Part 14

157 29 10
                                    

Selamat membaca 💕
•••
Warning!!! ⚠⚠⚠
Typo bertebaran.
|
|
|

"Mau ngapain kamu ke sini?" Ucap Kiana yang telah mendelik saat melihat Dean telah berada di depan kelas mereka.

Dean mengacuhkan Kiana yang menghalangi dirinya. Dean langsung menarik tangan Kaiya yang berada dibelakangnya. "Ikut gue."

"Ya!! Dean aneh!! Lepasin Kaiya!!"

Kaiya hanya bisa melihat Kiana yang tertinggal dibelakang dengan wajah memelasnya. Percuma melawan, jika tangannya yang malah akan tersakiti.

"Bisa lepasin tangannya?" ucap Kaiya dengan suara kecil, tangan satunya menutup wajahnya yang saat ini telah menjadi perhatian para siswa yang mereka lewati.

Dean menoleh ke belakang. "Enggak."

Walaupun pegangannya tak sekuat tadi karena Dean melonggarkannnya, tetap saja Kaiya memberenggut mendengarnya karena Dean tetap menggenggam tangannya. Kaiya melirik sekitarnya, pasti! dia saat ini menjadi perhatian publik. Dia sudah lelah diperhatikan banyak orang seperti ini. Kaiya hanya bisa mengerang di dalam hati.

Mereka ternyata tiba di kantin, Kiana dengan muka sebalnya pun berhasil menyusulnya dan hanya diam mengikuti kemana dirinya akan dibawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka ternyata tiba di kantin, Kiana dengan muka sebalnya pun berhasil menyusulnya dan hanya diam mengikuti kemana dirinya akan dibawa.

Terdengar suara tawa tertahan dari arah depannya. Kaiya melihat saat ini Dion dan Lano tengah memakan makanannya dengan santai sambil melihat ke arah mereka-Dean, Kaiya, dan Kiana.

"Laper juga Lo?"

Dean hanya melirik Dion yang bertanya padanya. Segera duduk di hadapan Dion yang memang sedang kosong.

"Kacang... Kacang.. kacangin aja gue terus. Ikhlas gue diginiin mulu sama lo." Sindir Dion secara halus.

"Makanan gue mana?"

Dean mengarahkan pandangannya pada Dion yang biasanya bertugas membeli makanan.

Dion mengangkat bahunya acuh. "Gue kira Lo nggak mau makan. Salah lo sendiri kenapa tadi main kabur aja."

Dean mengepalkan tangannya hendak memukul Dion namun Kaiya yang melihat itu dengan cepat menahan tangan Dean.

Kaiya menggelengkan kepalanya keras. "Aku laper. Kita beli makanannya sekarang ya."

Melihat keterdiaman Dean membuat nyali Kaiya ciut seketika, dilepaskan genggaman mereka, Kaiya mencoba melirik sahabatnya untuk meminta bantuan, tapi sahabatnya itu dengan kurang ajarnya malah sibuk memperhatikan Lano yang berada dihadapannya.

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang