Bimbang

310 16 8
                                    

Liana POV

Pukul 20.00 seperti biasa aku pun sedang belajar, Tiba-tiba...

(Ting tong) bel rumah berbunyi. Aku pun membukakan pintu.

"Halo sayang," Ucap Mamah.

"Mamah?" Ucapku senang sambil memeluk mamah.

"Mamah udah pulang?" Ucapku lagi.

"Iya udah, mama juga pulang bareng Kak Sandi sama papah juga," Ucap Mamah.

"Serius mah? Mana mereka?" Ucapku.
"Tuh, lagi bawain barang dari mobil, kamu bantu gih sanah," Ucap Mamah.
"Oke," Ucapku.

Aku pun segera membantu Kak Sandi dan Papah.

"Kak, Pah, sinih Lia bantu ya," Ucapku.

"Ga usah dan ga perlu," Ucap Kak Sandi.

"Ih kok gitu?" Ucapku.

"Kamu ngga bakal kuat lah," Ucap Kak Sandi.

"Ih kata siapa? Lia kan cewek strong," Ucapku sok.

"Idih sok banget luh," Ucap Kak Sandi.
"Lia mending kamu masuk aja sanah, belajar, papah sama Kak sandi bisa kok beresin semua ini," Ucap Papah.

"Oke pah," Ucapku.

Aku pun kembali ke dalam kamarku untuk belajar. Tiba-tiba tanpa sengaja aku mengingat saat dimana Kak Arsy menggendongku, dia juga membelaku disaat semuanya mengolok-olokku. Tanpa sadar aku pun melamun, sambil tersenyum mengingat kenangan manis itu.

Tiba-tiba...

"Hayo... Lo ngapain senyum-senyum sendiri? Waras ngga sih lo?" Ucap Kak Sandi dari belakang.

Sontak aku pun terkejut...

"Gue waras lah yah," Ucapku.

"Lah terus ngapain senyum-senyum ngga jelas tadi?" Ucap Kak Sandi.

"Tadi Lia lagi ngapalin Bab 1, tiba-tiba Lia keinget gurunya, nah gurunya itu sering di kerjain sama anak-anak  kelasku, jadinya aku senyum-senyum sendiri deh keinget itu," Ucapku dengan berbohong.

"Oh gitu, emang guru apa yang sering di kerjain?" Ucap Kak Sandi kepo.

"Guru Matematika," Ucapku.

"Oh gitu," Ucap Kak Sandi.

Aku pun lanjut membaca buku.

"Udahlah tidur aja sanah kamu, belajar mulu," Ucap Kak Sandi.

"Ya udah deh Lia tidur," Ucapku.

"Nah..." Ucap Kak Sandi.

"Lia mau beresin buku dulu, habis itu Lia tidur, mending Kakak pergi aja," Ucapku sambil membereskan buku.

"Hmm iya bawel," Ucap Kak Sandi yang kemudian pergi.

Keesokan Harinya...

"Mah Lia berangkat dulu ya bye," Ucapku.

"Berangkatnya sama siapa?" Ucap Mamah.

"Naik angkot," Ucapku.

"Kok naik angkot sih? Dianter kak sandi aja sanah," Ucap Mamah.

"Lah tapi Lia pengen naik angkot," Ucapku.

"Udah dianter Kak Sandi aja," Ucap Mamah.

"Ya udah deh," Ucapku pasrah.

"Yah... Ngga bisa ketemu Kak Arsy dong," Batinku.

"Sandi!! Nih anterin adikmu sekolah!!!" Teriak Mamah memanggil Kak Sandi.

Secret Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang