"Kau ingin makan siang dimana, Rose-ah?" Tanya Jisoo tanpa menoleh ke arah Rose karena dia fokus dengan kemudinya.
"Terserah Kau saja, Oppa. Karena Aku tidak pernah pilih-pilih soal makanan, yang penting rasanya enak" Jawab Rose dengan senyuman indanya.
"Wuahhh... Baru kali ini ada seorang Yeoja yang tidak pilih-pilih makanan, padahal biasanya setiap Yeoja itu selalu memilih dulu makanan apa yang akan dia makan" Jelas Jisoo sedikit terkekeh.
"Tapi tidak denganku"
Jisoo menoleh ke arah Rose dan pada saat itu Rose sedang tersenyum manis ke arahnya.
Deg Deg Deg
Detak jantung Jisoo mendadak berpacu kencang dan waktu seakan melambat saat Rose tersenyum ke arahnya.
"Ada apa denganku...."
Jisoo sedikit memegang dadanya untuk meredakan debaran aneh itu. Dan Rose yang melihat hal itu berubah menjadi khawatir.
"Gwenchana? Apa Kau sedang sakit?" Rose sedikit memegang dahi Jisoo.
Dan debaran itu bukannya hilang malah semakin bertambah.
"G-gwenchana... K-kau tidak perlu khawatir, Rose-ah.." Jawab Jisoo gugup dan mencoba menjauhkan tangan Rose dari dahinya.
"Mian... Tanganku menghalangi pandanganmu, Oppa" Rose kembali menarik tangannya.
"Hm..." Jisoo hanya berdehem karena dia masih menenangkan dirinya dari debaran aneh yang melandanya.
Dia mencoba bersikap seperti biasanya dan kembali fokus pada kemudinya, sedangkan Rose, Yeoja itu lebih memilih mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
"Debaran ini seperti saat Aku jatuh cinta pada Jennie, tapi sekarang terlalu mendebarkan...."
~~~
"Pengawal. Aku ingin Kita makan siang di Rumah mu saja" Jelas Jennie.
Dia masih memerankan menjadi seorang Putri dan Limario adalah pengawalnya.
"Baik, Tuan Putri. Tapi Rumahku tidak semegah Rumah Anda, apa Anda tidak keberatan?" Tanya Limario sambil mengemudi.
"Gwencahan. Yang penting Kau yang harus memasakannya untukku!" Tegas Jennie dengan melipat kedua tangannya didada.
"Baik, Tuan Putri. Keinginanmu adalah perintah untuk hamba" Limario menundukan Kepalanya.
"Goodboy~~~" Jennie terkekeh saat mengelus rambut Limario dengan lembut.
"Aishh.. Kau selalu saja memperlakukanku seperti Kuma, Nini.." Rajuk Limario.
"Wae? Kalian berdua memang sama-sama lucu dimataku"
"Tapi Aku bukan Anjing, Nini-ah... Aku ini Tunanganmu" Rengek Limario.
"Wuahhh.. Sekarang Kau sudah bisa merengek padaku, lakukan sekali lagi" Pinta Jennie dengan mata berbinarnya.
Karena Limario memang sangat jarang merengek, bahkan bersikap imut seperti tadi.
"Andwae.. Aku tidak suka mengulang perkataanku!"
"YA! Katamu tadi keinginanku adalah perintah untukmu, tapi sekarang apa!" Jennie memukul bahu Limario.
"Aku sedang menyetir"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Fience (Completed)
RomanceJennie Kim... Seorang yeoja yang harus bersabar menghadapi sikap dingin Tunganannya sekaligus anggota militer