Eunra menatap Jimin, lalu ia mengatakan hal yang sangat Jimin benci. Sebuah kalimat yang tidak ingin ia dengar jika itu keluar dari mulut Eunra.
"Aku mau kita cerai."
Boom!
Selama kurang lebih delapan tahun mereka menikah, baru kali ini salah satu di antara mereka mengatakan sebuah kata yang paling menyakitkan, yaitu, cerai.
Jimin berdiri dan menatap Eunra tepat di matanya. "A-apa kamu bilang? Cerai?"
Eunra mengangguk dan berkata, "Ya, kamu tanya mau aku apa, kan? Itu jawaban aku, cerai."
"Kamu gila ya? Jira sama Rowoon masih pada kecil, Jira juga masih kritis, kamu kok tega mau kita cerai? Bayangin gimana sedihnya anak-anak kita ngeliat orang tuanya pisah?" Jimin berujar dengan tatapan kecewanya.
"Loh sekarang kamu malah bilang aku gila. Tadi kamu nanya mau aku apa, ya aku jawab dong, tapi malah kamu bilang gila, kamu–"
Jimin menyela, "Tapi jawaban dan apa yang kamu mau itu hal yang gila, Eunra-ya!"
"Ya terus mau kamu apa, Park Jimin?!"
"Aku gak mau cerai!"
"Wae?! Kamu bilang kamu juga capek sama sikap aku, terus kenapa kamu gak mau cerai?!" balas Eunra.
"Pokoknya aku gak mau! Kamu ngerti gak?!" ucap Jimin penuh penekanan.
"Kenapa?!!!" Eunra mulai emosi.
"KARENA ANAK-ANAK KITA MASIH PADA KECIL DAN MEMBUTUHKAN KASIH SAYANG KITA BERDUA!" mata Jimin mulai memerah.
Eunra menangis histeris dan berujar dengan nada tinggi sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"TAPI AKU UDAH GAK BISA HIDUP SAMA KAMU LAGI! AKU UDAH CAPEK! AKU MAU PISAH SAMA KAMU! AKU MAU CERAI SAMA KAMU! AKU MAU CERAI!!"
Jimin menatap Eunra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Jimin tidak mengerti mengapa istrinya itu dengan mudah mengatakan cerai di saat-saat seperti ini.
Kenapa tidak diselesaikan secara baik-baik seperti dulu? Padahal dulu saat ada masalah mereka akan bicara baik-baik, dan tidak perlu waktu lama mereka saling mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Sekarang rasanya sangat sulit untuk berpikir dengan kepala dingin tanpa emosi, karena ego masing-masing.
Jimin maju satu langkah, tubuhnya dan tubuh Eunra hanya berjarak lima sentimeter. Lelaki itu menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah Eunra yang lebih pendek darinya. Jimin mengangkat tangan kanannya untuk mengusap airmata istrinya itu.
"Kalau kamu memang mau cerai sama aku, kalau memang kamu menginginkan itu..." ucap Jimin dengan suara yang lembut.
Jimin memegang rahang kiri Eunra lalu menyatukan keningnya dengan kening wanita itu, mereka berdua memejamkan mata, dan saat itu juga Jimin menangis. Mereka berdua menangis.
"... Baiklah, aku akan nurutin permintaan kamu. Tapi aku mohon, kita urus perceraian kita setelah Jira benar-benar sembuh." Jimin melanjutkan kalimatnya.
Eunra mengangguk sambil terus menangis dan terisak-isak. Pikiran wanita itu benar-benar sedang kacau balau berantakan saat ini, semoga saja keputusannya ini tidak membuatnya menyesal.
Perlahan Jimin melepaskan keningnya dari kening Eunra, ia menatap wajah Eunra untuk beberapa detik. Ia menatap kedua mata indah itu, hidung mungil yang mancung, dan yang terakhir bibir kecil berbentuk indah dan berwarna merah muda.
Jimin mengusap bibir itu, lalu ia memajukan wajahnya dan menempelkan bibir tebalnya ke bibir Eunra. Hanya menempelkan saja, tidak dilumat, dan tanpa nafsu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanfictionPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...