[ Kisah Sebelumnya : Festival Panen ]

33 1 0
                                    

8 tahun yang lalu...

[Tanah Tinggi, Wilayah Koloni Region Timur, Agni]

Ada suasana lain yang berbeda disaat semua rumah merasakan gembira karena perayaan musim panen. Rumah itu bercat biru muda, mempunyai halaman depan luas sama seperti rumah-rumah yang umum di sini, serta ada satu mobil jeep gunung yang terparkir disana tanpa diketahui pasti kapan pemiliknya akan membawanya berkeliling lagi. Semua berasal dari tingkah seorang anak remaja, yang bertingkah ingin segera dewasa. Yah, keinginannnya tersebut ia tunjukkan dengan membuat hampir dua hektar kentang gagal panen dan satu mesin pencacah tanah teronggok di seberang jalan, berasap dan salah satu rodanya hilang. Konsekuensi dari perilaku nakal anak itu harus dibayar mahal dengan larangan menghadiri festival panen.

" Berhentilah menangis, dan terima saja nasibmu sekarang! Jangan keluar rumah sampai aku mengizinkannya. Itu berarti, tidak ada festival untukmu. Jaga Rumah, Ayah akan pergi dulu."

Merasa tidak berdaya, remaja berambut kecoklatan itu hanya bisa menatap Ayahnya iba. Namun, cara itu sudah tidak berhasil. Buktinya, maklumat hukuman itu sudah dijatuhkan. Dengan rasa amarah, dia mulai angkat bicara pada Ayahnya. " Ayah pergi keluar sedangkan aku di sini menunggu hingga entah sampai kapan? Ini tidak adil Ayah. Festival panen untuk seluruh warga, dan aku warga. Maka aku berhak hadir disana!"

Belum sempat pintu itu terbuka, Pria berambut sama dengan anaknya tersebut menatap balik dengan garang. Nyali si anak tiba-tiba hilang entah kemana. " Aku tidak akan memberi hukuman jika kau tidak bertindak seamumu sendiri. kejadian tadi, merupakan kejadian terburuk yang pernah kau lakukan. Apa kau tahu, perlu uang yang tidak sedikit untuk memperbaiki mesin traktor yang kau rusak. aku sudah terlewat malu karena tingkahmu."

" A-yah?.." ucapnya lirih, dia sadar bahwas satu-satunya upaya agar tidak lagi mendengar ocehan Ayahnya yang kadang cerewet ini adalah mengalah."...baiklah, aku mengaku aku salah. Tapi, aku mohon dengan sangat dan sangat, agar bisa melihat festival panen. Aku akan berjanji tidak mengulangi akan mengulangi lagi, percayalah. Aku bersumpah."

Namun, upaya itu hanya dibalas senyum meremehkan Ayahnya. " Kau kira aku akan luluh setelah kau melakukan hal tersebut? Hah, tidak akan! Aku sudah kebal mendengar bualanmu itu. Kali ini, untuk kebaikanmu Silas, renungkanlah semua kesalahanmu di rumah ini sendiri!"

Lalu, hukuman sepenuhnya dimulai saat pintu itu dibanting dan dikunci dari luar.

" Arhhhhh.......gara-gara mobil sialan itu, aku tidak bisa bersenang-senang malam hari ini." Ia menggulung wajahnya seperti karpet baru. Lalu, ia lampaiskan dengan menendang kaki meja dan itu malah membuat kakinya berdenyut-denyut.

Silas hanya mampu menatap indahnya kembang api dari jendela rumahnya yang besar-besar. Merenung sambil memangku dagunya menatap pecikan-percikan tersebut, tanpa bisa mengganggu bibi Imuthia atau bermain petak umpet semalaman selama pesta. Ia ingat saat pesta panen satu tahun lalu, saat orang-orang mulai menari begitu musik di nyalakan, kue-kue akan dihamparkan di atas meja dan siaapun punya hak untuk menghabiskannya. Balon-balon dang panggung ekspresi besar, serta yang menjadi titik perhatian sekaligus puncak dari festival panen itu sendiri, empat buah gunungan yang berisi aneka macam hasil kebun dan perkebunan. Akan tetapi, tahun ini akan berbeda. Ayah Silas sudah terlampau murka, kini tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mematuhinya dan menjalankan hukuman tersebut. Andai dia tahu akhirnya akan seperti ini, ide untuk bermain-main dengan msin traktro pencacah tanah bukan ide yang baik untuk bermain-main.

Musik-musik mulai dimainkan, teman-teman tetangga nya mulai berhamburan keluar dari rumah mereka. Membawa satu benda berbentuk lojong yang memercikan api di ujungnya. Berlari-lari dengan bahagia dan seakan kaki mereka sudah otomatis di atur untuk hanya menuju pada satu tujuan, yaitu festival panen. Sedangkan, dirinya hanya menatap dari balik jendela.

Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang