Part 33

83 14 30
                                    

Hai..
Sepertinya sudah hampir satu bulan atau lebih ya aku ninggalin lapak ini? Entah lah, aku lupa. Tapi, terimakasih karena masih mau baca cerita ini. ^^

Kasih tau aku kalo ada typo atau kalimat yang kurang pas ya. Karena aku ngetik ini langsung aku up.

Selamat membaca 💕
|
|
|
Warning typo bertebaran ⚠⚠⚠

•••
Yang dilakukan Kaiya setelah lulus dari SMA Dream hanya di rumah, Donuts Cafe, memikirkan akan memilih akan ngapain setelahnya, dan menunggu kabar dari dancer jelek yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Berulangkali Kaiya mencoba bertanya pada Dion ataupun Lano, tapi, sia-sia saja. Mereka enggan menjawab, malah mengalihkan pembicaraan.

Apa yang dilakukannya?

Apa perlu Kaiya bertanya pada paman Nasa?

Kepalanya lantas menggeleng samar. Tidak mungkin mengganggu waktu paman Nasa hanya untuk sekedar menanyakan perihal Dean. Merepotkan.

Eh? Kaiya terhenyak. Bukankah dia harus memberikan jawaban pada paman Nasa secepatnya.

Tangannya langsung bergerak cepat mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja. Tapi, baru 10 detik ia pegang diletakkannya kembali. Tak berapa lama diambilnya kembali. Seperti itu saja, sampai tujuh kali.

Dengan tekad terakhir yang dia miliki, Kaiya dengan cepat mengambil kembali ponselnya. Dengan cepat mengetik pesan pada Nasa.

To: Paman Nasa

Paman... Aku sudah memiliki jawabannya. Bisa kita bertemu saja nanti malam di perusahaan paman? Maaf, jadi merepotkan paman.

Send

Kaiya mengetukkan jarinya di dagu. Sedikit ragu, jika Nasa akan membalas pesan yang dikirimnya. Sampai bunyi nada dering pesan terdengar ditelinganya.

From: Paman Nasa

Oke.. sepertinya akan ada kabar bagus yang paman dengar. Datanglah ke gedung pukul 7 malam.

Kaiya tersenyum miris. Jahat kah dia nanti, saat bertemu Nasa.

• • •

Senandung kecil, terdengar dari arah dapur. Sesekali ketukan kaki pun terdengar.

Tangannya masih sibuk berkutat dengan tumpukan piring dan gelas kotor. Hari ini, cafe terlihat ramai. Mungkin karena sudah weekend. Entahlah, semenjak lulus dari SMA menurutnya hari sama saja.

Kaiya sudah hampir selesai menyelesaikan pekerjaannya. Sampai Lina datang menghampiri.

"Kai, kamu dipanggil tuh sama pak Yutra di depan."

Kaiya terkejut saat mendengar namanya. "Kenapa kak?! Pak Yutra?!"

Lina mengangguk singkat, sekaligus heran dengan Kaiya. Bukannya dia yang harusnya bertanya, kenapa tiba-tiba pak Yutra mau menemui dirinya.

"Tenang.. seharusnya kakak yang nanya, kenapa pak Yutra mau ketemu sama kamu?"

Kaiya mengusap tengkuknya yang tak gatal. "Iya juga ya.." sahutnya. "Jadi, pak Yutra masih di depan, kak?"

Lina memutar bola matanya jengah. "Iya masih. Tapi, bisa nggak kamu jawab dulu pertanyaan kakak baru nanya pertanyaan lain?"

Kaiya meringis. "Maaf, kak."

"Mungkin pak Yutra mau bicara soal Dean." Menyebut namanya Kaiya jadi tertunduk lesu. "Tapi, sampai sekarang aja aku nggak tau dia ada dimana, kak."

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang