[ Bagian 2 : Persembunyian Rahasia ]

26 1 0
                                    

Kami memasuki sebuah ruangan yang hampir mirip di markas rahasia Libirum, namun tempat ini jauh luas, dengan beberapa orang nampak sibuk dengan layar-layar komputer akrilik. Aku berada diruangan dengan orang-orang yang memakai pakaian semi resmi berupa kemeja dominan warna biru bergaris. Salah satu dari mereka adalah Nyonya Kusuma dengan rambut yang berbeda, yaitu digelung serta memakai rok span yang kesemuanya abu-abu. Selain itu, Vale mewujudkan diri dalam bentuk yang lebih kalem dan nampak kharismatik. Apa dia sudah punya posisi yang besar disini?

" Bagaimana Jalan-jalannya, sudah menikmati keindahan disini?" Aku hanya mengangguk ringan dan sedikit menggulum senyum menjawab pertanyaan nyonya Kusuma. Kami kemudian dipersilahkan untuk duduk di kursi yang telah dipersiapkan.

" Ini adalah pencapaian yang terbaik, meskipun kita kehilangan ratusan orang ketika mulai menyerbu pos lama kami, namun Silas membawa apa yang dibutuhkan oleh pemberontak sekarang, kekuatan untuk berperang lebih efisien..." Ia lalu dengan anggunnya menggenggam tanganku lemah.

" ...Aku mewakili kelompok pemberontak, turut berduka atas kematian yang menimpa Kawanmu Arvin, itu tidak seperti yang kami kira, dia dengan berani rela mengorbankan nyawanya demi dirimu. Itu adalah tindakan pahlawan. Dia pantas untuk dihargai." Entahlah siapa yang disayangkan disini, mereka melakukan itu karena berhasil menyelamatkan aset berharga mereka atau benar-benar karena perjuangan Arvin? Namun, dari tatapan nyonya Kusuma, ketulusan itu tidak dibuat-buat. Dia memancarkan aura keibuan yang sangat kental, namun jiwa androgeni seorang pejuang juga nampak dari setiap kata-katanya.

" Terima kasih atas kepedulian kalian, namun rasanya aku dan Belma tidak bisa lagi melanjutkan perjuangan ini, segera setelah kalian mendapatkan data terenkripsi, kami berdua akan pergi menuju Tanah Tinggi, kami ingin hidup damai di tanah kelahiran kami, maaf jika keputusan ini mendadak, namun kami sudah memantapkan keputusan kami, tugasku hanya mengantarkan informasi ini ke Markas komando terakhir, jadi dengan ini kami sudah menyelesaikan tugas kami." Belma diam-diam menggenggam tanganku, dia memberiku suntikan keyakinan. Aku meliriknya dan dia mengangguk.

Semua suara bergumam, nyonya Kusuma menjadi objek yang paling banyak di lihati. Namun satu suara bergemang nyaring, aku mendegar itu berasal dari Vale. " Kalian akan meninggalkanku disini? ayolah! Pertempuran ini jadi tidak asik tanpa kalian."

" Kau ahli dalam tata mesin dan mekanik, aku rasa kau cukup punya andil yang besar dalam kesuksesan pemberontakan ini, daripada bersama kami, kau lebih dibutuhkan disini. Mereka membutuhkanmu." Jawabku padanya, dia nampak merenung, tenang, dan menghembus nafas yakin dengan sekali hembus.

" Kalian tahu, aku akan rindu dengan tingkah aneh kalian saat berdua." Selanjutnya, kekehan hangat menghangatkan suasana yang menusuk tulang ini, kami menjadi hangat dalam beberapa detik, setidaknya itu mampu mengobati rinduku dengan Arvin dan yah...kehangatan keluarga.

" Sepertinya, Tuan Herman dan beberapa anggota yang lain memberatkan keputusan kepadaku, baiklah, jika ini dirasa lebih baik, aku sendiri mewakili suara dari mereka dengan ini..." wanita sepertiga abad itu menghembuskan nafas untuk menyakinkan pilihannya.

Genggaman Belma semakin kuat,"...kami mengizinkan kalian untuk menentukan masa depan kalian sendiri, namun aku harap kalian tidak menghilang begitu saja, tetaplah berkontak kabar melalui surat atau telfon, kalian sudah seperti anak bagiku sendiri, jika kalian tidak keberatan, boleh aku memeluk kalian sebelum ekstraksi dilakukan?"

Kami mengangguk dan beberapa menit kemudian, Nyonya Kusuma memelukku erat dan dalam. Begitupun kepada Belma. Ia mengusap wajahku sekejap. " Aku tidak akan pernah melupakan wajah tampanmu ini nak, tetaplah menatap masa depan, dan doakan kami berhasil membawa matahari baru untuk Ursulanda."

Mata wanita itu memerah, setetes air mata mengalir dari sana. Nampak seakan-akan perjuangannya selama ini baru saja membuahkan hasil. Aku memeluknya kembali dan berkata. " Selalu dan akan, masa depan Ursulanda pasti akan cerah."

Setelah moment yang cukup mengharukan itu, mereka mulai membawaku ke ruangan ekstraksi. Mulai dari sinilah, misiku sudah selesai.

Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang