4. Grateful

3.2K 189 11
                                    

Sudah 2 hari yang lalu Ayah Eunra pergi untuk selamanya.

Selama 2 hari ini Eunra jadi pendiam. Dia tidak menangis, tapi hatinya sangat hancur. Dia sangat berusaha keras untuk tidak menangis selama 2 hari ini.

Eunra masuk ke kamar, ia duduk di karpet dekat tempat tidur. Wanita itu hanya diam sambil memeluk lututnya.

Matanya menatap kosong ke arah karpet. Eunra masih tidak menyangka Ayahnya pergi secepat itu.

Eunra sangat rapuh, Ibunya sudah pergi beberapa tahun lalu, dan 2 hari lalu Ayahnya yang pergi. Eunra sudah tidak punya orang tua lagi, dan itu sangat menyakitkan untuknya.

Di sisi lain, Jimin membuka pintu kamar dan melihat Eunra duduk di karpet sambil memeluk lututnya. Kemudian Jimin menutup pintu dengan pelan, dan berdiri di depan pintu.

Jimin mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam kantung celananya, kemudian mencari kontak Ibunya. Setelah itu, ia menelepon Ibunya itu.

"Yeoboseyo, Eomma?" sapa Jimin saat telepon sudah tersambung.

"Iya, ada apa, Sayang?" balas Ibunya.

Jimin membalas, "Eomma, Eunra diam terus sejak Ayahnya pergi. Ibunya sudah lama meninggal, dan beberapa hari yang lalu Ayahnya meninggal. Eunra pasti sangat terpukul. Sepertinya Eunra membutuhkan sosok Ibu saat ini."

"Bagaimana kalau Eomma ke Seoul kalau kalian sudah kembali ke Seoul? Siapa tahu kedatangan Eomma bisa membuat Eunra bangkit lagi."

"Tidak apa-apa Eomma ke Seoul? Atau aku dan Eunra saja yang ke Busan?" balas Jimin.

"Tidak apa-apa, Eomma saja yang ke Seoul ya. Kalian pulang kapan?"

"Lusa, Eomma. Nanti aku kabari lagi kalau kami sudah pulang ke Seoul," balas Jimin.

"Ya sudah, kalau begitu, dan ingat satu hal, kamu harus selalu di samping istrimu ya, beri Eunra kekuatan. Di saat seperti ini, Eunra sangat membutuhkan kamu."

"Iya, Eomma, aku mengerti." 

"Bagus, ya sudah, Eomma tutup ya teleponnya." kemudian Ibunya Jimin pun memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah menelepon Ibunya, Jimin kembali membuka pintu kamar, Jimin masuk ke kamar lalu menutup pintu. "Sayang..." panggil Jimin lembut, namun Eunra tidak merespons.

Jimin menghampiri Eunra yang sedang duduk sambil memeluk lututnya di karpet.

Jimin duduk di hadapan Eunra lalu mengangkat dagu Eunra agar menatapnya.

"Aku ngerti perasaan kamu kok, tapi sampai kapan kamu seperti ini terus?" tanya Jimin lembut.

Eunra menatap mata Jimin dan menjawab, "Eomma pergi, Appa pergi, aku udah gak punya siapa-siapa lagi."

Jimin meraih tangan Eunra lalu ia genggam tangan itu. "Ada aku, kamu punya aku, Sayang." Jimin berujar dengan lembut.

"Iya.. Tapi.. Aku..." Eunra menghentikan ucapannya kemudian menundukkan kepalanya.

Air mata yang ia tahan selama 2 hari ini, akhirnya menetes, Eunra menangis.

Jimin yang melihat istrinya menangis pun menarik istrinya itu ke dalam dekapan hangatnya.

Tangisan Eunra semakin menjadi, ia terisak, tubuhnya bergetar hebat.

Jimin mengelus punggung Eunra sambil mengatakan, "Nangis aja, gak apa-apa."

"Appa.... Hiks... Jimin, eotteokkae... A-Appa.." Eunra mengeratkan pelukannya dan meremas kaos Jimin.

Jimin tidak mengatakan apapun, namun ia tidak berhenti mengelus punggung Eunra untuk menenangkan istrinya itu.

Our Love ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang