Limario Mahven Manoban

20.7K 1.3K 45
                                    

"Siap! Lapor komandan. Kami telah menyelesaikan tugas yang Anda berikan"

Seorang Prajurit sedang melapor kepada Atasannya yang berdiri tegak dihadapannya.

"Bagus. Sekarang istirahatlah dan bersiap untuk besok!"

"Siap, Laksanakan Komandan!" Prajurit itu pun pergi meninggalkan Atasannya yang tak lain adalah ketua dari pasukan mereka.

"Hhhhh... Untung saja perang ini sudah berakhir"

Namja itu duduk si kursinya dengan memejamkan matanya sejenak.

"Lebih baik aku istirahat sekarang" Namja itu pun beranjak dari duduknya untuk menuju tempat istirahat.

Ke esokan harinya para pasukan Korea Selatan akan kembali menuju negara asal mereka karena telah menyelesaikan tugas mereka di Ukraina yang bertujuan untuk menjalin perdamaian.

"Siap, Lapor Komandan. Semuanya telah siap" Lapor sang prajurit.

"Ayo kita berangkat!"

"Siap, Laksanakan!"

Mereka semua pun naik kedalam pesawat khusus Pasukan Perang Korea Selatan untuk menuju Rumah mereka.

~~~

Tok Tok Tok

"Masuk"

Terdengar suara tegas dari dalam Ruangan tersebut yang di ketuk oleh Namja yang tak lain adalah Komandan Pasukan tadi. Setelah sampai tadi, ia langsung menuju Ke Ruangan sang Ayah yang tak lain adalah Jendral seluruh Pasukan Korea Selatan.

Ceklek

"Siap. Lapor Jendral, semua pasukan telah sampai di Kediaman masing-masing dengan selamat" Lapor namja itu.

"Bagus. Sekarang kau bisa pulang!"

"Siap. Laksanakan"

Namja itu pun berbalik dan berjalan keluar Ruangan tersebut. Tapi tiba-tiba sang Jendral menahannya.

"Tunggu. Aku ingin berbicara sesuatu padamu"

"Siap, Jendral!" Namja itu kembali berbalik dan menegakkan badan dan melipat tangannya dibelakang.

"Buang semua formalitasmu, sekarang aku adalah Ayahmu" Ujar Jendral tersebut.

"Baik, Jen- Maksudku Daddy"

"Kau pasti masih ingan dengan sahabat kecilmu itukan?"

"Nde?" Namja itu menatap penuh tanya kepada Ayahnya.

"Sebelum kita pindah ke sini beberapa tahun lalu, kau dan gadis kecilmu itu terus bersama saat di Thailand"

"M-maksud Daddy apa?"

"Ck. Percuma kau berpangkat Komandan perang jika kau masih saja bersikap bodoh dihadapanku" Ejek sang Ayah terhadap namja itu.

"Aku sungguh tidak mengerti, Dad"

"Lihatlah fotomu..." sang Ayah menunjuk ke arah dinding yang tertempel foto namja tersebut.

"Ingat, kau adalah Limario Mahven Manoban anak dari seorang Jendral asal Thailand yang berpindah tugas ke Korea Selatan yaitu Marco Mahven Manoban! Dan kenapa kau bisa bersikap bodoh seperti ini, eoh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ingat, kau adalah Limario Mahven Manoban anak dari seorang Jendral asal Thailand yang berpindah tugas ke Korea Selatan yaitu Marco Mahven Manoban! Dan kenapa kau bisa bersikap bodoh seperti ini, eoh?"

Ayahnya terus menyebutnya bodoh, padahal namja yang bernama Limario itu tidak mengerti kemana jalan pembicaraan Ayahnya itu.

"Aku tahu Dad. Tapi maksud sahabat kecilku itu adalah si Kucing imut itu?"

"Gotcha! Akhirnya kau menebaknya juga" Ayah Limario tersenyum.

"Jadi apa hubungannya dengan si Kucing itu?"

"Kau sudah besar sekarang, dan aku tahu kau sudah menyukai sahabat kecilmu itu dari semenjak kalian Sekolah Dasar, dan kau juga pasti tahu Daddy pernah menjodohkanmu dengannya" Ujar Ayah Limario.

"Mwo? Aku pikir Daddy dan Uncle Kim hanya bercanda, karena saat itu aku masih Sekolah Menengah Pertama"

"YA! Sejak kapan Daddy mu ini suka bercanda, aku dan si Bodoh Kim itu sudah menjodohkan kalian dari saat kalian masih dalam kandungan" Ujar Ayah Limario kembali.

"Arasseo. Aku terserah Daddy saja"

"Cih. Aku tahu kau pasti sangat bahagia kan?" Ayah Limario menaik turunkan alisnya.

"Siap, Jendral. Saya permisi!"

Dengan gerakan cepat Limario membalikkan badannya dan berlari keluar Ruangan Ayahnya.

"YA! MARIO!" Teriak Ayahnya.

"Aishhh.. Lihatlah, Anna. Kelakuan anak kesayanganmu itu.." Lirih Ayah Limario dengan memandangi foto seorang wanita cantik di mejanya.

Yeah. Itu adalah foto Istrinya yang tak lain adalah Ibu dari Limario. Anna Manoban. Ibu Limario meninggal saat melahirkan Limario, dan itu yang membuat sang Ayah terpukul. Tapi disisi lain ia bahagia karena Istrinya meninggalkan anugerah yang paling berharga sebelum ia benar-benar pergi yaitu Putra Semata Wayangnya itu.

"Andai saja kau masih disini, Sayang.."

Tbc

My Lovely Fience (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang