" Tes-tes, konfirmasi. Melapor pada pos Librium. Melaporkan, serangan kedua baru saja terjadi. Dperkirakan hanya aku yang berhasil selamat, Persenjataan sebagian besar mereka kuasai. Namun, mekanisme pelepasan telah menyelamatkan kami dan protokol penghapusan bukti sudah dilakukan. Belum ada kabar terbaru di New Land, namun dilihat dari situasinya, hanya aku yang selamat. Posisiku sekarang berada di wilayah Utara kawasan koloni, teluk pembuangan. Aku memohon bantuan Heliodrone ber-reflektor untuk membawa kami keluar dari zona ini dengan selamat, aku membawa bala bantuan, dua anggota pemberontak dari wilayah yang tidak dikenal, mereka membawa sesuatu yang sangat penting." Ujar Vale dengan sangat lancar.
" Konfirmasi, untuk sekarang kita tidak dapat memenuhi permintaanmu, disini keadaan juga sama-sama kritis. Seluruh utilitas kami habis di pos lama, sekarang kami berada di shelter rahasia di bawah Librium. Jika kau membawa kendaraan, pergi ke gerbang selatan, aku harap kau juga membawa surat-surat legal untuk mempermudah, atau gunakan sedikit letupan plasma dan jangan sampai ketahuan kamera pengawas. Kami akan menjemputmu di Jalan Raya Antar Distrik, akan ada mobil SUV hitam yang akan menjemput kalian. 12 menit dari sekarang, usahakan agar tidak mencurigakan sama sekali. Sebelum saluran ini ditutup, bisa konfirmasikan siapa penumpang tambahan tersebut?" Vale menatap kami sejenak.
Vale mengangguk" Belma dan Silas, mereka membawa data penting yang bisa memungkinkan kita memenangkan perang ini, kami tidak tahu dia dari pos mana, namun mereka membawa cetak biru keseluruhan sistem kendali Agni. Aku sudah menemukannya, dan ini akan membantu kita memenangkan perang dengan lebih efektif. Mobil kami adalah Rover tipe lama"
Mendadak suara di balik speaker itu ramai dan lumayan ricuh. Terdengar kata-kata penuh optimis dan semangat, juga keributan-keributan lain yang saling berkontra, namun dengan lambat laun, suara ricuh tersebut tidak lagi muncul. Lalu, komunikasi kami berlanjut.
" Bawa mereka bersamamu, akan ada sesi khusus untuk mereka. selamat berjumpa kembali ke Alinasi kawan, dan untuk Belma dan Silas, selamat datang di pos Librium. Kami yang terdekat dari kelompok pembebas manapun."
Kemudian, interferensi kembali terjadi dan kami tidak lagi mendapat sinyal komando mereka. Tanpa banyak berbincang lagi, dengan satu ajakan kami bergegas naik ke mobil dan memutari zona pembuangan ini untuk menemukan jalur utama menuju ke dalam Agni. Kami terpaksa menahan bau amis dan perpaduan bau lain yang menusuk hidung, Belma nampak menahan muntah namun saat aku tawari dia untuk berhenti sejenak mengeluarkan perasaan tidak enak tersebut dia selalu menolak. Lagi pula, aku pikir Belma berpikiran sama denganku, waktu adalah yang kami prioritaskan sekarang. Vale nampak tak tenang dan terus mengumpat saat benda kesayangannya ini malah kehilangan performa tidak bisa melaju di kecepatan secepat tadi. Ada kerusakan parah sepertinya.
" Aku tak pernah menyangka, Airiaku bisa rusak seperti ini. Ck...kalau seperti ini, kita bisa kehabisan waktu, Sial!." Gerutu Vale sambil memukul stir. Selama perjalanan ini tiba-tiba aku mencemaskan Arvin, entah apa yang akan mereka lakukan pada anak tersebut, namun aku hanya bisa harap-harap cemas mereka tidak akan mencelakakan Arvin, semoga mereka masih membawa Arvin, atau mungkin mereka akan menawannya. Entahlah. Semoga mereka tidak bisa mengetahui identitas asli Arvin. Jika saja Baron masih hidup, mungkin dia akan membantuku. Namun aku tidak sepenuhnya yakin, jika seandainya ia masih hidup, apakah kami bisa bertemu dengannya kembali? Setelah aku menghilang dari kontak dan mereka mulai menyerang markas di Librium. Baron bisa saja berakhir, namun bisa saja dia selamat. Semoga saja aku bisa bertemu Baron.
" Ada pos pemeriksaan, ah sial! aku hanya membawa milikku. Aku tidak yakin kalian membawa juga."
Mendengar peringatan Vale, aku dan Belma mulai kebingungan. Kami tidak memiliki Identitas apapun. Kita tidak bisa lepas dari pos penjagaan, mencoba melawan hanya akan menciptakan lubang besar dikepala kami. Aku dan Belma berusaha kerasa menemukan cara untuk bisa lolos dari mereka, sedangkan Vale sepertinya memberi kami waktu lebih dengan melambatkan kendaraannya.
" Kita bisa bersembunyi di kap mobil...."
" Tidak, terlalu beresiko, kap mobil adalah tempat yang selalu dicurigai..."
" Bagaimana jika dibawah kursi?"
" Aku tidak yakin Belma, aku terlalu besar berada disana."
" Baiklah, hanya ada satu cara."
Perdebatan panjang kami menghasilkan kesimpulan yang agak nyeleneh, Vale terus memperingatkan kami untuk segera menemukan cara bersembunyi atau apapun itu. Ia tidak bisa memberi saran sekarang karena dia saja sudah ketakutan. Suara para opas itu sudah terdengar, mereka telah menyuruh kendaraan kami untuk menepi.
Aku dan Belma menunduk di bawah kursi duduk. " Belma, aku tidak yakin cara ini akan..."
"ssst...Diam, cara ini akan berhasil." Potong Belma.
Dalam yang bisa aku ingat, Belma tiba-tiba mendorongku dan menimpakan tubuhnya diatasku. Ini membuatku agak kikuk namun saat aku mencoba berbicara dia menutup mulutku dengan tangannya. Dia melebarkan tuniknya dan tunikku sehingga kamu berdua nampak seperti tumpukan kain bahan tekstil. Ide yang cukup menarik.
Dalam suasana pengap dan jauh dari kata nyaman tersebut, Vale seperti mengatakan sesuatu dengan pelan. " Oh cerdas, menjadi setumpuk kain, dan aku berarti menjadi penjahit."
Nafasku agak kesulitan, tubuh Belma menimpa diriku dan itulah penyebabnya. Ia memalingkan muka ke kanan, sedangkan aku dengan kikuk dan ditutup mulutnya oleh Belma hanya bisa dia terpaku menatap telinga Belma. Rasanya ada sesuatu yang menjalar di tubuhku, dan hawa panas yang lain. baiklah, ku harap ini segera reda karena ini mulai tidak terkendali.
" Boleh lihat data-data anda Tuan." Salah satu suara yang aku yakini datang dari salah satu opas itu terdengar.
" Baiklah." Jawab Vale
Terdengar suara pintu bagian belakang dibuka, rasanya ada aliran darah yang membeku di kepalaku, dan nafasku semakin memburu.
" Hendak kemana? Dari mana? Untuk tujuan apa?" Tanya mereka singkat.
Aku mulai merasakan sesuatu menyentuh kami, sial jika mereka mulai merasakan ada manusia di tumpukan kain ini maka kami akan berakhir.
" Distrik 3, dari kawasan koloni New Land, membawa pesanan kain."
" Oh, kau seorang penjahit?"
" Bukan, aku seorang kurir, membawa pesanan ke distrik."
" Turun dari mobilmu sekarang." Lalu, suara letupan senjata api terdengar. Bau gosong mulai muncul dan suara orang jatuh secara paksa agak mengganggu telingaku. apa Vale telah dibunuh? Apa mereka sudah tahu rahasia kami? Aku merasakan detak jantung Belma meningkat intensitasnya, begitupun denganku. Apalagi setelah pakaian kami di sibak oleh sesosok tangan.
Akan tetapi, semua mendadak hening. Ledakan plasma yang lain terdengar dan kemudian diikuti sesuatu yang berdebum.
" Oke, semua sudah aman. Aku tidak menyangka kalian memakai kesempatan ini untuk melakuan hal gila, sedangkan aku dengan rasa cemas berlebihan tidak sengaja menembak kedua orang tersebut dengan pistol plasma cadanganku."
Belma mulai mengangkat tubuhnya dari tubuhku, nafasku kembali lega. Aku masih merasakan gejolak aneh tersebut, bahkan entah kenapa aku menginginkan hal itu kembali.
" Hei, rambut jagung, kembalilah dan sadar." Ucap Belma singkat.
Aku mengintip dari balik Vale, ada seonggok tubuh tergeletak pasif dibelakangnya, dengan lubang terbakar menganga di dada kirinya. Lalu sesosok lain di dekat pos gardu jaga, dengan noda merah nampak baru menghampur di dinding serta sesosok tubuh yang pasif dengan lubang terbakar menganga di dadanya juga.
" Kau brutal kawan." Tanggap Belma.
Vale terkekeh. " Jika bukan karena plasma gun rakitan ini, kita lah yang akan seperti mereka nantinya."
Aku juga ikut berkomentar, mengingat waktu terus berlalu. " Teman-teman, daptkan kita melaju...sekarang?"
" Tunggu dulu, biarkan aku menarik nafas...." Vale melakukan apa yang dia katakan sendiri, selama empat kali. "...Baiklah, kita lanjutkan perjalanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]
Ciencia FicciónKisah-kisah lama telah hilang, dunia berganti pada lembaran baru. Tanah-tanah hijau itu jadi saksi dari tumbuhnya Tirani baru yang merongrong di era kebangkitan umat manusia. Jauh setelah gempa besar dan perang nuklir, segelintir umat manusia mulai...