Jimin melangkahkan kakinya masuk ke kantor, lalu masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 3. Ya, ruang kerja Jimin terletak di lantai 3.
Jimin keluar dari lift dan melangkahkan kakinya sampai ia berhenti di depan pintu cokelat, lantas ia membuka pintu tersebut.
Sekretaris Shin yang sedang berkutat dengan kertas-kertas di meja kerjanya pun menoleh ke arah pintu, kemudian ia berdiri dan membungkuk kepada Jimin lalu mengatakan, "Annyeong haseyo, Daepyonim."
Jimin mengangguk sambil tersenyum tipis lalu mengucapkan, "Sekretaris Shin, masuk ke ruanganku, ada yang ingin aku bicarakan."
Sekretaris Shin mengangguk, "Ne." Kemudian ia mengikuti Jimin masuk ke ruang kerja pria itu yang terletak di depan ruang kerjanya.
Jimin duduk di kursi kerjanya. "Silakan duduk," ucap Jimin.
Sekretaris bernama Shin Hyeji itu duduk lalu bertanya, "Ada apa, Daepyonim?"
"Apakah kau benar-benar akan berhenti kerja?" tanya Jimin.
Hyeji mengangguk yakin. "Ya, aku akan berhenti kerja. Aku akan fokus untuk mengurus anakku," jawab Hyeji sambil tersenyum.
Jimin menghela napas lalu membalas, "Kalau alasanmu berhenti kerja karena untuk anakmu, ya aku tidak bisa memaksamu untuk tetap kerja di sini, Sekretaris Shin."
"Anakmu memang akan sangat membutuhkanmu," lanjut Jimin.
Hyeji mengangguk lalu mengatakan, "Iya, oleh karena itu aku memilih untuk berhenti, ya walaupun agak sulit meninggalkan pekerjaan yang sangat aku cintai ini."
"Ya, sebenarnya aku juga sulit untuk melepaskan sekretaris dengan cara kerja yang baik seperti kau. Tapi, ya mau bagaimana lagi, ini kan untuk anakmu juga, jadi aku harus mengizinkanmu untuk berhenti," ujar Jimin.
Hyeji mengangguk, "Iya, terima kasih."
"Baiklah kalau begitu, kau bisa melanjutkan kerjaanmu sekarang, dan manfaatkan waktumu dengan baik selama kau masih ada di sini," ujar Jimin.
Hyeji mengangguk dan membalas, "Ne, algeseumnida."
Hyeji berdiri dan membungkuk memberi hormat, setelah itu ia keluar dari ruangan Jimin.
Jimin mengambil ponselnya yang berada di atas meja, lalu mencari kontak salah satu tim Human Resources Development (HRD).
Setelah menemukan, Jimin menelepon kontak tersebut, dan menempelkan layar ponsel ke daun telinga.
"Yeoboseyo, ada apa, Daepyonim?" sapa seseorang di seberang sana saat telepon sudah tersambung.
"Hari ini ada interview kerja untuk sekretaris baru, kan?" tanya Jimin.
"Iya, benar. Ada apa, Daepyonim?"
"Pilihlah sekretaris baru dengan benar. Aku tidak ingin sekretaris yang kerjanya berantakan," ucap Jimin tegas.
"Baiklah, aku mengerti."
"Geurae," ujar Jimin lalu memutuskan sambungan teleponnya.
***
08.15 KST
Eunra keluar dari ruang kerjanya dan berjalan santai di koridor, ia akan menuju kantin. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memegang pundaknya, Eunra pun tersentak dan menoleh ke arah belakang.
"Selamat pagi, Sunbae," ujar lelaki berjas putih itu, ia adalah dokter baru di rumah sakit ini, dia belum ada satu tahun kerja di sini. Namun, ia akrab dengan Eunra, karena saat ia pertama kali menginjakkan kaki di rumah sakit ini, Eunra menyambutnya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanfictionPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...