Part 8

163 30 12
                                    

Selamat membaca 💕


Peluh keringat sudah membasahi pakaian yang dikenakan Dean. Lelaki itu sejak tadi sibuk menggerakkan seluruh badannya, tak ada berniat untuk berhenti walau sejenak. Seakan dia tidak bisa melakukan kegiatan itu selamanya.

Dion yang sejak tadi telah menyerah untuk mengimbangi gerakan dari Dean telah terkapar dipojok ruangan.

Lano juga ada disana, tapi dia tidak memiliki hobi yang sama dengan dua sahabatnya itu. Dia lebih senang membaca, dia membaca semua genre buku. Dan jika Lano telah memegang sebuah buku, tak peduli jika disekitarnya terlampau ramai  dia akan tetap asik membaca tanpa terganggu seperti saat ini, dia masih saja duduk anteng berada di dalam ruangan tari menemani sahabatnya.

Mendengar pintu yang terbuka, membuat Lano mengarahkan matanya ke arah pintu. Siapa yang masih berkeliaran disaat jam belajar seperti ini.

Ya, mereka sedang bolos saat ini. Entah angin apa yang membuat Lano dengan cepat mengiyakan ajakan dari dua orang tukang bolos itu tadi pagi.

"Bolos kuy, bosen gue nggak ada kalian di kelas." Ajak Dion.

Dean dengan cepat menganggukkan kepalanya. Dia juga telah penat di kelas barunya itu, untung saja tinggal beberapa hari lagi waktu untuk pindahan kelas berakhir.

Dean tak masalah jika nantinya di hukum oleh Bu Sekar. Daripada kepalanya nanti bisa pecah karena di kelas barunya semua guru rajin sekali datang untuk mengajar, beda dengan kelasnya.

Dia sudah puas mengerjai Kaiya, gadis itu gampang sekali dia kerjai. Kini dia sudah bosan berurusan dengan gadis itu lagi.

Dean menyenggol lengan tangan Lano yang berada di samping kanannya. "Lo ikut nggak?"

Lano mengerutkan dahinya. "Ikutan apaan?"

"Bolos lah." Sambung Dion.

Saat dilihatnya pak Yutra, ayah dari sahabatnya telah berada diambang pintu, Lano segera menegakkan tubuhnya. Lano tersenyum tak enak hati saat melihat muka dingin ayah dari Dean. Dengan terburu-buru Lano mematikan musik yang masih berbunyi dengan keras.

"Lo apaan sih?!" Bentak Dean.

Dean tak suka diganggu, apalagi Lano dengan santainya mematikan musik yang sedang terputar.

Mendengar teriakan Dean membuat Dion yang hampir tertidur terbangun, dan terkejutnya dia saat melihat pemilik sekolah berada disini.

"Bokap lo."

Ucapan singkat dari Lano membuat Dean memutar badannya melihat ke arah pintu yang memang telah terbuka lebar dan ada sosok yang di bencinya.

"Kenapa kalian bolos saat di jam belajar?" Suara dingin dari Yutra membuat Dion dan Lano yang berdiri sejajar dengan Dean menundukkan kepala merasa bersalah, diam tak bersuara. Dean memutar bola matanya jengah.

Mereka bertiga tidak ada yang mau mengankat suaranya. Membuat Yutra menggeleng kecil melihat kelakuan anaknya dan dua sahabatnya.

"Kalian bisa keluar, segera pergi ke ruang guru dan temui Bu Sekar."

Dion dan Lano menunduk singkat, pamit ke Yutra sebelum pergi. Dean dengan cueknya langsung jalan ke arah pintu mengikuti sahabatnya. Sebelum suara Yutra menginterupsi gerakan Dean.

"Kecuali kamu, Dean Stya Lintang."

Mereka bertiga berhenti. Dion menepuk singkat pundak Dean, Lano pun juga sama dan mereka meninggalkan Dean yang masih setia membelakangi Yutra.

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang