"Sunbaenim..." panggil Yeongjun dengan suara pelan.
"Hmmm?" gumam Eunra tanpa menatap Yeongjun.
Yeongjun menatap Eunra dari samping, lalu berkata dengan tulus, "Kau bisa cerita padaku kalau kau mau. Bahuku juga tersedia untukmu kalau kau butuh sandaran saat kau sedih ataupun menangis."
Eunra menoleh dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan. "Ne?"
"Aku akan selalu ada, kalau kau membutuhkanku," ucap lelaki tinggi dan tampan bernama Yeongjun itu.
Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
Detik berikutnya Eunra mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil tertawa. "Kau ini bicara apa?"
Yeongjun yang masih menatap Eunra berkata, "Sunbae, aku serius. Aku serius ketika aku bilang aku akan selalu ada untuk Sunbae kalau kau membutuhkan aku."
"Eunra istriku, dan aku selalu ada di sampingnya kalau ia membutuhkan seseorang untuk bersandar. Jadi tidak perlu repot-repot, Yeongjun-ssi," ujar seseorang tiba-tiba.
Seketika Eunra dan Yeongjun menoleh ke sumber suara. Ada Jimin berdiri di belakang mereka.
"Jimin," ucap Eunra pelan.
Jimin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu berjalan ke depan mereka. "Kenapa kau masih di sini?" tanya Jimin kepada Yeongjun dengan tatapan tidak suka.
Yeongjun diam, sedangkan Eunra memperhatikan mereka berdua dengan jantung yang berdebar-debar.
"Pergi! Kenapa kau masih di sini?!" bentak Jimin kepada Yeongjun.
"Jimin! Gak boleh kayak gitu!" ucap Eunra dengan nada tinggi.
"Kamu diam!" balas Jimin sambil menatap Eunra.
Wanita itu menghela napas sambil mengepalkan tangannya.
"Baik, aku pergi." Yeongjun pun berdiri dan pergi meninggalkan mereka setelah memberikan tajamnya kepada Jimin.
Setelah Yeongjun pergi, Jimin menatap Eunra ketika wanita itu berkata, "Kamu apa-apaan sih? Yeongjun tuh orang baik! Kamu tuh kenapa sih sensi banget?!"
"Aku kan pernah bilang, aku gak suka kalau kamu dekat sama dia!" balas Jimin.
"Dia teman baik aku, rekan kerja aku juga waktu dulu, kenapa aku gak boleh dekat sama dia?" tanya Eunra dengan nada emosi.
"Karena aku gak suka!" ucap Jimin dengan nada tinggi.
Eunra menghela napas kasar lalu berdiri dari posisi duduknya. "Aku juga gak suka sama sekretaris kamu, tapi apa pernah aku ngelarang kamu untuk jauh-jauh sama dia? Gak pernah! Jangan egois kamu!"
"Loh dia kan teman dan rekan kerja aku." Jimin masih mencoba membela dirinya sendiri.
"Loh Yeongjun juga sama, dia teman aku juga. Kalau kamu boleh dekat sama Hyunbi, kenapa aku gak boleh dekat sama Yeongjun? Egois banget ya kamu, Jimin." Eunra membalikkan ucapan Jimin.
Emosi Jimin sudah di puncak ia pun mengambil cup plastik yang berisikan cokelat panas yang Eunra letakkan di atas bangku, lalu ia membanting cup plastik itu sehingga cokelat panasnya itu keluar dari cup sampai tak bersisa.
"Jimin! Kamu apa-apaan sih?!" Eunra mendorong badan Jimin dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jimin! Hari ini kamu keterlaluan banget tau gak sih?! Jimin yang aku kenal tuh gak begini! Park Jimin suami aku tuh gak kayak gini! Suami aku itu baik, lembut, pengertian, gak egois, gak sensi kayak gini," ujar Eunra yang mulai meneteskan airmatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
Fiksi PenggemarPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...