38. Mother

2.4K 158 114
                                    

Perlahan Jimin melingkarkan tangannya di pinggang Eunra, lalu meletakkan kepalanya di dada istrinya itu. Jimin memeluknya begitu erat.

"Soal perceraian kita..." ucap Jimin.

"...tolong dipikirkan lagi, aku mohon," lanjutnya dengan nada memohon.

Jimin semakin mengeratkan pelukannya, seolah-olah ia tidak akan melepaskan Eunra sampai kapanpun.

Jimin akan berusaha sekali lagi. Berusaha untuk mempertahankan Eunra, cintanya, pernikahannya, dan keluarganya.

Jimin tidak akan menyerah, ia akan berusaha sekali lagi untuk mempertahankan segalanya.

Perlahan Eunra melepas pelukan Jimin. Wanita itu menggenggam tangan Jimin dan menatap suaminya itu. "Aku butuh waktu. Kamu mau kasih aku waktu untuk memikirkan semuanya, kan?"

Jimin mengangguk dan menjawab, "Aku akan kasih kamu waktu, dan nunggu keputusan kamu."

"Aku kangen Paris. Izinin aku ke Paris sendirian ya? Aku butuh waktu sendiri," ucap Eunra.

"Harus sendiri? Aku ikut ya? Kita tinggal di hotel yang berbeda, terus aku awasin kamu dari jauh aja, gimana?"

Eunra menggeleng sambil tersenyum tipis. "Aku butuh waktu sendiri. Aku ke Paris sendirian aja ya? Kamu mau izinin aku gak? Aku gak akan pergi kalau kamu gak ngizinin aku pergi, kamu kan masih suami aku, jadi aku harus minta izin dari kamu."

Jimin terdiam untuk berpikir, Eunra menatapnya dengan mata memohon.

"Nanti Jira sama Rowoon gimana?" tanya Jimin.

"Aku titip mereka sama kamu dan Eomma ya? Minggu depan Rowoon udah bisa berhenti minum asi kok," jawab Eunra.

"Kamu bisa jaga anak-anak, kan?" lanjutnya.

"Bisa sih... tapi, kamu beneran mau ke Paris sendirian aja?" balas Jimin.

Eunra mengangguk yakin. "Aku bener-bener butuh waktu sendiri. Jadi izinin aku ya? Please...?"

5 detik berikutnya, Jimin mengangguk dan mengizinkan Eunra untuk pergi ke Paris sendiri. "Aku izinin, tapi kalau ada apa-apa tolong langsung hubungin aku."

"Iya, makasih ya," balas Eunra singkat.

Eunra mengangkat tangannya dan menempelkan punggung tangannya ke kening Jimin untuk mengecek suhu tubuh Jimin. "Masih panas gini, pusingnya juga masih ya?"

Jimin mengangguk pelan. "Pusing banget."

"Tidurin dulu ya? Kamu harus banyak istirahat," ujar Eunra.

"Tapi kamu temenin aku," balas Jimin manja. Eunra hanya menganggukkan kepalanya.

Jimin pun membaringkan tubuhnya di kasur king size itu, Eunra berbaring di sebelahnya, mereka saling berhadapan.

Jimin sudah menutup kedua matanya, Eunra pun menarik selimut hanya untuk menyelimuti tubuh Jimin.

Beberapa menit setelah Jimin sudah tertidur pulas dan masuk ke alam mimpi, Eunra memperhatikan wajah Jimin. Matanya, hidungnya, dan bibirnya, Eunra perhatikan semuanya. Indah, Jimin memang selalu terlihat indah dan menawan. Bahkan Eunra yang sudah hidup belasan tahun dengan Jimin pun tidak pernah merasa bosan melihat wajah suaminya yang indah dan menawan itu.

Eunra pelan-pelan mengangkat tangannya lalu meletakkannya di atas pipi Jimin. Ia membelai lembut pipi mulus Jimin dengan ibu jarinya, Eunra tersenyum manis dan tulus. Ia sadar, ia masih sangat mencintai lelakinya ini, dan mungkin sampai kapanpun tidak akan berubah, cintanya hanya untuk Jimin. Selamanya.

Our Love ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang