Part 17

133 30 5
                                    

Selamat membaca 💕

Warning!!!
Typo bertebaran ⚠⚠⚠

|
|
|

"Tumbenan si Dean mampir ke kafe sore begini."

Kaiya dengan cepat menoleh kearah Lina yang baru saja tiba dari arah depan sampai membuat lehernya sedikit sakit karena bergerak terlalu cepat. "A-apa?!"

Lina menatap heran Kaiya yang kini sedang mengaduh dan mengelus pelan lehernya.

"Kamu kenapa? Liat, sampe harus sakit begitu kan leher kamu jadinya."

Kaiya hanya meringis sebagai jawabannya.

"Aku bilang, si Dean tumben banget main ke kafe sore begini."

Kaiya menganggukan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya mencuci piring yang menjadi tugasnya hari ini. Sekaligus menutupi keterkejutannya akan kehadiran Dean.

"Biasanya dia malem baru ke sini, apalagi sendiri begitu, kalo jam segini pasti perginya sama bunda. Lah ini, dia sendirian ke sini."

Pikiran Kaiya seketika kosong, dia hanya bisa merapalkan dalam hati jika Dean ke kafe bukan untuk bertemu dirinya tapi memang karena ada keperluan dengan teman kerjanya yang lain.

"Kai.. Kai!!!"

Kaiya mengerjapkan matanya beberapa kali. "Engh.. iya kak, ada apa??"

"Kamu nih kebiasaan ya, suka nya ngelamun aja. Daripada suka ngelamun mending kamu suka dia aja."

Lina tertawa melihat muka cengo Kaiya yang mendengar kalimat gombalan yang di tujukan untuk meledeknya.

"Apa sih kak?! Dia.. dia siapa coba? Iishh.."

Kaiya mengipas-ngipaskan wajahnya yang tiba-tiba saja panas, ia yakin sekali telah ada warna sedikit memerah disekitar pipinya.

"Cieee.. cieee... Mukanya panas ya. Pipinya juga merah tuh." Lina mengerling menatapnya. Jelas sekali sedang meledeknya.

"Ada hubungan apa nih sama Dean."

Kaiya pura-pura tak mendengar ucapan Lina yang berada dibelakangnya. Kaiya hanya bisa merutuk pada dirinya sendiri.

Ada apa dengan dirinya?!

• • •

"Kak Lina."

Dean melambaikan tangannya singkat menyapa Lina yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Dean masih disini?" Ucap Lina sedikit terkejut. Ia kira Dean akan pulang setelah menghabiskan makanannya.

Dean tersenyumn sembari menggeleng kecil. "Lagi nunggu orang kak."

"Oh gitu. Temen apa pacar nih?" Lina melancarkan aksi menggodanya. Setelah tadi berhasil membuat Kaiya jadi enggan berbicara padanya. Dia ingin melihat tanggapan yang akan diberikan Dean seperti apa.

"Temen kak." Jawaban kalem yang diberikan Dean membuat Lina kecewa. Tak seperti yang dibayangkannya, dimana Dean juga ikut merona seperti Kaiya.

Lina tahu maksud teman yang dibicarakan Dean itu siapa. Kaiya tentu saja. Dia sedikit mencuri-curi pandangan saat pertemuan yang Lina tahu itu tak di sengaja. Dimana ada bunda, Dean, Kaiya, dan kakak ipar dari Kaiya sendiri bertemu dan saling mengobrol walaupun hanya sejenak.

Lina pun menjadi mesam-mesem sendiri saat itu melihat 2 orang yang lebih muda darinya itu sedang berusaha menutupi kegugupan mereka.

Lina yakin mereka bukan hanya sekedar teman sekolah yang hanya bertemu tatap muka saja.

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang