Part 38

103 17 12
                                    

Selamat membaca 💕💕💕
|
|
|
Warning typo bertebaran ⚠⚠⚠
•••

"Kami akan mengantarmu terlebih dahulu. Baru setelahnya, kami ke hotel."

Suara Taegi terdengar, membuat Dean memutar bola matanya. Untuk apa dia diantar, ini negaranya, ini tempat tinggalnya, tidak ada yang perlu di khawatirkan berlebihan disini. Jika itu Korea mungkin saja, Sasaeng seakan merajalela mengikutinya kemana saja. Bukan tidak mungkin sasaengnya mengikuti Dean sampai disini. Mungkin saja. Tapi Dean 100% yakin mereka hanya bisa berani sampai bandara saja. Penggemarnya sudah mewanti-wanti para Sasaeng yang akan mengikutinya sampai Indonesia dengan berbagai macam cara, seingatnya saat membuka Twitter salah satu penggemarnya menggunakan foto-foto hantu khas Indonesia untuk menakuti Sasaeng itu. Satu cuitan awalnya, beberapa menit kemudian mulai diramaikan oleh banyak orang, jadi Dean yakin pasti akan mempan.

Dean saja sampai terpingkal, saat membaca cuitan penggemarnya di Twitter. Ditambah foto-foto yang menjadi penguat supaya Sasaeng nya sadar untuk tidak mengikuti Dean.

"Aku bisa sendiri, Hyung. Kalian istirahat lah, jika perlu kalian jalan-jalan menghabiskan hari tenang tanpa perlu mengkhawatirkan aku bagaimana." Dean mengambil koper miliknya yang sejak tadi dipegang oleh Soejin.

"Lagipula aku akan kembali ke rumah orang tuaku. Sahabatku juga telah berada diparkiran. Jika kalian masih tak percaya, bisa ikut aku sampai parkiran."

Dean mulai berjalan, membiarkan Taegi yang masih mengoceh tak terima saat Dean bilang akan pulang ke rumah orangtuanya sendiri.

"--kau tau sendiri. Ya!! Dean! Hyung belum selesai berbicara." Taegi yang baru menoleh karena sejak tadi sibuk membalas pesan dari bosnya itu, menjadi geram karena dirinya hanya berbicara pada angin ternyata. Taegi bergegas mengikuti Dean dengan Soejin disebelahnya. Ditatapnya dengan kesal Soejin.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau Dean sudah pergi dari hadapan kita?"

Soejin mengangkat bahunya acuh. "Hyung sendiri yang bilang, jangan mengganggu Hyung saat sedang sibuk."

"Aiishh"

•••

"See. Aku tidak berbohong bukan? Mereka sahabatku, hyung. Aku juga tidak bodoh berkeliaran seenaknya seperti dulu."

Taegi memeriksa foto yang dipegangnya dengan wajah-wajah yang baru dilihatnya pertama kali ini dengan sangat detail dan hati-hati. Kepalanya sejak tadi melihat ke foto juga kehadapannya.

"Hm."

"Jadi, aku sudah bisa pulang, Hyung? Aku sudah lelah."

Taegi menggeleng. "Bisa minta kartu identitas mereka?"

"Hyung!!"

"Wae? Aku butuh itu. Setidaknya dengan memiliki foto kartu identitas mereka, aku bisa sedikit tenang."

Dean yang sudah mulai lelah hanya mendengus. Kepalanya berbalik menatap kedua sahabatnya yang sedikit kebingungan dengan obrolan antara Dean dan juga managernya.

"Widiihh... Pake bahasa apaan Lo? Kagak ngerti sama sekali gue." Tanya Dion dengan muka penasaran.

Lano menyenggol lengan Dion. "Bahasa Korea, Dion. Bego banget sih lo."

Dion yang tidak terima saat dibilang bego itupun langsung menatap Lano dengan garang. "Eh, apa-apaan Lo ngatain gue bego?"

"Ck. Malah berantem. Mana KTP Lo pada?"

"Buat apa?" Tanya Dion.

"Manager gue minta. Dia mau foto katanya. Dia nggak percaya kalo gue bakal langsung balik ke rumah."

IDOL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang