Selamat membaca 💕
|
|
|"Sebentar lagi aku selesai. Kalian berdua kesana aja duluan. Iya... Aku nggak bakal lama lagi kok ini kerjanya."
Kaiya menutup panggilannya dengan dua sahabatnya. Mereka sudah mengoceh karena Kaiya belum juga pulang dari kerjanya.
Kaiya hendak pulang tadinya. Tapi, tiba-tiba saja kak Lina membutuhkan bantuan darinya. Mau tak mau Kaiya harus membantunya.
Kak Lina selalu baik padanya, tidak mungkin menolak saat kak Lina membutuhkan bantuan darinya.
"Kaiya.. maafin kakak ya jadi ngerepotin kamu. Kamu jadi pulang agak terlambat." Ucap Lina yang merasa bersalah, yang baru saja datang dari arah belakang.
"Kakak ih.. nggak papa. Aku juga lagi nggak mau buru-buru banget kok pulangnya." Dusta Kaiya.
Tidak mungkin bukan jika Kaiya memarahi kak Lina yang notabene senior ditempat kerjanya dan juga orang yang mau membantu dirinya keterima di kafe ini?
"Huh... Iya deh. Kamu pulang aja sekarang. Urusan kakak sudah selesai."
"Yakin? Aku masih bisa kok kak jaga disini kalo kakak masih belum selesai urusannya."
"Ck.. kamu nih ya. Udah pulang aja, nanti gebetannya ngambek lagi nggak jadi pergi di malam Minggu ini."
"Isshh.. kak Lina. Aku nggak punya gebetan tau." Kaiya mendengus melihat Lina yang mulai menertawai dirinya. "Kak Lina tuh, nggak jalan sama Reno oppa? Enak ya gantungin perasaan anak orang?"
"Aihh... Sakit kak..." Kaiya mengerucutkan bibirnya, tangannya sibuk mengusap pinggangnya yang dicubit oleh Lina. "Tega banget sih kak sama adik yang paling cantik di Donuts Cafe ini? Nanti kecantikan aku bisa luntur kalo sering di cubit gini."
"Kamu mau kakak cubit lagi?"
Kaiya menggeleng. "Nggak!! Udah ah, aku pulang aja. Kalo lama-lama disini bisa kena seruduk sama banteng betina yang lagi ngamuk."
Kaiya langsung berlari menjauhi Lina. Bisa gawat hidupnya jika masih berada disana.
"KAIYA!!!!"
Kaiya tertawa saat mendengar Lina meneriakkan namanya. Kaiya berbalik melihat Lina dan melambaikan tangannya beberapa kali. Belum sempat mengejar Kaiya, Lina sudah kedatangan pelanggan. Membuat Kaiya bisa bernapas lega, Lina tidak akan mengejarnya.
• • •
"Kalian dimana?"
"Kami masih di jalan Ai, macet."
"Huh? Kalian belum sampai ditempat kita janjian?"
"Belum. Kamu bilang mau otw ke tempat janjian baru kami pergi juga dari rumah. Lebih tepatnya dari rumah Kiana."
"Wahh... Kalian... Aku kira kalian udah dateng disini. Aku sendirian dong?"
"Nggak papa. Nggak ada juga yang mau nyulik kamu kok, Kai." Sahut Kiana yang sepertinya sedang mengemudi.
"Nyebelin." Kaiya langsung memutuskan sambungan telepon genggamnya. Dia sudah kesal, karena harus menunggu mereka lebih lama, sendirian.
Kaiya memesan minuman terlebih dahulu. Menyeruputnya dengan pelan, sambil memandang orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya.
Jika diperhatikan, ternyata banyak orang yang seumuran dengannya. Pergi bersama sahabatnya. Saling bercanda, dan tertawa bersama.
Kemana dua sahabatnya ini? Dirinya sudah mulai bosan duduk sendiri disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL [TAMAT]
Teen Fiction[Selesai] Menggapai hal yang sejak dulu ia perjuangkan dengan bantahan, larangan dari sang ayah tak membuat seorang Dean menyerah akan mimpinya menjadi penari yang disukai banyak orang. Jalan yang tak mulus karena tak ada restu dari sang ayah, tetap...