Part 24

10.1K 826 41
                                    

"Baby... Kau akan pulang bersama Kami atau nanti?"

Setelah Acara Pemakaman David, Taeyeon, Tiffany dan Jennie masih berada di Rumah Keluarga Manoban. Sedangkan Marco langsung berangkat ke Kantor Polisi untuk mengurus pasal Kematian Ayahnya.

"Daddy pulang berama Mommy saja. Aku masih ingin disini menemani Limario" Ujar Jennie.

Dapat dilihat dari matanya yang membengkak karena terus menangis. Gadis bermata Kucing itu masih belum percaya jika Kakek dari Tunangannya itu sudah tiada.

"Baiklah. Hubungi Kami jika Kau akan pulang, araesseo?" Taeyeon mengelus rambut Putri Kesayangannya.

"Hibur Limario, Sayang. Dia pasti masih bersedih" Tiffany ikut mengelus rambut Jennie.

"Yes, Mom" Jennie menganggkuk dan memeluk Tiffany.

"Kami pulang dulu, Sayang.."

Jennie melihat kepergian Orang Tuanya sejenak kemudian kembali masuk kedalam untuk menghampiri Limario di Kamarnya.

Ceklek

"Lily...."

Jennie mendekatai Limario yang masih berdiri melihat keluar jendela dengan tatapan kosong sama seperti saat dia tinggal tadi untuk mengantar Orang Tuanya keluar.

"Kau sedang apa, eoh?" Jennie memeluk tubuh tegap Limario dari belakang.

Tapi yang ditanya malah menutup mulutnya rapat-rapat tanpa ada niat membukanya sama sekali.

"Kau belum makan sama sekali dari kemarin, Lily..."

Limario masih terdiam ditempatnya meskipun dari tadi Jennie mengajaknya bicara.

"Sayang... Aku tahu Kau masih bersedih, tapi jika Kau masih bersikap begini, Haraboji pasti tidak suka melihat Cucu Kesayangannya terus bersedih atas Kepergiannya" Jelas Jennie masih dalam posisi memeluk Limario dari belakang.

Mendengar perkataan Tunangannya, akhirnya Limario berbalik dan menatap dalam ke arah mata Jennie dengan mata yang sama membengkak.

"Jangan pernah meninggalkanku, Nini..."

Jennie menarik Limario kedalam pelukannya agar namja didepannya itu merasa tenang.

"Aku tidak ada niatan untuk meninggalkanmu dan jika pun itu terjadi, mungkin maut yang memisahkan Kita"

Limario semakin memeluk erat Jennie dan menyembunyikan kepalanya diceruk leher Jennie, meskipun dia harus membungkuk karena perbedaan tinggi mereka.

"Tetaplah disisiku"

"Hm. Itu tujuanku hidup didunia ini, Lily..."

Sesekali Jennie mencium kepala Limario dan mengelusnya.

"Saranghae... "

"Nado..."

~~~

Beberapa hari berlalu, Limario dan Jennie memulai aktifitasnya masing-masing. Tapi perubahan drastis dapat dilihat dari sikap Limario, meskipun dia terkenal dengan sikap dinginnya, setelah Kematian Kakeknya sikap dingin Limario semakin menjadi.

Dia jarang berbicara meskipun itu dengan Sekertaris Kang. Dia hanya membalas perkataan Sekertaris Kang dengan anggukan atau gelengan Kepalanya.

Tapi hal itu tidak mengurangi pesonanya di Kantor, bahkan sempat ada seorang pegawai magang pernah terang-terangan menggodanya didalam Lift, karena mereka tidak sengaja berada didalam sana berdua.

Dan dengan gampang Pegawai magang tersebut terus menggoda Limario dengan pakaian sexy nya. Tapi Limario hanya diam menatap lurus kedepan tidak tergoda sama sekali.

My Lovely Fience (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang