Sekarang keadaan Ruangan tersebut berubah menjadi hening. Marco yang duduk dihadapan Jennie dan Limario terus menatap keduanya dengan tatapan tajam.
"Ck. Tadinya Daddy begitu khawatir dengan keadaanmu, Mario. Tapi ternyata..." Marco kehilangan kata-katanya lagi.
"Mianhae, Dadd... Aku tahu Kami berdua hampir lepas kendali tadi" Jelas Limario dan masih menundukan Kepalanya, begitupula dengan Jennie.
Yeoja bermata kucing itu sama sekali tidak berani menatap mata Marco yang sedang menatapnya tajam.
"Hhhh... Daddy tahu jika Kalian berdua itu saling mencintai, tapi Daddy juga ingin Kau bisa menjaga Jennie dengan baik, Mario" Tegur sang Ayah kepada Limario.
"T-tapi Kami tidak melakukannya, Dadd" Limario mencoba membela dirinya dan Jennie.
"Belum. Jika Daddy tidak datang kemari, Kalian berdua pasti akan melebihi batas. Mario, Daddy tidak pernah mengajarkanmu untuk menjatuhkan harga diri seorang Wanita jika belum sah dimata Tuhan dan semua orang" Jelas Marco kembali, dan membuat Limario tertegun.
"Mianhae, Dad..."
"Dan lagi, Daddy sudah menghubungi kedua Orang Tua Jennie untuk segara kemari" Ujar Marco membuat Limario dan Jennie membelalakan matanya.
"K-kenapa mereka diajak kemari, Dad?" Tanya Limario.
"Tentu saja untuk mempercepat hari Pernikahan Kalian berdua. Karena Daddy tidak ingin kejadian tadi terulang kembali" Jelas Marco.
Sedangkan Jennie dan Limario kembali menundukan Kepala mereka. Karena kejadian tadi memang murni kesalahan mereka yang tidak bisa menahan hasratnya, padahal mereka belum menikah sama sekali.
"Kalian mengerti?" Tanya Marco.
Membuat Jennie dan Limario langsung menganggukan Kepalanya secara cepat.
Hingga beberapa lama kemudian, Taeyeon dan Tiffany pun datang ke Rumah Keluarga Manoban.
"YA! Ada apa Kau memanggil Kami berdua, eoh?" Tanya Taeyeon masih belum menyadari keberadaan Jennie dan Limario yang sedang duduk tidak jauh darinya.
"Eoh! Sayang. Kau disini juga" Tiffany menoleh ke arah Jennie.
Melihat Tiffany yang ada dihadapannya sekarang, membuat Jennie langsung memeluk sang Ibu dan menumpahkan tangisannya disana.
"Kenapa Kau menangis, Baby?" Tanya Taeyeon yang duduk disamping Tiffany.
Jennie tidak menjawab, malah tangisannya semakin kencang.
"YA! Ada apa ini?" Taeyeon beralih ke arah Marco dan Limario yang masih menundukan Kepalanya.
Marco membuang nafasnya sejenak, dan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Taeyeon.
"Jadi begini, Tae....."
Marco menjelaskan semuanya secara detail, dan itu membuat Taeyeon membelalakan matanya tidak percaya.
"Apa itu benar?" Tanya Taeyeon pada Limario.
"Nde, Daddy..." Lirih Limario.
"Aigoo.... Kupikir Kau tidak bisa bertingkah melewati batas seperti itu.."
Diluar ekspetasi Limario, bayangannya akan Taeyeon yang akan marah besar karena mencoba mencumbu Putri kesayangannya itu hilang seketika, sekarang dihadapannya Taeyeon malah tertawa cukup keras membuat semua Orang yang ada disana tidak mengerti.
"Kenapa Kau malah tertawa, Bodoh!" Marco memukul kecil Kepala Taeyeon.
"Aniya... Hanya saja ini terlalu lucu bagiku. Kau tahu, Aku pikir Pangeran kecilku ini yang selalu bersikap tenang dan dingin tidak bisa melakukan hal seperti yang Kau bicarakan tadi, tapi ternyata dia bisa juga melakukannya" Jelas Taeyeon dan masih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Fience (Completed)
RomanceJennie Kim... Seorang yeoja yang harus bersabar menghadapi sikap dingin Tunganannya sekaligus anggota militer