[Selesai]
Menggapai hal yang sejak dulu ia perjuangkan dengan bantahan, larangan dari sang ayah tak membuat seorang Dean menyerah akan mimpinya menjadi penari yang disukai banyak orang. Jalan yang tak mulus karena tak ada restu dari sang ayah, tetap...
"Harus berapa banyak lagi foto yang harus aku ambil, Ai?!" Tanya Alika yang mulai geram dengan Kaiya yang memintanya menjadi fotografer mendadak. Bibirnya sudah mencebik, saat Kaiya malah mengacuhkan ucapannya. Malah asik memilih spot untuk dirinya foto.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kiana? Dia pergi membeli minuman untuk mereka.
Alika menjadi menyesal mengajak Kaiya untuk ke kebun stroberi. Jika harus menjadi tukang foto dadakan seperti ini.
"Ck. Bentar lagi. Mumpung kamu disini. Kalo si Kiana yang motoinnya nggak bakal bagus hasilnya."
"Aku kesel kalo minta fotoin sama dia, hasilnya selalu aja kebayang gitu karena tangannya bergerak. Padahal kalo aku yang fotoin dia hasilnya selalu bagus." Curhat Kaiya secara spontan.
Alika memutar bola matanya. "Ya terserah sih. Itu mah urusan kalian berdua." seru Alika dengan nada kecil. Untung saja Kaiya tidak mendengarnya, jika iya? Habislah telinganya mendengar suara cempreng Kaiya yang mengamuk.
"Dua kali lagi ya, Al? Buruan deh kesini. Janji deh dua kali jepret aja."
Kaiya memasang muka memelas sambil mengacungkan dua jarinya.
"Oke."
• • •
"Kalian dulu bisa deket gimana sih? Kalo aku sama Kaiya kan harus aku dulu nih yang deketin dia, kalo kamu Al gimana?" Tanya Kiana sambil memakan hasil stroberi yang mereka petik tadi di kebun.
Alika yang hendak menjawab langsung dipotong oleh Kaiya.
"Aku lah yang ngajak Alika kenalan duluan."
"Masa sih? Kok kamu waktu itu harus aku dulu sih yang banyak ngomong."
Mendengar itu, Alika memasang muka tak suka. "Nggak salah denger aku? Bukannya sama aja ya? Kamu itu orang yang paling males bergaul sama orang lain. Aku pikir aku sama kaya Kiana, sama-sama menjadi orang yang harus berkenalan terlebih dahulu sama kamu."