13. Terror

2.4K 131 7
                                    

Keesokkan harinya.

Eunra duduk di kursi sebelah brankar Jimin, ia menggenggam tangan Jimin dengan kedua tangannya.

Wanita itu memejamkan matanya dan menempelkan tangan Jimin yang ia genggam di keningnya. "Kamu harus bangun, kamu kuat, kamu pasti bisa bertahan," ucap Eunra pelan.

"Gimana hidup aku kalau gak ada kamu, Jim?" Eunra menatap Jimin yang terbaring lemah di brankarnya dengan segala alat-alat yang menempel di tubuhnya.

"Aku cuma punya kamu, Sayang. Jadi, cepat siuman ya, aku akan tunggu kamu di sini sampai kapanpun." Eunra berharap Jimin bisa mendengar suaranya.

Eunra mencium tangan Jimin dengan penuh kasih sayang, kemudian cairan bening keluar dari matanya yang indah.

"Walaupun seandainya kamu harus pergi... Hiks.. Hiks.. Kamu harus bawa aku pergi sama kamu, kita pergi sama-sama... Hiks.." airmata Eunra mengalir semakin deras.

Eunra mencium tangan Jimin lalu kembali menempelkan tangan Jimin yang ia genggam ke keningnya.

Wanita itu masih menangis sambil berdoa di dalam hati. Ia berharap Jimin bisa secepatnya siuman.

Kemudian pintu terbuka, Eunra menurunkan tangan Jimin dan menoleh ke arah pintu.

Di sana, ada Yoongi, Yera, dan Haneul.

Eunra berdiri lalu langsung memeluk Yera ketika wanita itu sudah berdiri di hadapannya. "Eonni..." ujar Eunra dengan suara lirih.

Yera mengusap-usap punggung Eunra sambil berucap, "Sabar ya, Jimin pasti akan siuman secepatnya." Eunra pun mengangguk pelan mendengar ucapan Yera.

Yera melepas pelukannya dan memegang kedua bahu Eunra. "Kau harus kuat, arasseo?"

Eunra menganggukkan kepalanya sambil mengusap airmatanya.

Sementara itu, Yoongi menatap Jimin yang terbaring lemah tidak berdaya di atas brankar.

"Siapa orang yang berani menusuk Jimin sampai kritis seperti ini?" gumam Yoongi.

Yoongi menoleh ke arah Eunra. "Lima member yang lain sudah tahu kan kalau Jimin koma?" tanya Yoongi.

Eunra mengangguk lalu menjawab, "Kemarin aku sudah memberitahu mereka. Lalu, tadi pagi mereka sudah kesini, kecuali Jungkook."

"Jungkook belum ke sini?" tanya Yoongi lagi.

Eunra menggeleng dan menjawab, "Belum, mungkin nanti sore atau malam." Yoongi mengangguk paham.

"Eomma, Paman Jimin kenapa?" tanya Haneul dengan ekspresi polosnya.

Yera menundukkan kepalanya dan menatap putrinya itu. "Paman Jimin lagi sakit, Sayang."

Gadis kecil itu menarik ujung kemeja Eunra. "Tante, Paman Jimin baik-baik saja, kan?" tanya gadis imut itu.

Eunra berjongkok di hadapan Haneul lalu menganggukkan kepalanya. "Paman Jimin baik-baik saja kok."

"Lalu kenapa Tante menangis?" gadis itu mengusap airmata Eunra dengan ibu jarinya yang mungil itu.

Eunra tersenyum tipis lalu memeluk tubuh gadis kecil itu. "Mata Tante hanya kelilipan saja kok," ujar Eunra.

"Tante, apakah Haneul boleh mencium Paman Jimin?" tanya Haneul setelah Eunra melepaskan pelukan mereka.

"Boleh, ayo sini Tante gendong," ujar Eunra sambil membuka tangannya.

Eunra menggendong Haneul lalu mendekatkan gadis kecil itu ke Jimin. Kemudian Haneul mencium kening Jimin. "Paman Jimin cepat sembuh ya," ujar gadis kecil itu setelah mencium kening Jimin.

Our Love ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang