Wanita cantik itu membuka matanya ketika cahaya matahari pagi mulai menerangi seisi rumah. Pemandangan permata kali yang ia lihat adalah wajah Jimin yang berjarak sangat dengan wajahnya masih tertidur pulas.
Malam tadi, setelah ia mengurus Jira yang menangis, ia kembali ke ruang tengah dan melihat Jimin sudah tertidur di sofa besar itu, Eunra pun memutuskan untuk ikut tidur di sana, bersama Jimin.
Eunra tersenyum sambil mengangkat tangannya untuk merapikan rambut Jimin yang sedikit menutupi matanya. Kemudian tangannya turun ke pipi tembam Jimin. Ia mengelus pipi itu begitu lembut.
"Maafin aku, Jim..." ucap Eunra pelan.
Wanita itu menghela napas lalu melanjutkan ucapannya, "...belum bisa jadi istri dan ibu yang baik, maaf."
Eunra mencium pipi Jimin, lalu kembali memperhatikan wajah suaminya itu.
Wanita itu melirik jam dinding, pukul tujuh pagi. Jadwal operasinya adalah pukul sembilan pagi. Ia harus bersiap dari sekarang karena harus mandi, bersih-bersih rumah, menyiapkan sarapan, mengurus Jira, dan lain-lain.
Eunra bangkit dan kini duduk di pinggir sofa. Tanpa Eunra sadari Jimin sudah membuka matanya. Saat wanita itu hendak berdiri, Jimin menggenggam pergelangan tangan kiri Eunra.
Wanita itu menoleh. "Eh? Udah bangun?"
Jimin menarik tangan istrinya itu untuk kembali duduk. Eunra pun kembali duduk di pinggir sofa.
Tanpa menjawab ucapan Eunra tadi, Jimin bangkit dari posisinya, lalu memeluk Eunra dari belakang. Ia mencium pundak dan punggung istrinya itu.
"Mau peluk dulu," ujar Jimin manja, Eunra hanya bisa tersenyum tipis sambil mengelus tangan Jimin yang melingkar di perutnya.
"Jadwal operasinya jam berapa, sayang?" tanya Jimin tanpa melepaskan pelukannya, kini ia menempelkan pipinya ke punggung Eunra.
"Jam sembilan pagi. Kamu berangkat kerja seperti biasa kan? Jam delapan?" balas Eunra.
"Aku gak akan kerja hari ini. Biar aku yang jaga Jira hari ini, kamu gak usah khawatir."
"Tapi sayang–"
"Udah pokoknya kamu fokus aja buat operasinya, jangan mikirin macem-macem. Jira sama urusan rumah, aku yang ngurus hari ini."
"Beneran nih?" tanya Eunra, masih kurang yakin.
Jimin mengangguk dan mengeratkan pelukannya. "Nyuci baju? Gampang pake mesin cuci, terus bersihin debu? Ada vacuum cleaner, aku ngerti. Terus masak? Aku bisa masak enak buat kamu. Soal Jira? Aku udah ngerti cara pakein pempers, terus buatin susu, mandiin, makein baju, udah deh pokoknya aku bisa ngelakuin semuanya, hehe."
Eunra tertawa mendengar ucapan Jimin.
"Kok ketawa sih? Gak percaya nih sama aku?"
"Hmm, aku percaya kalau kamu udah buktiin," ujar Eunra sambil menahan tawa.
Jimin melepas pelukannya lalu kini ia duduk di sebelah Eunra, ia menoleh dan menatap istrinya itu. "Oke aku buktiin. Kalau terbukti aku bisa ngelakuin semuanya dengan baik dan benar, kamu mau ngasih aku apa?"
"Oh jadi pamrih nih? Harus ada balasannya nih?"
"Iya dong."
"Kamu mau apa?"
"Kasih Jira adik laki-laki, hehe."
Eunra melotot dan berkata, "Nggak."
Jimin cemberut. "Ngambek," ujar Eunra sambil mencubit pipi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanficPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...