Takdir

228 10 18
                                    

Liana POV

Keesokan Harinya aku pun mulai bekerja, aku pun berangkat lebih awal mengingat Bos Arsy hari ini tidak masuk karena ada urusan.

"Selamat pagi semua nya, hari ini Bos kalian tidak masuk jadi saya disini selaku asisten dari Bos Arsy akan menggantikan tugasnya untuk sementara," Ucapku kepada seluruh karyawan.

Semuanya pun mengangguk...

"Baiklah ada yang ingin dipertanyakan?" Ucapku.

Semuanya menggeleng...

"Baiklah kalau tidak ada saya pergi dulu," Ucapku.

Aku pun langsung keruangan Bos Arsy dan mengisi semua file yang ada di meja Bos Arsy. Kemudian setelah selesai, aku menyuruh salah satu karyawan untuk mengantarkan file itu kepada Tata.

"Dinda tolong antarkan ini kepada Tata," Ucapku.

"Em maaf tapi Tata tidak masuk hari ini," Ucap Dinda.

"Kenapa?" Ucapku.

"Saya tidak tau," Ucap Dinda.

"Ouh ya udah, kamu aja nih simpan file ini ya," Ucapku.

Dinda pun mengangguk...

Arsy POV

Hari ini aku dan Tata pergi untuk membeli keperluan pertunangan kami besok lusa. Tata bersikap dingin kepadaku, aku bingung mengapa dia bersikap seperti itu biasanya dia selalu mengoceh jika bersamaku.

"Ta?" Ucapku.

"Hm?" Gumam Tata.

"Kenapa kamu diem gitu?" Ucapku.

"Ngga papa," Ucap Tata.

"Ta, jawab jujur kamu kenapa?" Ucapku.

"Seharusnya aku yang tanya ke kamu, kamu kenapa Sy?" Ucap Tata dengan nada bicara sedikit meninggi.

"Maksudnya?" Ucapku.

"Kenapa kamu ngelamar aku? Bukanya Liana..." Ucap Tata

"Jangan sebut nama itu!" Ucapku memotong pembicaraan Tata.

Tata pun terkejut...

"Kenapa?" Ucap Tata.

Aku pun menghentikan laju kendaraanku.

"Dia sudah menjadi milik orang lain," Ucapku.

"Maksudnya?" Ucap Tata heran.

"Jadi gini Ta, Liana hilang ingatan, lima taun yang lalu dia kecelakaan," Ucapku.

"Pantesan dia lupa sama aku," Ucap Tata.

"Bukan cuma kamu yang dia lupa, dia lupa aku, dia lupa kenangan bersama ku, dia lupa akan komitmen yang kami buat bersama, dan dia sekarang memilih orang lain untuk menjadi kekasihnya," Ucapku.

"Siapa kekasih Liana?" Ucap Tata.

"Ridho," Ucapku.

"Oh jadi karena kamu tidak bisa bersama Liana kau melamarku begitu Sy? Kamu jadiin aku pelampiasan atau apa?" Ucap Tata.

"Jaga omongan kamu yah Ta, aku ngelamar kamu juga karena dipaksa oleh orang tua ku, mereka ingin menjodohkanmu denganku," Ucapku.

"Kenapa kau menerima perjodohan ini?" Ucap Tata.

"Ya mungkin karena ini yang terbaik," Ucapku.

Tata pun terdiam...

Setelah itu aku pun melanjutkan mengendarai kendaraanku dan mencari barang-barang persiapan pertunanganku.

Secret Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang