30

15.1K 434 7
                                    

Definisi Bangsat itu ketika lo jauhin gue dan memilih dia.
.

Langkah Senja lesu melewati koridor,sejak tadi ia berada di UKS,pelajaran pun ia tinggalkan sampai jam istirahat.

Kini Senja bertemu dengan Erik,orang yang ia percayai selama ini,tega membiarkan dirinya disakiti,pantaskah itu disebut teman?

Erik bahkan tidak menyapa Senja,padahal Senja tau bahwa Erik mengetahui langkahnya itu.

Ntah mengapa hal ini menjadikan pertanyaan bagi Senja.

****

Elang sedang bermain game onlinenya. Game tempur yang sedang Tranding di dunia.

Ini adalah salah satu alasan mengapa ia tidak keluar kelas untuk pergi ke kantin. Alasan yang lainnya juga banyak,seperti tidak ingin jumpa Namira ataupun Senja.

Wira menghentakan mejanya ketika game yang ia mainkan menang bersama Elang dan juga Faiz.

"YUHU GUE MENANG!" Pekik Wira girang

"Siape paling banyak ngekill. Jelas gue yang buat menang" Kata Faiz memuji dirinya sendiri.

Elang terkekeh,"kepala lo gede. Kill lo paling sedikit nih"

Faiz tertawa kecikikan,memang ia paling sedikit ngekill daripada Wira dan Elang. Wajar,karna Faiz tidak hobi bermain game online seperti ini.

"Wir" ucap Elang mengalihkan gamenya

Wira menoleh,menatap Elang. Ia mematikan layar ponselnya,"apa?"

"Lo beneran suka sama Senja?"

Wira diam,tak lama ia mengangguk,"gue angin Labil. Gak lama nemu yang bening gue suka,tapi sekarang belum nemu"

"Kalau lo diposisi gue,apa yang bakalan lo lakuin ?" Tanya Elang.

"Lang,Senja itu sayang sama lo percaya sama gue" ucap Wira

Faiz mengangguk setuju,"lo nya aja Bloon milih Namira ketimbang Senja"

"Gue nanya. Apa yang harus gue lakuin,bego kalian itu jangan di tambah tambah lah,kalau bego itu yaudah bego aja tapi jangan sampe keterusan" kekeh Elang.

****

Senja sedang mengerjakan tugas dari ibu Tara,karena tadi ia beristirahat di UKS.

Feira membawa cilok di tanganya,ia menghela nafasnya berat,ia mendaratkan bokongnya di samping bangku Senja.

"Baru juga sembuhan di bantai tugas aja tuh fikiran" ujar Feira,"nih,makan dulu" ucap Feira memberikan mangkok plastik itu kepada Senja.

"Ih bawel. Belum siap ini" ucap Senja,namun matanya tidak beralih ke bukunya.

"Gue suapin atau lo makan sendiri?"

Suara itu membuat Senja berhenti untuk menulis di bukunya,ia mendongak ada Elang menghampirinya dengan tangan terlipat di dada,namun raut wajahnya tampak tak ada Senyum sama sekali.

ElangSenja (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang