"Aku ingin menjalani kisah yang seimbang di hidupku,karna aku ingin bukan hanya rindu yang berujung sakit,tetapi pelukan yang berujung bahagia"-Senja Aqila
.
Malam ini,Elang berada dirumah Senja,ia sudah membuat janji sama Senja untuk belajar bersama Elang.
Ya..itupun karna ajakan dari Elang makanya ia mau.
Elang berada di depannya,memakan cemilan yang ada di toples Senja,berapa kali ia mengambil alih toples yang berisi kripik singkong didalamnya untuk ia makan.
Bahkan ia menunda belajar hanya untuk memakan salah satu makanan yang ada di hadapannya ini.
"Kalo lo makan mulu,kapan siapnya?" Tanya Senja.
Elang menghela nafasnya,"ini enak tau,lo gak mau coba apa?"
"Gue kan yang punya rumah. Mustahil banget gue gak nyobain"
"Yaudah deh. Belajarnya udahan,udah jam sembilan juga," ujar Elang sambil melihat jam yang ada di dinding,"jalan yuk mumpung belum kemaleman" ajak Elang.
Kening Senja berkerut,"kemana sih?" Tanyanya.
"Ikut aja,lo siap siap apa langsung pergi pake baju kaya gitu?" Tanya Elang
"Gini aja deh,gak apa apa kan?"
"Gak boleh. Pake jaket biar gak masuk angin"
Senja mendesah pasrah,ia akhirnya mengangguk. Ia berdiri menuju kamarnya.
Elang menunggu Senja,tanpa ia sadari Tio sudah mengambil alih kripiknya dari meja. Alhasil Elang merelakan kripik itu,haha punya orang kok ngerelain si?
"Hm..Om,saya izin pergi bentar sama Senja boleh gak Om?" Tanya Elang to the point.
"Jangan bawa Senja makan es krim,dan jangan bawa Senja pulang malem malem" pesan Tio.
"Iya Om,jamin aja" jawab Elang Santai.
Tak lama Senja keluar memakai jaket yang menyelimuti tubuhnya serta celana Jeans panjang.
"Pa,Senja pamit ya. Bilangin mama kalo mama cariin Senja" ucap Senja langsung mencium punggung tangan Tio.
****
Senja tepat di taman. Ya..ini memang tempat biasanya bersama Elang,selain dingin ini juga bisa dibilang sepi namun banyak cahaya yang menyinari.
"Lo kenapa bawa gue kesini ?" Tanya Senja ketika ia sudah duduk di bangku panjang hitam itu.
"Salah emang ?"
Senja menggeleng.
"Gue sayang lo," tiga kata itu terlontar dari mulut Elang,ntah kenapa fikirannya bisa membuat mulutnya berkata seperti itu.
Senja membeku seketika. Ia sempat tak percaya dan menganggap itu angin yang lalu. Halusinasi. Dan hanya angan angannya saja.
"Lo denger gak ?" Tanya Elang sambil menoleh ke arah Senja.
Senja perlahan mengangguk,"g-gak usah bercanda. Itu gak lucu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ElangSenja (COMPLETED)
RomanceTak selamanya,Benci itu Benci. Tak selamanya,Sedih itu Sedih. Senja selalu menganggap bahwa Elang itu menyukainya. Dua tahun lamanya mereka pacaran,tak satupun harapan yang Senja dapat. Elang selalu memperbudaknya. Selalu memanfaatkannya. Selalu me...