Jimin membuka pintu itu, lalu ia kembali menutup pintu setelah masuk ke dalam ruangan itu.
Matanya bisa melihat bahwa Eunra sedang berbaring di brankarnya dengan posisi membelakanginya.
Jimin berdiri di dekat pintu sambil memperhatikan istrinya itu. Matanya memancarkan sebuah kesedihan, hatinya juga sakit melihat istrinya yang terpuruk karena kehilangan bayi mereka.
Perlahan Jimin melangkahkan kakinya mendekati brankar istrinya itu..
"Sayang..." panggil Jimin lembut.
Eunra tidak menyahut, ia tetap membelakangi Jimin.
Hanya suara isak tangis yang Jimin dengar saat ini.
"Eunra-ya..." panggil Jimin lagi, kali ini sambil memegang bahu wanita itu.
Eunra melepaskan tangan Jimin dari bahunya tanpa berkata apapun.
"Makan dulu yuk, Sayang," ucap Jimin.
Eunra menggeleng, dan tetap bungkam.
"Nanti kamu sakit kalau gak makan. Ayo makan dulu, Sayang," ujar Jimin sambil memegang tangan Eunra.
Wanita itu melepaskan tangan Jimin sambil menggelengkan kepalanya.
"Sayang..." Jimin mengelus rambut istrinya itu.
"Lepasin..." ucap Eunra, Jimin pun melepaskan tangannya dari rambut Eunra.
Jimin memandang sedih tubuh Eunra yang masih membelakanginya. Ia dapat mendengar dengan jelas isak tangis istrinya itu.
Kemudian Jimin mencoba naik ke brankar Eunra, tidur di belakang Eunra sambil memeluk istrinya itu dari belakang.
"Kamu ngapain sih? Pergi... Aku gak mau ngomong sama kamu," ucap Eunra di sela tangisnya.
"Maafin aku---"
Dengan cepat Eunra menyela, "Kamu udah janji sama aku, Jim. Kamu udah janji kalau kamu bakal nyelamatin bayi kita, bukan aku. Tapi kamu ingkar, kamu gak tepatin janji kamu."
"...hiks.. Sekarang... Bayi kita..." tangisan Eunra semakin parah, hingga ia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"Maafin aku, Sayang..." lirih Jimin sambil mengeratkan tangan kirinya yang melingkar di perut Eunra. Tanpa sadar, air matanya ikut menetes.
"Aku berjuang mati-matian selama bayi kita ada di dalam perut aku, aku mencoba untuk jadi ibu yang selalu kuat dan sehat untuk bayi kita. Aku juga mau bayi kita lahir ke dunia, dan aku juga yakin kamu juga pasti mau itu. Aku tau kok, kamu yang paling mau kita cepet-cepet punya anak. Tapi kenapa sekarang kamu malah biarin bayi kita gak hidup?"
"Kenapa, Sayang?" lanjutnya dengan suara pelan.
"Karena aku gak mau kamu pergi. Aku masih butuh kamu, Eunra."
"Ya tapi kamu tega banget kalau kamu biarin anak kita pergi. Kamu tega, Jim. Ketika kamu gak ngasih kesempatan anak kamu sendiri untuk hidup, kamu tega," ujar Eunra.
"Aku lebih tega, kalau aku biarin kamu pergi, Sayang---"
Dengan cepat Eunra menyela, "Aku udah hidup lebih dari dua puluh tahun. Aku udah ngerasain hidup di dunia ini. Aku udah ngerasain punya suami, punya mertua yang baik banget, aku juga udah mencapai cita-cita aku untuk jadi dokter."
"Harusnya kamu biarin aku pergi aja, aku juga mau ketemu Ayah sama Bunda di atas sana. Aku mau anak kita tetap hidup. Tapi kamu... Aku kecewa sama kamu, Jim. Jahat banget kamu, gak ngerti lagi deh aku sama kamu," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanfictionPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...