Part 23

9.9K 807 33
                                    

Ceklek

Pintu UGD terbuka dan keluarlah Dokter yang menangani David dengan raut wajah yang sulit diartikan. Dan Limario yang dari tadi menundukan kepalanya langsung menghampiri Dokter tersebut dengan tergesa-gesa.

"Bagaimana keadaan Kakekku, Dok?"

Namun Sang Dokter hanya diam dan menarik nafasnya sejenak.

"Dokter. Kenapa Anda diam? Bagaimana keadaan Kakekku?" Limario bertanya dengan nada bergetar akibat menahan tangisannya.

"Mianhae..." Lirih Dokter tersebut.

Deg

"A-apa m-maksudnya..."

Pandangan mata Limario mulai mengemang dan air matanya siap keluar.

"Kami sudah berusaha sekuat tenaga, Namun karena tembakan yang diterima oleh Tuan Manoban tepat mengenai organ pitalnya, maka dari itu Kami meminta ma'af sebesar-besarnya Tuan Manoban tidak bisa Kami selamatkan, Tuan" Jelas Dokter dan mengelus bahu Limario yang sudah bergetar.

"A-andwae... I-ini tidak benar kan, Dok?"

Tubuh Limario merosot saat mendengar penjelasan dari Dokter tadi.

"Kami minta ma'af, Tuan.."

"YA! SELAMATKAN KAKEKKU!" Teriak Limario tidak terkendali.

"KAU ADALAH DOKTER, DAN TUGASMU MENYELAMATKAN KAKEKKU!!"

Teriakan Limario terus terdengar disetiap sudut lorong Rumah Sakit.

"Tuan... Anda harus bisa menerima ini semua dengan lapang dada" Dokter tersebut merangkul bahu Limario untuk menenangkannya.

"Ini tidak mungkin... Haraboji tidak mungkin meninggalkanku..."

"ANDWAE!!!!!!"

~~~

Breaking News

Siang tadi terjadi sebuah kecelakaan yang terjadi di Konferensi Pers Tuan Manoban, dan naasnya Tuan Manoban yang menjadi korban tembak dari orang yang masih diselidiki oleh pihak Kepolisian.

Dan baru saja Kami mendapat kabar jika Tuan Manoban tidak dapat diselamatkan-

Tutt

Tiffany mematikan kayar televisi dengan menutup mulutnya tidak percaya.

Prang

Dia langsung menoleh ke arah belakang dan melihat Jennie menjatuhkan gelas yang berisi air minum ditangannya dan mematung didepan televisi yang menampilkan berita Kematian Kakek dari Tunangannya tersebut.

"I-ini pasti tidak benar..." Jennie menggelengkan kepalanya.

"Sayang.. Tenanglah"

Tiffang menghampiri Jennie dan memeluk Putrinya itu.

"Mommy.... Berita itu bohong" Jennie memeluk erat Tiffany dengan air mata yang sudah jatuh dari mata Kucingnya itu.

"Sstttt... Tenanglah, Sayang"

Srettt

"Aku harus ke Rumah Sakit sekarang, Limario pasti sedang membutuhkanku"

Jennie melepaskan pelukannya dari Tiffany dan dengan cepat dia berlari keluar tanpa memperdulikan apapun, padahal dirinya masih mengenakan sandal Rumah berbentuk keropi.

"Sayang!!" Teriak Tiffany tapi tidak didengar oleh Jennie.

"Aku harus menghubungi Taetae sekarang"

My Lovely Fience (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang