27

14.3K 466 3
                                    

Happy Reading!

Semua itu pasti ada akhirnya,dan itu semua adalah Takdir yang sudah di tentukan tuhan,jadi jangan buat itu seolah masalah besar yang tak akan terselesaikan karna tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umatnya.
.
.

Senja berada diluar,sudah sejak satu jam tadi ia terkena guyuran hujan yang lebat ini,badannya mulai menggigil,jalanan mulai sepi,dan sialnya lagi ponselnya Lowbat.

Senja berjongkok sambil memeluk tubuhnya,yang ia fikirkan bagaimana untuk cepat sampai kerumahnya.

Kemungkinnan ada satu cara,yaitu berlari di tengah guyuran hujan,tapi rasanya itu tidak mungkin,rumahnya sangat jauh dari taman kota.

Andai saja disini ada Elang,pasti ia bisa pulang sekarang,dan andai ia tidak nekat untuk ke taman bunga mungkin tidak akan terjadi seperti sekarang.

Senja tadi meminta izin untuk pergi ke taman bunga,tetapi hujan mengguyurnya di taman kota.

Satu jaket menyelimuti kepalanya untuk berteduh,Senja mendongak melihat Erik yang juga ikut menatapnya sambil tersenyum.

"Ayo pulang" ucap Erik sambil membantu Senja berdiri,"kita ke mobil"

Senja hanya mengangguk ngangguk kecil,Erik merangkulnya pergi dari taman kota yang tampak sepi itu.

Tepat di dalam mobil,Junna ternyata sedang ada di dalam mobil itu,Junna menyetir mobil Erik dan menoleh ke belakang sesekali. Ia tahu gadis ini trauma berat kepadanya.

"Mama lo telfon gue tadi,lo gak pulang padahal udah malem,ditelfonin gak aktif" ujar Erik

"Maaf ya,jadi ngerepotin,abisnya gue bingung gimana pulangnya,hape gue juga Lowbat jadi susah ngehubungin mama" jawab Senja

"Lain kali,kalau mau pergi tuh batrai ponselnya penuhin,kalau lo di apa apain siapa yang bakal nolongin lo ?" Celetuk Junna.

Senja hanya diam sambil memeluk jaket Erik di bahunya.

"Huntung aja ada Erik kan? Mama lo aja lebih ngeandalin Erik ketimbang Elang,masa lo gak berhenti sukain Elang ?" Tanya Junna

"Udahlah Junn,gak perlu bahas soal ini,sekarang anter Senja pulang aja" ucap Erik mempertengah.

Senja menatap Erik,saat saat dirinya di sudutkan pun masih sempat sempat saja Erik membelanya.

Tepat di depan rumah Senja,mama papanya sedang berdiri di depan rumah,Senja berjalan pelan mendekat ke arah Tio dan Endah.

"Yaampun Senja,basah kaya gini kamu abis darimana sih?" Tanya Endah sambil alih rangkulan Erik.

"Tan?" Ucap Erik,"langsung bawa Senja istirahat aja,suruh mandi dulu trus keramas biar gak sakit" ucapnya sambil mengambil pelan jaketnya dari pundak Senja.

"Yasudah,makasih ya nak Erik,tante bawa Senja masuk dulu" ucap Endah,"makasih Rik" kata Senja mengalunkan Senyum. Endah merangkul Senja kedalam rumah itu.

Tio memukul pelan pundak Erik,"terimakasih sudah membantu ya Rik, terimakasih banyak"

"Biasalah Om,yasudah saya pamit ya,sudah malem banget juga Om,takutnya dicariin mama" pamit Erik

"Loh,gak mau masuk dulu sambil minum teh?" Tanya Tio

Erik menggeleng,"gak om,lagian ditunggu juga di mobil sama abang saya,saya pamit om" Erik mencium punggung tangan Tio lalu berlalu pergi.

***

Senja baru saja siap mandi,sepertinya sakit akan datang kepada dirinya,ia sudah mulai merasakan hawa sakit.

ElangSenja (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang