Selamat membaca ya. 💕
•
•
•
"Kamu nanti berangkat sama Mas aja, kebetulan searah juga sama kantor Mas."
Mas Alli tiba-tiba saja mengeluarkan suaranya saat Kaiya baru saja sampai di meja makan.
"Enggak usah mas, Kaiya naik kendaraan umum aja. Nanti kalo nganterin Kaiya dulu yang ada Mas terlambat lagi masuk kantornya." Tolak Kaiya halus. Diliriknya Mas Alli yang terlihat berada di ujung meja, tenang melanjutkan sarapan paginya.
Bukannya Kaiya menolak permintaan Mas Alli, hanya saja, dia tidak ingin merepotkan siapapun di hari pertama dia masuk sekolah. Jangankan Mas Alli, ayahnya saja yang telah berangkat lebih pagi ia tolak. Tapi jelas, Kaiya menolak ajakan ayahnya, tempat kerja ayahnya saja jelas berbeda jalur dengan sekolahnya.
"Kamu serempak aja sama Mas Alli. Lagian, Ibu juga sama mbak mu ini mau sekalian numpang sama mas mu." Ibu Tasya mulai ikut nimbrung saat melihat anak bungsunya menolak tawaran dari mas-nya.
Kaiya melihat kearah Ibu dan kakak iparnya bergantian. Mereka mau kemana pagi-pagi seperti ini?
"Mbak sama ibu mau sekalian ke pasar. Makanya, sekalian gitu." Jelas mbak Alya yang membuat Kaiya menganggukkan kepalanya mengerti.
"Yaudah, aku serempak mas Alli."
Ayahnya telah pergi duluan, katanya orang baru jadi harus lebih cepet untuk sampai kantornya.
Membuat kami yang tersisa dirumah langsung pergi, masuk dalam satu mobil dengan mas Alli.
• • •
"Permisi pak, mau nanya ruangan guru ada dimana ya?" tanya Kaiya saat melihat satpam yang tengah berdiri dipintu gerbang.
"Nanti kamu lurus aja dari sini, nanti di persimpangan itu, kamu pergi ke sebelah kanan, nanti ada tulisannya ruang guru." jelas satpam yang kini matanya terlihat fokus melihat anak-anak sekolah Dream memasuki pelataran sekolah. Kaiya mencoba mengingat apa yang baru dijelaskan satpam sekolahnya.
"Makasih ya pak." Pamit Kaiya dengan senyum manisnya hingga lesung pipi kebanggaan dirinya terlihat.
"Iya, kalo masih bingung, nanti didepan sana ada Mading, ada peta sekolah yang bisa kamu lihat." Ucap satpam sekolah yang sedikit kencang karena Kaiya telah berada agak jauh dari satpam itu.
Kaiya berbalik dan mengancungkan jempolnya, mengerti akan pemberitahuan sang satpam.
Saat kakinya mulai melangkah melewati koridor sekolah, matanya seakan bergerak liar melihat setiap ruangan kelas yang ia lewati. Tak sengaja, dia menabrak bahu seseorang yang ada dihadapannya.
Membuat Kaiya dan orang yang Kaiya tabrak meringis pelan.
Saat mengadahkan kepala, dilihatnya seorang pria yang memakai seragam yang sama dengannya. Menatap dirinya dengan tajam. Kaiya langsung menundukkan kepalanya, tak berani melihat kemarahan orang yang dihadapannya.
Kaiya merutuki keteledoran dirinya saat berjalan tadi. Dia mengaku salah karena tidak fokus saat berjalan, dia jadi menabrak orang seperti ini dihari pertama dirinya masuk sekolah ini.
"Ma-maaf." Ucap Kaiya terbata. Mata hitam legam itu membuatnya tak berkutik.
"Jalan itu selain pake kaki juga harus pake mata!!" desis orang itu jengkel.
Pria itu langsung pergi setelah membentaknya. Dia sampai tak terlalu ingat wajah pria itu. Karena, Kaiya hanya sekilas melihatnya. Yang Kaiya ingat hanya mata hitam dengan pandangan menusuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/174006623-288-k858434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL [TAMAT]
Teen Fiction[Selesai] Menggapai sesuatu yang diinginkan, ternyata tak semudah itu dilakukan oleh Dean. Bertemu dengan gadis yang selalu marah jika bertemu dengannya, adalah hal baru di kehidupannya. Gadis itu, Kaiya Natasya, keajaiban baginya. ~Dean Stya Lintan...