Beberapa tahun sudah berlalu...
Park Jira, anak sulung perempuan dari anggota grup besar dunia pada masanya, Jimin BTS, akan melaksanakan pernikahan besok.
Berita soal pernikahan Jira sudah tersebar ke seluruh dunia. Jira akan menikah besok, dan malam ini adalah malam terakhir Jira berada di rumah ini, tempat di mana ia dibesarkan bersama kedua orang tuanya. Juga tempat di mana Jira merasa bahagia dan sedih. Rumah penuh kenangan bersama Ayah, Bunda, dan Adik-adiknya.
Seseorang mengetuk pintu kamar wanita itu. "Jira-ya, ini Ayah, apakah Ayah boleh masuk?" ucap Jimin yang berdiri di depan kamar putri sulungnya itu.
"Boleh, Ayah. Buka aja pintunya, gak dikunci kok, Yah."
Jimin membuka pintu itu lalu mendekati Jira yang sedang duduk di pinggir kasur. "Ada apa, Ayah?" tanya Jira lembut dengan senyum tipisnya.
Jimin menatap Jira dengan senyuman manisnya, ia merasa bangga, putri sulungnya sudah dewasa dan tumbuh menjadi wanita yang hebat. Jira sudah menyelesaikan kuliahnya, dan kini ia adalah seorang psikolog sukses. Jimin bangga, sangat bangga pada putri sulungnya itu.
Jimin mengangkat tangannya dan mengelus rambut Jira. "Kamu udah besar ya, besok kamu akan menikah, nak. Waktu berlalu begitu cepat," ucap Jimin.
Tiba-tiba Jira merasa ingin menangis, ia sedih karena harus meninggalkan Ayahnya ini, bagi Jira, Ayahnya adalah pria terbaik dalam hidupnya, dan tidak akan tergantikan sampai kapanpun.
"Besok Ayah akan melepas kamu, semoga kamu bahagia ya sama calon suami kamu," ucap Jimin tanpa menghilangkan senyum di bibirnya.
Jira menganggukkan kepalanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia tidak bisa berkata apa-apa karena berusaha menahan tangis.
"Ayah akan tetap jadi pria pertama yang mencintai kamu, nak. Sampai kapanpun, sampai akhir hidup Ayah, Jira-ya." Jimin menunjukkan senyum terbaiknya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Ayah akan selalu jadi pria terbaik dalam hidup Jira. Makasih banyak atas segalanya ya, Yah. Udah ngedidik Jira jadi anak yang baik sampai sekarang Jira bisa sukses, ini semua berkat Ayah sama Bunda." Jira berujar dengan sangat tulus, dan saat itulah airmata yang sedari tadi ia tahan akhirnya runtuh juga. Ia sangat berterima kasih kepada kedua orangtuanya.
Jimin menganggukkan kepalanya lalu menarik Jira ke dalam pelukan hangatnya, dan saat itulah airmata Jimin menetes tanpa sepengetahuan Jira. "Ayah bangga sama kamu. Kamu harus bahagia ya. Ayah akan jagain kamu dari jauh," ujar Jimin sambil mengelus kepala belakang putri sulungnya itu.
"Ayah.... Hiks... Jira bakal kangen banget sama Ayah. Kalau ada apa-apa, Ayah langsung telepon Jira ya. Kalau si kembar nakal, marahin aja ya, Yah. Ayah harus bisa galak sama si kembar, biar mereka gak nakal terus."
Si kembar Minwoo dan Minhyuk masih SMA, dan mereka cukup nakal walaupun tidak terlalu parah. Biasanya Jira yang memarahi mereka kalau mereka nakal, si kembar memang langsung diam jika sudah kena marah sang Kakak tertua.
"Iya tenang aja, masih ada Rowoon, dia pasti bantuin Ayah sama Bunda," balas Jimin sambil mengusap airmatanya.
For your information, kini Rowoon membantu Jimin mengelola perusahaan, mungkin beberapa tahun ke depan Jimin akan beristirahat, dan Rowoon yang akan memimpin perusahaan.
"Ayah... Jira sayang sama Ayah," ucap Jira sambil mengeratkan pelukannya.
Jimin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
Beberapa detik kemudian Jira melepas pelukannya dan menghapus airmatanya. "Yah kita keluar yuk, aku mau ngomong sama Minwoo dan Minhyuk."
Mereka pun keluar dari kamar Jira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanfictionPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...