Maaf

201 9 3
                                    

Keesokan Harinya...

Kring.... ( Alarm berbunyi)

Aku pun segera meregangkan tubuhku. Tiba-tiba saja posnselku berdering...

"Ridho telfon?" Batinku.

Aku pun segera mengangkat telfonnya.
Via Telfon On.

"Pagi Pinokio"

"Apaan Sih?"

"Nanti gue jemput lo jam 10an ya"

"Hmm, iya-iya"

"Oke, gue tutup telfonnya ya"

"Hmm iya-iya"

Via Telfon Off.

Tepat pada pukul 10...

"Lia, tuh ada Ridho!" Teriak mamah dari bawah.

Aku pun langsung turun...

"Kuy pergi," Ucapku.

Ridho pun mengangguk.

"Mah Lia pergi dulu ya sama Ridho," Ucapku berpamitan.

"Iya, hati-hati ya," Ucap Mamah.

"Ya mah," Ucapku.

"Te, Ridho pamit dulu ya," Ucap Ridho yang kemudian bersalaman dan berpamitan dengan mamah.

"Iya," Ucap Mamah.

Aku pun pergi bersama Ridho dengan menaiki mobil.

"Tumben naik mobil? Biasanya motor?" Ucapku.

"Motor gue rusak," Ucap Ridho.

"Ouh," Ucapku.

Ridho POV

Niatku mengajak Liana pergi adalah untuk menyatakan persaanku padanya, aku telah jatuh cinta padanya. Tetapi mungkin Liana tidak menerima cintaku, karena mungkin dihatinya masih ada Kak Arsy.

Aku sudah siap patah hati, sebenarnya aku tidak ingin mengungkapkan perasaan ini, tetapi jika tidak diungkapkan rasanya sangat mengganjel dihati, maka apa boleh buat aku harus mengungkapkannya.

Aku mengajak Liana ke sebuah Taman,mungkin itu tempat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan ini.

Sesampainya ditempat itu...

Liana POV

"Lho ini kan taman yang waktu itu Ridho jadiin aku bahan percobaan buat nembak?" Batinku.

"Lo suka tempat ini kan?" Ucap Ridho sambil tersenyum kearahku.

"Iya suka," Ucapku.

"Kenapa harus tempat ini sih? Walau pun tempat ini bagus, tetapi kenangan dalam tempat ini begitu pahit," Batinku sesak.

Ridho pun mengajakku berjalan disekitar taman...

Secret Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang