[Bagian 2 : Ingatan Masa Lalu ]

20 1 0
                                    

Mataku terbuka, seluruh tubuhku terasa di lemparkan dari puncak menara listrik, jantungku berdegub kencang dan banjir keringat membuatku kehilangan orientasi. Aku menghisap udara kuat-kuat segera setelah aku tersadar dan menegakkan punggungku yang rasanya baru di timpa batu satu ton. Setelah keadaan mulai stabil aku melihat sekeliling ruangan dan sepenuhnya sadar, sadar bahwa aku adalah Silas. Keadaan berbalik, dimana memori lamaku sebagai Salasar terasa menjadi janggal, dan memoriku menjadi Silas, yang sebelumnya menjadi ganjil kini benar-benar genap, aku sepenuhnya sadar sebagai seorang manusia bernama Silas, anak dari seorang Ayah bernama Clark Heberstone, orang yang bertanggung jawab penuh pada berjalananya misi rahasia Infiltrate dan bertanggung jawab pada keamanan wilayah koloni Agni, New Land.

Dari semua ingatan ini, ada satu ingatan lama dan mneyakitkan yang muncul kembali. Ingatan saat para pemberontak menghancurkan rumah kami saat ayah sedang pergi, aku melihat sendiri apa yang mereka lakukan pada ibu sebelum berondong peluru plasma mengoyak tubuh mereka. Aku masih merasakan sakit tersebut, saat aku hanya mampu meringkuk di lemari, menjaga Gardy yang ketakutan sedangkan tak bisa berbuat banyak saat melihat peluru plasma menembus kepala ibu. Tak sadar, tetesan air mengalir.

Mencoba melupakan kenangan pahit itu, Aku melihat sekeliling tempat ini, jelas sekali tempat ini familiar. Kabel-kabel ini, mesin yang berdengung, tubuhku yang bertelanjang dada dan dinding kaca yang menembus ke ruangan lain juga berada di posisi yang aku hafal. Bahkan, aku masih ingat bagaimana Ayahku tersenyum disana sebelum aku jatuh tak tersadarkan selama berbulan-bulan. Ini adalah momen yang aneh, saat dirimu berada pada kondisi dimana ternyata dirimu sendiri yang meminta semua kesakitan ini, rasanya aku ingin tertawa.

Seseorang masuk dari pintu di sebelah kananku, itu adalah perawat berkacamata tebal yang ada dalam kilasan mimpi atau ingatan masa laluku. Seingat yang aku bisa namanya adalah Mavercik.

" Masih ingat dengan tempat ini ?" Ucapnya santai, nampak berbeda dan tidak kaku dari apa yang aku ingat, dia melepaskan beberapa kabel dan selang-selang cairan yang menempel di tubuhku. Kurasa aku mengenali pria yang sering gugup itu.

"Maverick?, Kau Maverick bukan?" Ucapku, bersamaan dengan itu dia melepaskan selang infus terakhir.

"Ingatanmu bagus, Selamat datang kembali." Ia tersenyum sembari mengecek suatu data diagram di Tablet yang ia bawa.

" Semuanya terasa ganjil, berapa lama aku tertidur? Apa semua yang aku alami itu mimpi?" Aku menatapnya bingung. Setelah pengembalian memori waktu itu, persepsi diriku menganggap semuanya adalah mimpi.

Maverick menatapku serius, pria ini memang jarang bercanda atau bersantai. " Secara fisik, kau tidak tidur. Hanya saja, kau berada pada sisi dirimu yang lain. Kau adalah kau tapi bukan dirimu. Aku rasa kau masih agak mengingat Salasar"

" A-ah, ia pria itu!?" Tanyaku bingung.

" Kau menjadi dirinya, itu masuk dalam program rahasia Infiltrate, itu menjadikanmu seseorang yang lain, namun ia tidak menghapus jati dirimu, ia tidak menghapus siapa dirimu, hanya saja memberi modifikasi dan manipulasi pikiran." Jawabnya dengan cepat, Ia lalu menyoroti mataku dengan cahaya senter kebiruan, melihat-lihat monitor dan layar tab yang ia bawa, lalu melakukan serangkaian tes-tes fisik yang lain, memerika bagian dalam tubuhku dengan stetoskop dan banyak benda-benda aneh yang dia tempelkan padaku.

"Aku tidak tahu bagaimana bisa aku menyetujui hal gila ini? apa yang ada dalam pikiranku waktu itu, kau tahu sesuatu?" Aku menelusuri pikiranku setelah mengucapkan hal tersebut, tidak ada memori yang mampu menjelaskan mengapa aku mengajukan diri sebagai Objek.

Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang