Kini Jimin dan Eunra sudah sampai di hotel tempat Eunra menginap. Eunra duduk di atas sofa sambil melamun, ia masih syok sampai sekarang.
Jimin mengambil baju Eunra, lalu berjalan mendekati istrinya itu. "Pakai baju dulu," ucapnya sambil membuka jaketnya yang dipakai Eunra, lalu ia memakaikan baju itu ke tubuh Eunra. Wanita itu masih diam, dan terlihat ketakutan.
Jimin berlutut di hadapan Eunra, mendongakkan kepalanya dan menatap Eunra dengan tatapan lembutnya. "Aku obatin lukanya ya?" tanya Jimin, Eunra hanya mengangguk.
Jimin tersenyum lalu mulai membersihkan dan mengobati luka di ujung bibir Eunra. "Akkhhh, sakit." wanita itu meringis.
"Iya tahan dulu ya, aku pelan-pelan deh ngobatinnya," ucap Jimin lembut.
"Jimin-ah..." ucap Eunra pelan.
"Hmmm?"
"Jaewon... Dia yang neror keluarga kita," ucap Eunra sambil menatap Jimin.
Jimin menganggukkan kepalanya, "Iya aku udah tau semuanya kok."
"Kamu udah tau?" tanya Eunra.
"Iya sayang," jawab Jimin.
"Tolong jelasin ke aku, kenapa kamu bisa tau semuanya dan ada di sini sekarang," ujar Eunra.
Jimin yang sudah selesai mengobati luka Eunra pun menatap Eunra, ia berdiri lalu duduk di sebelah istrinya dan mulai bercerita.
–flashback on–
Malam itu, nomor telepon tidak dikenal masuk ke ponsel Jimin. Ia mengernyit bingung sambil memperhatikan nomor itu, tapi pada akhirnya ia mengangkat telepon itu.
"Halo? Dengan siapa ya?"
"Jimin-ssi, aku Jaewon."
"Mau apa kau?"
"Aku mengikuti Eunra ke Paris, dan aku sudah merancanakan sesuatu untuknya. Siap-siap saja kau kehilangan Eunra, dan dia akan jadi milikku," ucap lelaki itu di seberang sana.
Jimin mengepalkan tangannya. "Brengsek!"
"Kalau kau berani menyentuh Eunra, hidupmu tidak akan tenang, Jaewon. Ingat itu!"
Jimin memutuskan sambungan teleponnya, tiga detik kemudian, ada orang meneleponnya lagi, yang meneleponnya adalah orang suruhannya yang ia suruh untuk mengawasi Eunra di Paris.
Jimin melakukan itu karena ia takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada Eunra di sana, oleh karena itu Jimin diam-diam meminta orang untuk mengawasi Eunra dari jauh.
Jimin mengangkat telepon tersebut lalu bertanya to the point, "Ada apa? Apakah ada orang yang mengganggu Eunra?"
"Ya benar, ada orang yang selalu mengikuti Eunra sejak hari kedua Eunra berada di Paris," jawab seseorang di seberang sana.
"Aku ke Paris besok pagi, perkiraan sampai sana sore atau malam," ucap Jimin lalu menutup telepon sebelum mendapat balasan dari lawan bicaranya di seberang sana.
Ia pun menelepon stafnya yang lain meminta tolong untuk memesan tiket penerbangan ke Paris besok pagi. Setelah itu ia bergerak cepat memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas, ia tidak akan membawa koper, karena ia ke Paris hanya untuk menjemput Eunra.
Jimin tidak peduli apakah Eunra akan tetap ingin cerai atau tidak, yang penting sekarang adalah ia harus menjemput Eunra karena wanitanya itu sedang dalam bahaya. Apapun, dimanapun, kapanpun, Jimin akan melindungi Eunra, sesuai janjinya saat dulu.
Setelah memasukkan pakaian dan beberapa keperluannya ke dalam tas ransel, Jimin berjalan ke arah laci untuk mengambil sesuatu di sana.
Surat cerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
Fiksi PenggemarPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...