"Eomma, kenapa tidak memberitahuku kalau Eomma akan ke sini?" tanya Eunra sambil menatap Ibu mertua yang sangat ia sayangi itu.
"Jimin meminta Eomma untuk tidak memberitahumu, biar surprise, katanya." Wanita itu melirik Jimin sambil tersenyum.
Eunra melirik ke arah Jimin lalu memukul pelan lengan Jimin. "Gitu ya kamu rahasia-rahasiaan," ucap Eunra.
"Tapi kamu senang, kan?" balas Jimin sambil tersenyum bangga.
Eunra pun mengangguk. "Senang banget."
"Yaudah, sekarang kita pulang," ujar Jimin.
Eunra melingkarkan tangannya di lengan Ibu mertuanya, lalu melangkahkan kakinya bersama Ibu mertuanya itu. Sedangkan Jimin berjalan di belakang mereka.
Saat mereka sudah masuk ke mobil, Jimin bertanya, "Kita akan makan dulu atau gimana?"
Ibu Jimin yang duduk di jok belakang bersama Eunra pun bertanya, "Di rumah ada bahan-bahan makanan tidak?"
Eunra menoleh ke arah Ibu mertuanya dan menjawab, "Ada, Eomma. Apakah Eomma mau masak?"
Wanita itu mengangguk, lalu Eunra berkata pada Jimin, "Yaudah kita pulang saja, aku dan Eomma yang akan masak untuk makan malam nanti."
Jimin mengangguk lalu melajukan mobilnya.
***
Jimin berjalan menuju dapur, setibanya di sana, ia bertanya kepada istrinya itu, "Ada yang bisa aku bantu gak?"
Eunra membalas, "Hmm, kamu bisa potong bawang gak?"
Jimin mengangguk yakin. "Bisa, aku bisa."
Eunra menarik Jimin mendekati talenan yang di atasnya sudah tersedia bawang dan pisau.
"Pisaunya tajam, hati-hati ya memotong bawangnya. Jangan ceroboh, Sayang."
Jimin tersenyum lebar sambil berkata, "Siap, Sayang."
Jimin pun mulai mengerjakan tugasnya, sedangkan Eunra mengerjakan yang lain.
Berapa menit kemudian, Jimin berteriak karena jarinya terkena pisau hingga berdarah. Sontak Eunra dan Ibu Jimin pun menoleh ke arah Jimin.
"Eomma lanjutkan masaknya. Biar aku saja yang menangani Jimin," ujar Eunra, wanita itu pun mengangguk, lantas Eunra berlari ke arah Jimin.
"Aku kan udah bilang, hati-hati, jangan ceroboh. Kamu gak ngerti ya maksud aku?" Eunra mengoceh sambil menuntun Jimin ke wastafel.
"Iya, maaf aku ceroboh," ujar Jimin.
Eunra menatap Jimin sekilas lalu kembali menatap jari Jimin yang berdarah, kemudian ia mulai mencuci jari Jimin. "Dari dulu kamu memang ceroboh," kata Eunra.
Setelah mencuci jari Jimin, Eunra meminta Jimin untuk duduk di sofa ruang tengah, sedangkan ia mengambil kotak obat.
Setelah itu, Eunra duduk di sebelah Jimin dengan posisi menghadap Jimin.
Eunra meraih tangan kiri Jimin lalu mengobati jari Jimin yang terluka. "Ah... Perih, Sayang."
"Iya memang perih, tahan sebentar ya." Kini Eunra memberi plester bening pada jari Jimin yang terluka.
Setelah selesai, Eunra menatap Jimin. "Kamu duduk di sini aja, biar aku dan Eomma saja yang masak." Jimin pun mengangguk paham.
Sekitar dua puluh menit kemudian, makanan sudah jadi. Mereka bertiga pun mulai makan malam di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love ; BTS Jimin✔
FanfictionPark Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka akan berjuang bersama lagi untuk menghadapi rintangan yang mungkin akan muncul di kehidupan pernikaha...