sampai di rumahnya. Hawa menusuk ketika ia sampai di depan Pintu masuk.
Benar saja,Pandangan menjijikan yang di lihat Elang saat memasuki Rumah. Ketika Papanya mencaci maki mamanya.
Elang mempercepat langkahnya. Lalu menepis tangan Abri yang menggenggam lengan Mamanya sambil memuntir pelan.
"Jangan sentuh mama saya!" Tegur Elang
"Ini Anaknya. Ngelakuin apa lagi kamu di sekolah? Hah?!"
Elang mengepal tangannya menatap Abri,"Apa ursannya sama Anda?" Tanya Elang "sejak kapan Anda perduli sama saya?"
"Kamu ini. Berapa kali saya bilang jangan buat saya Malu!"
"Gak perlu anda ngurusin saya mau punya masalah sebesar apapun di sekolah! Anda ucup Urus wanita murahan yang anda bayar demi buat mama saya sakit!"
"Kurang ajar!" plakk..
Satu tamparan mengenai pipi kanan Elang. Elang semakin menggeram kesal.
"Benar kan ? Buat apa anda marah kalau saya berkata jujur?"
Tangan Abri mendarat ke udara,Ingin menampar Elang lagi. Namun dengan sigap Elang menahan tangannya.
"Apa Anda berani secara Jantan? Saya sudah cukup capek lihat perlakuan Anda yang memuakan. Cukup saya ngerasakan Dendam,Jika Anda mau. Sini lawan saya" tantang Elang
Abri bungkam,mana mungkin ia melawan anaknya sendiri ?
"Lebih baik Elang punya banyak Ibu tiri seperti mama Iren daripada punya papa satu seperti anda. Malu pa Malu!"
Elang menghajar Abri duluan. Baru saja berkelahi di ajak berkelahi lagi.
Walaupun banyak lebam,Babak belur di wajah Elang. Tetap saja Abri tidak bisa melawan Anak kandungnya sendiri. Ini terlalu cukup Jantan.
Elang tak sengaja menepis Gucci kecil di meja sehingga Gucci nya pecah. Tatapan Elang tajam ke arah Papanya,"Berhenti bermain gelap. Anda terlalu pecundang!"
Elang menatap Iren yang menangis melihat pertarungan Elang dan Iren. Lalu Elang merangkul Iren pergi ke kamarnya.
Elang merebahkan tubuh Iren di kasur kamarnya,Elang tersenyum sedikit kecut. "Mama tidur ya,jangan difikirin masalah ini"
Iren menggeleng,"itu luka kamu,mama obatin ya?"
Elang mengambil tangan mamanya,lalu di kecupnya punggung tangannya,"Ma,ini luka biasa. Gak perlu diobatin nanti juga sembuh sendiri"
Iren menatap Elang lama,"Itu parah Elang. Banyak"
Elang menggeleng,"iya ma. Biar diobatin bibi nanti"
Iren tersenyum,"iya Nak"
"Mama tidur ya,Elang bisa tidur di kamar tamu di bawah"
Iren mengangguk pelan. Tak lama matanya tertutup membuat Elang tersenyum lalu meninggalkan Iren.
Elang memasuki kamar Tamu yang lumayan kecil. Elang menutup pintunya. Tak lama Notifikasi pesan baru saja masuk.
Senja Aqila
Elang!
Besok,sebelum masuk Aku tunggu kamu di Taman yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElangSenja (COMPLETED)
RomanceTak selamanya,Benci itu Benci. Tak selamanya,Sedih itu Sedih. Senja selalu menganggap bahwa Elang itu menyukainya. Dua tahun lamanya mereka pacaran,tak satupun harapan yang Senja dapat. Elang selalu memperbudaknya. Selalu memanfaatkannya. Selalu me...