[ Kisah Sebelumnya : Anak Kebanggaan Ayah bag : 2 ]

17 0 0
                                    

Pagi yang indah, si anak tidak bisa bertindak apapun kecuali menerima sakit dan perih, mengaduh segala rintih yang tak terbalas. Selama bertahun-tahun. Setiap pagi, setiap ia melakukan kesalahan. Hingga ini memperngaruhi batinnya, menciptakan dendam tak terbalas yang membuatnya terkena sebuah masalah besar di sekolah. Itu terjadi saat ia masuk sekolah menegah pertama.

Kala itu, langit dan awan sedang tidak bersahabat. Suasana dingin menyelimuti seluruh Libirum, memaksa orang-orang untuk membungkus diri dengan pakaian hangat. Itu merupakan waktu yang tepat bagi penduduk Libiru untuk berendam seharian dengan air panas atau berkumpul bersama keluarga untuk mendapatkan kehangatan. Akan tetapi, tidak ada kata Libur untuk hari yang benar-benar sibuk. Termasuk sekolah.

Hari itu, Sekolah Menengah Pertama Libirum akan memulai semester baru, di tengah cuaca yang tidak menyenangkn untuk berjalan-jalan, anak-anak nampak antusias setelah menghabiskan waktu liburan bersama keluarga mereka, tak terkecuali Gardy yang memulai hari pertamanya di SMP. Ini mungkin akan menjadi saat yang membahagiakan bagi orang tua mereka, sekaligus bangga karena anak mereka sudah berada di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari yang sebelumnya. Namun, rasa senang itu tidak ada dalam gurat wajah Habertrone. Ia hanya meminta beberapa hal pada anaknya, jangan jadi pengecut dan buat ayahnya bangga.

Kalimat itu terus menerus diucapkan kepadanya. Ayahnya memang sudah sedikit melunak, ini aneh, namun hukuman yang diberikan kepadanya lebih mengerikan daripada ketika dia kecil. Ayahnya juga sekarang memberikan lebih banyak kursus dan pelatihan, terutama di bela diri. Ini membuat penampilan Gardy jadi berubah, ia lebih kuat dan lebih responsif daripada anak-anak seumurannya. Selain itu, beberapa bagian tubuhnya terlihat lebih kokoh. Mungkin, didikan keras Ayahnya ketika dia kecil dahulu memang memiliki tujuan untuk membuatnya jadi lebih kuat dan ditakuti. Gardy dengan sigap menjadi anak yang lumayan populer, karena kemampuannya di bidang akademik maupun non akademik yang bisa dibilang cukup baik. Karena hal ini, selama satu tahun pertama dalam kehidupan di SMP, ia mendapat banyak penghargaan atas prestasi-prestasinya. Untuk pertama kalinya juga dalam hidupnya, Si Ayah mengatakan kebangganannya pada Gardy.

Hidupnya berbalik total, meski Ayahnya begitu keras dan sama sekali tidak murah senyum. Hukuman sudah jarang terjadi, namun jika ia melakukan kesalahan yang benar-benar merusak suasana Ayahnya, tidak segan-segan pukulan itu akan muncul kembali. Namun, hal itu tidak akan berlangsung lama. Anak laki-laki yang kini beranjak remaja itu sudah terbiasa dengan rasa sakit, hal itu sudah sering dia rasakan.

Namun, karena seringnya dia mendapat pujian dari guru-guru, serta seruan-serua bangga dari Ayahnya yang terus membuatnya seakan-akan bintang. Baik di depan teman-teman maupun kolega kerjanya. Ini menumbuhkan sikap sombong dan acuh yang terus di pupuk. Di Tahun kedua dalam masa SMP, ia mulai menunjukan tanda-tanda superioritas. Ia jadi suka memerintah, suka melakukan hal-hal buruk seperti mengganggu teman-teman wanita di kelasnya dan juga anak-anak yang dalam pola pikirnya terlihat payah. Dia menjadi pelaku perundungan di sekolahnya dan itu membuatnya sering dipanggil kepala sekolah dan sering mendapatkan hukuman.

Bagaimana dengan reaksi Ayahnya? Percaya atau tidak, inilah hal yang membuat Gardy terus dibanggakan oleh Ayahnya. Bagi si Ayah, perilaku Gardy menunjukkan suatu dominasi, suatu harga diri yang tinggi. Menunjukkan suatu kuasa akan segala hal yang memang seharusnya dilakukan. Ada sebuah rancangan khusus yang sengaja diberikan kepada Anaknya. Habertrone memang sengaja mendidik anaknya menjadi tidak kenal ampun, karena dia akan membawa anaknya untuk dilatih menjadi pasukan elite. Pasukan yang berada di bawah pimpinannya langsung.

Ia ingin menjadikan anaknya sebagai sarana, sebagai alat untuk melancarkan segala streteginya untuk menghancurkan konsentrasi pemberontak yang semakin intens dan menjamur.

Pada suatu siang, pihak sekolah menelpon ke kantor Pertahanan. Untuk pertama kalinya, pihak sekolah sangat mendesak kedatangan Tuan Haber. Ini menimbulkan tanya sekaligus bingung. Biasanya jika Gardy terlibat dalam perkelahian, Orang tua boleh datang pada jam kapanpun selama dalam waktu sehari. Kali ini, pasti ada sesuatu yang sangat serius hingga menyuruh mereka untuk datang segera. Untung saja pertemuan besar baru saja selesai, sehingga Habetrone bisa pergi memenuhi panggilan sekolah segera.

Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang