Part 27

89 21 8
                                    

Selamat membaca 💕

|
|
|

Warning typo bertebaran ⚠⚠⚠

• • •

"imo, nanti pulang sekolah, imo langsung pulang ke rumah kan?"

Kaiya yang sedang memakai sepatunya menoleh ke asal suara. Dilihatnya Mila tengah bertopang dagu dikursi depan.

"Iya."

Jawaban pendek dari Kaiya membuat bibir Mila tertarik, tersenyum saat mendengarnya.

"Berarti imo nggak kerja ya."

"Iya, kamu kenapa sih?" Tanya Kaiya yang sudah memakai sepatunya, mengernyit heran saat Mila bertanya.

Mila hanya nyengir dan menggelengkan kepalanya kecil.

"Yaudah, imo pergi dulu ya. Kamu jangan nakal di rumah, cuma ada nenek soalnya." Kaiya menjulurkan tangannya, supaya Mila salim padanya.

Mila mengambil tangan Kaiya kemudian diciumnya.

Baru jalan beberapa langkah, suara Mila memanggilnya kembali.

"Imo!"

"Hm. Ada apa lagi?"

"Itu.. imo.. bawa uang kan?"

"Iya, bawa dong. Nanti imo mau jajan disekolah gimana kalo nggak bawa uang."

Mila kembali menyengir tapi tak kunjung menyuarakan apa yang ingin dikatakannya.

Kaiya sudah bolak-balik​ melihat jam ditangannya, dirinya bisa telat jika Mila tak kunjung bicara.

"Mila, kamu mau ngomong apa sih? Ini imo nanti telat loh kalo kamu nggak ngomong juga."

Kaiya mencoba bicara sepelan mungkin agar Mila segera bicara apa yang diinginkannya, jika sedikit kuat bisa saja Mila jadi marah dan malah merepotkan ibunya nanti.

"Beliin Mila eskrim ya, imo."

Kaiya mendesah pelan, dengan wajah yang masih berusaha terlihat tersenyum, Kaiya menganggukan kepalanya. Keponakannya ini benar-benar ya, hanya bilang itu saja lama sekali. Biasanya juga langsung bicara saja.

"Ada lagi?"

Mila menggeleng. "Itu aja."

"Yaudah, imo pergi ya."

"Iya imo!! Hati-hati!!"

Kaiya bergegas menuju gerbang rumahnya, tapi dirinya harus dikejutkan oleh kehadiran seseorang saat Kaiya benar-benar menutup pagarnya.

"Kamu... Ngapain disini?"

Bukannya menjawab, orang itu malah menaruh dengan asal helm di kepala Kaiya.

"Udah buruan naik. Liat tuh jam ditangan lo."

Kaiya mengikuti arah pandangnya, matanya terbelalak saat jarum jam seakan bergulir dengan cepat.

"Udah ayo!"

Kaiya menepuk pundak Dean saat sudah menaiki motor milik Dean.

Dean segera melajukan kendaraannya untuk segera menuju sekolah.

Mereka hanya diam sepanjang perjalanan, Kaiya juga hanya berpegangan pada pinggiran motor. Takut dibilang lancang jika Kaiya memegang jaket Dean. Dean juga sama, bingung ingin membicarakan apa.

Sampai lampu merah menghentikan mereka berdua. Kaiya yang sudah tidak tahan dengan kediaman ini mulai mengangkat suara.

"Ekhem.. Kamu.. bukannya hari ini ada audisi di perusahaan paman Nasa?"

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang