Setelah pertemuan Keluarga itu, Marco lebih dulu pulang ke Rumahnya. Sedangkan Limario di tinggalkan di Rumah Taeyeon, karena dia dan Limario membawa mobil masing-masing.
"Jjaa.. Daddy pulang terlebih dahulu, Lim. Bye Kim!"
Semua orang yang ada disana mengantar Marco sampai ke depan pintu.
"Hati-hati dijalan, Dad" Ujar Limario.
"Nde..."
Marco pun masuk kedalam mobilnya dan langsung melaju menuju kediamannya.
"Baby.. Daddy dan Mommy masuk dulu, kau ajak Limario berkeliling"
"Nde? Tapi-"
"Tenanglah, Sayang. Bukankah dulu kau dan Lomario sering bermain bersama" Tiffany tersenyum.
"Tapi kali ini beda lagi, Mom.."
Jennie menggumam karena dia sungguh gugup jika harus berdua bersama Limario sekarang.
Sedangkan Limario, dia menatap datar ke arah Jennie yang sedang memegangi ujung dress nya.
"Jjaa.. Daddy masuk. Kajja Sayang.."
Taeyeon merangkul Tiffany untuk masuk kedalam Rumah mereka, menyisakan Jennie yang mati-matian menahan rasa gugupnya. Beda lagi dengan Limario, dia selalu menampilkan wajah datarnya.
"Wae?" Akhirnya Limario mencoba memecahkan keheningan.
"Nde?"
"Lupakan.."
Limario berjalan masuk kedalam dan duduk di Ruang tengah.
"Hhhh... Kenapa aku gugup sekali.." Gumam Jennie kemudian menyusul Limario.
"K-kau tidak ingin berjalan-jalan sejenak?"
Jennie masih berdiri sedangkan Limario sedang duduk tenang.
"Tergantung"
"M-maksudmu?"
"Ck. Kajja ikut aku!"
Limario bangkit kemudian menarik Jennie untuk mengikutinya.
"YA! Kita akan kemana?" Jennie manatap penuh tanya karena sekarang ia telah berada dimobil Limario.
"Diamlah"
Jennie hanya memanyunkan bibirnya saat mendengar kata singkat dari Calon Tunangannya itu.
"Setidaknya beri aku kepastian"
"Kejutan" Ujar Limario lagi-lagi dengan singkat.
"Sikap dinginnya masih saja belum berubah.."
Ckitt
Jennie tersadar dari lamunannya saat merasakan mobil yang ia kendarai dengan Limario berhenti.
"Dimana kita?"
Limario hanya diam dan keluar dari mobilnya untuk membukakan pintu untuk Jennie.
"Kajja.."
Jennie hanya pasrah saat Limario kembali menarik tangannya.
Deg
"K-kenapa kau membawaku kemari?"
Limario hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban dari Jennie kemudian berjalan terlebih dahulu.
"Lim. Tunggu aku!" Jennie berlari mengejar langkah panjang Limario.
"Pendek!"
"Mwo! Apa kau bilang tadi?"
Lagi dan lagi Limario hanya mengangkat kedua bahunya dan berdiri di Jembatan Sungai Han.
"Kenapa malam-malam begini kau mengajakku kemari?" Jennie mengikuti Limario dan berdiri disampingnya.
"Aku hanya rindu.."
"Ahh.. Kau pasti merindukan suasana Seoul dimalam hari" Tebak Jennie.
"Aku merindukanmu"
Deg
"N-nde?" Jennie manatap Limario penuh tanya.
"Tidak ada siaran ulang"
"Ck. Selalu saja begitu.."
Gerutu Jennie dan menggosok-gosok lengannya karena ia memakai Dress selutut dan lengan pendek. Sedangkan cuaca di Seoul sekarang sedang dingin.
"Kau kedinginan?"
"Hm.. Sedikit" jennie menganggukan kepalanya.
"Bodoh"
"Mwo!" Jennie menatap tak percaya Limario.
Padahal ia berharap jika Limario melepaskan Jas yang dipakai olehnya dan memasangkan Jas itu padanya.
"Kau dan Dress pendekmu itu"
"Cih. Aku memaki Dress ini untukmu juga!"
Entah kenapa emosi Jennie meningkat saat mendengar ucapan Limario.
"Aku tidak memintamu"
"Hhhhh... Bisakah kau peka sedikit, eoh?"
"Wae? Kau ingin aku memberikan Jas ku?" Tanya Limario.
"Kau tidak pernah bersikap romantis. Pantas saja Uncle Marco menjodohkanmu" Jawab Jennie polos.
"Jika aku memberikan Jasku, akupun akan kedinginan"
"Cih. Lupakan! Aku ingin pulang sekarang" Jennie membalikan badannya dan berjalan meninggalkan Limario.
Grabb
Tapi langkahnya terhenti saat tangan Limario menarik lengannya dan membawa tubuh mungil itu masuk kedalam pelukannya.
"Aku lebih suka berbagi Jas denganmu dari pada memberikannya. Jadi kita sama-sama hangat sekarang"
Perkataan Limario berhasil membuat wajah Jennie memerah.
"Apa kau bilang tadi?" Jennie mendongakkan kepalanya.
"Aku tidak suka mengulang perkataanku"
"Kau tidak berubah dan selalu menyebalkan seperti biasa" Jennie memukul dada bidang Limario.
"Tapi perasaanku tidak pernah berubah"
Limario memegang dagu milik Jennie dan mulai mendekatkan wajahnya, hal itu membuat Jennie menutup matanya secara perlahan.
Chuu
Limario mencium kening Jennie dengan lembut dan membuat Jennie membuka matanya.
"Saranghae... Jeongmal" Lirih Limario.
"Aku tahu.."
Chuu
Mata indah Jennie kembali terpejam saat merasakan bibir namja dihadapannya mendarat sempurnya dibibirnya.
Ciuman terjadi tanpa ada lumatan ataupun hisapan. Ciuman rindu yang mereka pendam selama terpisah beberapa tahun.
"Kajja.."
"Eodiga?" Jennie menahan lengan Limario.
"Pulang"
Akhirnya mereka berdua pun kembali kemobil Limario untuk bergegas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Fience (Completed)
RomanceJennie Kim... Seorang yeoja yang harus bersabar menghadapi sikap dingin Tunganannya sekaligus anggota militer