16. Precious

2.6K 144 17
                                    

"Kamu... Hamil?"

Eunra tersenyum lebar. "Ya, kamu akan jadi Ayah."

Jimin membuka mulutnya, matanya membulat. "Se-serius?"

Eunra mengangguk yakin. "Iya, ada anak kamu di sini." Eunra mengelus perutnya.

Testpack yang Jimin pegang jatuh begitu saja. Kemudian ia menarik Eunra ke dalam pelukannya. Jimin memeluk tubuh Eunra dengan ekspresi bahagianya.

Jimin melepas pelukannya, ia memegang kedua bahu Eunra sambil menatap wanita itu. "Sejak kapan kamu hamil?" tanya Jimin.

"Hmm, sekitar tiga hari yang lalu. Setelah kita melakukannya, beberapa hari kemudian aku mual-mual, terus aku cek pake testpack, dan hasilnya positif," jawab Eunra.

"Kenapa kamu baru ngasih tau aku hari ini?"

"Aku mau ngasih surprise aja. Waktu tau aku hamil, aku langsung buat rencana, ngasih 'hadiah' ini buat kamu. Kamu senang gak?"

Jimin tersenyum dan berkata, "Ini hadiah terbaik yang pernah aku dapat di hari ulang tahunku."

Jimin menatap Eunra penuh kasih sayang. "Makasih banyak ya, Sayang," ucap Jimin, Eunra menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Jimin menangkup kedua pipi Eunra lalu mencium kening Eunra begitu lama.

Setelah itu, mereka berdua turun ke lantai bawah lagi untuk makan kue ulang tahun.

"Mau gak?" Jimin menawarkan kue ulang tahun kepada Eunra.

Eunra menggelengkan kepalanya. "Aku mual banget ini, gak mau makan apa-apa."

Jimin menelan kue setelah ia kunyah. Ia menggerakkan badannya agar menghadap Eunra. "Mau ke rumah sakit?" tanya Jimin.

Eunra menggeleng lagi kali ini sambil menatap Jimin. "Gak usah, aku gak apa-apa kok. Kalau lagi hamil, mual-mual gini wajar kok," ucap Eunra.

"Kalau ada apa-apa, bilang ke aku ya," ujar Jimin, wanita itu pun mengangguk sambil tersenyum.

***

Jam menunjukkan pukul satu malam.

Eunra terbangun dari tidurnya karena merasakan mual yang luar biasa.

Ia menoleh ke arah Jimin yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Kemudian Eunra bangkit dari posisinya, ia duduk di atas ranjang dan diam sejenak.

Lalu ia menyibak selimut, turun dari ranjang dan berlari masuk ke kamar mandi, wanita itu menuju wastafel dan muntah di sana.

Jimin perlahan membuka matanya ketika ia mendengar sesuatu yang berisik dari kamar mandi.

Jimin menoleh ke sampingnya, seketika matanya terbuka lebar ketika ia menyadari bahwa Eunra tidak ada di sampingnya.

Jimin bangkit dari posisi tidurnya, kemudian ia mendengar suara Eunra lagi. Jimin pun dengan cepat menyibak selimutnya, dan berlari masuk ke kamar mandi.

Jimin menghampiri Eunra yang sedang berusaha mengeluarkan sesuatu di dalam perutnya yang membuatnya mual.

Jimin berdiri di sebelah Eunra sambil mengusap-usap punggung Eunra. "Kamu kenapa, Sayang? Masih mual ya?"

Eunra mengangguk dan masih berusaha mengeluarkan isi perutnya yang membuatnya mual. Eunra sampai mengeluarkan air mata saking mualnya.

Setelah berusaha untuk memuntahkan semuanya, Eunra gagal, ia tidak bisa memuntahkan apapun, hanya air liur yang keluar dari mulutnya.

Eunra membuka keran wastafel lalu membasuh mulutnya dengan air. Jimin mengambil tisu yang tersedia di sana dan mengelap mulut Eunra yang basah.

"Ke rumah sakit, ya?" tanya Jimin sambil membuang tisu bekas Eunra tadi.

Our Love ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang